BerandaAdventurial
Rabu, 26 Des 2017 16:20

Petirtaan Jalatunda, Ketika Air Tak Berhenti Mengalir

Mata air Jalatunda (Joko Sambang via GNFI)

Dibangun sejak Airlangga belum jadi raja, dijadikan tempat mandi keluarga Raja Majapahit hingga kini airnya masih tetap mengalir. Kandungan mineral airnya disetarakan sengan air zam-zam.

Inibaru.id – Piknik sembari belajar dan mengenang masa lalu serta menyerap inspirasi dari objek wisata sesekali perlu juga kamu lakukan. Jadi, saat pulang piknik, selain jiwamu fresh, kamu dapat bonus pengetahuan.

Nah, cobalah pergi ke Petirtaan Jalatunda di Mojokerto, Jawa Timur. Tempatnya agak tersembunyi di lereng Bukit Bekal, salah satu puncak gunung Penanggungan. Petirtaan Jalatunda dikenal akan kejernihan air dan kandungan mineralnya yang tinggi.

Laman eastjava.com menulis, selain tidak pernah surut, air dalam kolam Jalatunda dinyatakan sebagai air terbaik di dunia setelah air zam-zam. Lokasinya yang berada di kaki pegunungan vulkanik jadi alasan kuat mengapa disejajarkan air zam-zam.

Secara historis, situs tersebut merupakan kolam eksotis tempat pemandian keluarga raja Majapahit yang telah ada beberapa abad sebelumnya, tepatnya sebagai hadiah kelahiran Airlangga yang nantinya mendirikan Kerajaan Kahuripan. Tua dan menyimpan banyak kisah sejarah, kan?

Sobat Millens, pada 997 M, Raja Udayana yang berkuasa di Bali membangun kompleks candi sebagai persembahan bagi kelahiran putranya Airlangga pada 991 M. Selain candi, sang raja juga membuat kolam mandi yang berisi mata air yang hingga kini tidak pernah surut.

Baca juga:
Pulau Maratua, Surga Para Penyelam
Kampung Kumuh Itu Kini Bernama Cibunut Berwarna

Oya, Petirtaan Jalatunda yang dilindungi sebagai warisan sejarah budaya tidak diperkenankan untuk aktivitas industri. Aktivitas yang diperbolehkan hanya mandi atau memandikan benda pusaka serta pengairan pertanian yang dialirkan lewat jalur bawah tanah. Bahkan pengunjung yang berniat mandi dilarang menggunakan shampo, sabun, pasta gigi, dan lain-lain.

Dikutip dari GNFI, saat memasuki kawasan Jalatunda, pengunjung akan disambut hutan rindang yang mirip Jurassic Park. Jangan khawatir lelah atau mengalami dehidrasi karena di sepanjang jalan menuju area candi terdapat banyak gazebo untuk beristirahat dan warung-warung yang menjual makanan ringan. Nggak hanya itu, pengelola kawasan Candi Petirtaan Jalatunda juga memiliki Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (sebuah lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang pendidikan dan lingkungan hidup), menyediakan penginapan, paket outbond dan seminar yang berbasis lingkungan.

Yap seperti dilansir Liputan6.com, situs Jalatunda juga dianggap sebagai bukti kecanggihan teknologi tata kelola air yang sangat maju pada zamannya. Air yang berada di petirtaan ini berasal dari Gunung Penanggungan, sebuah gunung suci bagi umat Hindu aliran Syiwa dan terus mengalir melalui jaringan bawah tanah ke sawah penduduk, lalu terus menuju ke permukiman untuk kebutuhan sehari-hari. Karena itulah keistimewaan Jalatunda tidak hanya bermakna religius dan ritual tetapi juga sosial.

Baca juga:
Di Tengah Bentangan Pasir Tana Toraja
Lihatlah Patung Raksasa dari Perunggu dan Kenanglah Sosoknya

Bagaimana ke sana?

Jadikan Kota Surabaya sebagai titik berangkat terdekat.  Ada dua cara dari Surabaya menuju lokasi: lewat Pandaan dan lewat Japanan. Jika melalui Pandaan, angkutan umum hanya bisa sampai Trawas lalu dari sana dilanjutkan dengan ojek. Rute Surabaya-Pandaan ini dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 1,5 jam. Sementara via Japanan dapat ditempuh hanya dalam waktu kurang lebih 1 jam.

Ayo, tunggu apa lagi. Ambil tas, bawa yang diperlukan, dan capcus ke lokasi. (EBC/SA)

 

- Diolah dari berbagai sumber

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: