BerandaAdventurial
Sabtu, 29 Jan 2021 11:21

Protes Eiger dan Parodi Arei, Seperti Ini Persaingan Jenama Peralatan Outdoor Indonesia?

Ilustrasi - Peralatan outdoor sebagaimana yang diproduksi Eiger diburu anak muda Indonesia. (Inibaru.id/Triawanda Tirta Aditya)

Eiger akhirnya mengeluarkan permintaan maaf usai surat keberatan terhadap Youtuber Dian Widiyanarko dikecam warganet. Hal ini justru membuat banyak orang penasaran seperti apa sih persaingan jenama peralatan outdoor di Indonesia.

Inibaru.id – Salah satu penyedia peralatan outdoor Indonesia, Eiger, akhirnya meminta maaf kepada Youtuber Dian Widiyanarko. Sebelumnya, lewat akun Twitternya @duniadian, Dian memprotes surat keberatan Eiger terhadap video review produk Eiger yang ada di kanal Youtube-nya.

Banyak warganet yang menganggap Eiger melakukan blunder dengan mengeluarkan surat keberatan ini. Padahal, apa yang dilakukan Dian justru bisa jadi ajang promosi produk-produk peralatan outdoor mereka yang memang sudah cukup dikenal.

CEO Eiger Ronny Lukito yang mendatangani surat permintaan maaf tersebut juga telah menyadari apa yang mereka lakukan sebelumnya salah.

Semenjak Film 5 Cm meledak di Indonesia pada 2012, anak muda Tanah Air memang diyakini semakin gemar berpetualang di alam liar. Mendaki gunung, trekking, atau sekedar berkemah seakan-akan telah menjadi gaya hidup. Nah, hal ini ternyata turut berpengaruh pada meningkatnya penjualan produk-produk peralatan outdoor.

Peralatan outdoor diburu anak muda Indonesia yang suka berpetualang. (yukepo)

Salah satu yang ketiban untung akibat meningkatnya tren berpetualang ini adalah Eiger. Produk peralatan outdoor-nya semakin diburu. Bersama dengan jenama lokal lainnya, Consina, kini Eiger juga telah merambah pasar internasional.

FYI, Eiger diproduksi oleh PT Eigerindo Multi Produk Industri yang berdiri sejak 1993 di Bandung. Jenama ini dikenal menjual produk peralatan outdoor seperti tas, sepatu atau sandal gunung, tenda, kantung tidur, dan lain-lain. Kualitas produknya dikenal sangat baik, sehingga harga yang ditawarkan juga cukup tinggi.

Sementara itu, Consina didirikan pada 1994 oleh Disyon Toba di Jakarta. Awalnya, produk Consina hanyalah tas Carrier. Namun, melihat permintan peralatan outdoor semakin tinggi, Consina juga memproduksi peralatan lainnya.

Kalau soal harga, Consina memang cenderung lebih terjangkau dari Eiger. Sebagai contoh, Peralatan mendaki lengkap dari tas ransel carrier, sepatu mendaki, baju, serta celana Consina bisa menghabiskan uang Rp 1,6 juta, sementara untuk produk-produk yang sama dari Eiger, bisa mencapai Rp 2,1 juta. Untuk tenda, Consina membanderolnya Rp 1,2 juta, sementara Eiger memasang harga Rp 1,8 juta.

Numpang Promosi

Selebritas seperti Fiersa Besari ikut mempopulerkan gaya hidup berpetualang di alam liar. (IG/Fiersabesari)

Promosi kadang memanfaatkan momentum. Ketika Eiger dirujak warganet, jenama pesaingnya pun numpang promosi, nggak terkecuali Arei. Jenama asli Bandung ini sering dikira hanya bernama Rei karena huruf A-nya disimbolkan dengan gunung.

Numpang promosi ini kerap dianggap nggak sopan karena, laiknya anak-anak Twitter yang suka pansos, tampak nggak berempati. Namun, dengan konten yang menarik, cara itu tetaplah berterima dan dianggap nggak masalah, seperti yang dilakukan Arei.

Dibanding Eiger, harga Arei memang cenderung lebih terjangkau. Namun, tetap saja mereka adalah kompetitor. Terlebih, sasaran pasar mereka juga sama, yakni anak muda.

Arei mungkin lebih unggul karena variasi produknya cukup banyak. Dengan harga yang lebih terjangkau, tentu saja ini cukup menjadi pesaing bagi Eiger dan Consina.

Namun, membeli produk adalah soal selera. Setiap orang memang memiliki pilihan yang berbeda-beda untuk membeli peralatan Outdoor. Ada yang lebih nyaman dengan Eiger, ada yang lebih suka Consina, atau lebih memilih Arei.

Kalau kamu suka jenama mana, Millens? (Ipr/IB09/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT