BerandaAdventurial
Sabtu, 17 Mar 2023 16:10

Menikmati Pantulan Lekuk Punggung Muria di Embung Mini Jrahi Pati

Menikmati Pantulan Lekuk Punggung Muria di Embung Mini Jrahi Pati

Indahnya pesona obyek wisata Embung Mini Jrahi berlatang belakang Pegunungan Muria. (Inibaru.id/ Rizki Arganingsih)

Lekuk punggung Muria yang tampak gagah terbentang sejauh mata saya memandang kian terasa dramatis saat terpantul di permukaan Embung Mini Jrahi yang tenang di Kabupaten Pati.

Inibaru.id - Entah berapa lama saya termangu di tepian Embung Mini Jrahi, beberapa waktu lalu. Saat saya sadar, jarum pendek di jam tangan sudah bergeser cukup jauh. Gemericik air, suasana teduh, dan angin yang sejuk seperti terus-menerus merayu saya untuk bertahan; "Sebentar lagi!" bisik mereka.

Saya memang gampang terlena pada tempat wisata alam seperti ini. Mata saya nggak bisa berhenti membeliak pada ikan-ikan lucu yang terus bergerak di embung yang terletak di ketinggian 470 mdpl ini; memunculkan riak yang menghapus lengkung punggung Muria yang terpantul di permukaan.

Sampai sekarang, saya masih ingat perasaan tenang di Embung Jrahi. Untuk kamu yang sedang mencari ketenangan di Bumi Mina Tani, nggak ada salahnya datang ke "telaga" mini yang berada di Desa Jrahi, Kecamatan Gunungwungkal ini.

Dari alun-alun kabupaten, jaraknya sekitar 1-2 jam perjalanan berkendara ke arah utara. Ehm, lumayan jauh, ya? Separuh perjalanan menuju Desa Jrahi juga nggak mudah karena banyak tanjakan. Namun, yakinlah, semua itu setimpal dengan keindahan alam di embung pemerangkap hujan ini.

Tanpa Tiket Masuk

Embung Mini Jrahi menawarkan spot foto yang instagenik. (Inibaru.id/ Rizki Arganingsih)

Sebagai informasi, Jrahi adalah salah satu desa penghasil durian di Kabupaten Pati. Nah, sebelum menjadi tempat wisata, Embung Jrahi yang kini dikelola Kelompok Tani Desa Jrahi itu hanyalah penadah air hujan untuk pengairan kebun durian di desa tersebut.

Namun, berkat kreativitas masyarakat setempat dalam menggali potensi wisata di desa itu, embung pun sukses disulap menjadi daya tarik wisata di sana. Kendati kini mulai dikelola secara profesional, pihak pengelola mengatakan, mereka belum berniat mematok tiket masuk.

Beni Arif Munandar, warga Desa Jrahi sekaligus pemilik kafe J'Kopi yang berada di kompleks wisata Embung Jrahi mengatakan, pihak pengelola nggak memberlakukan tiket masuk, tapi menarik biaya parkir kendaraan yang cukup bersahabat.

“Nggak ada tiket masuk, Mbak; cuma bayar parkir Rp3.000 untuk kendaraan roda dua dan Rp5.000 untuk roda empat” terang Beni yang saya tanyai sesaat setelah ngopi di kafenya.

Memberi Makan Ikan

Para wisatawan Embung Mini Jrahi memberi makan ikan-ikan menggemaskan. (Inibaru.id/ Rizki Arganingsih)

Oya, kamu nggak perlu takut kelaparan saat berkunjung ke Embung Jrahi, sebab terdapat kafe outdoor serta kedai penyedia pelbagai penganan dan kopi khas Jrahi. Selain itu, fasilitas umum di sini juga lumayan lengkap dan bersih, mulai dari musala, tempat MCK, walking trek, hingga lahan parkir.

“Pengunjung, terutama anak-anak, juga bisa memberi makan ikan-ikan lucu di embung dengan beli pakan seharga Rp2.000 saja,” celetuk Beni, promosi. "Mau ngopi di alam terbuka tinggal order. Terus, bisa menyusuri walking trek mengelilingi embung juga."

Yap, saya sepakat. Seharian di sini juga bakal betah, deh! Ha-ha. Hal serupa juga dirasakan Nurma dan Nanang, sejoli yang tengah berswafoto saat saya sambangi di tepi embung. Nurma semringah saat saya menanyakan kesan mereka di embung yang buka pukul 06.00-21.00 WIB ini.

View-nya bagus banget, alam bebas gitu. Cocok buat foto-foto dan refreshing otak,” sambut Nurma sembari menunjuk hamparan pegunungan Muria yang tampak membiru dari kejauhan.

Memberi Jeda pada Rutinitas

Rasa lelah selama perjalanan menuju embung langsung terbayar dengan keindahan alam yang disajikan. (Inibaru.id/ Rizki Arganingsih)

Ada banyak alasan untuk berkunjung ke Embung Jrahi. Namun, menurut saya, kebanyakan orang melancong ke sini untuk memberi jeda pada rutinitas yang sehari-hari mereka jalani, seperti yang dilakukan Nurma. Selain penasaran, dia mengaku bersedia jauh-jauh ke Jrahi untuk healing.

"Pertama penasaran, kedua menjauh dari rutinitas. Meski menempuh perjalanan yang cukup jauh dengan menanjak, semua terbayar sih setelah sampai sini,” jelas Nurma, lalu tersenyum.

Nanang yang duduk di bangku kemudi nggak menyangkal perkataan Nurma. Menurutnya, butuh effort untuk bisa sampai ke Embung Mini Jrahi karena rumahnya yang cukup jauh dari desa berhawa dingin tersebut.

“Sedikit masukan saja, mungkin sebaiknya toko-toko di sekitar embung ditambah, misal yang jual makanan khas sini atau UMKM desa. Biar lebih dikenal masyarakat luas saja!” sarannya.

Oya, saran saya, jangan berkunjung ke Embung Mini Jrahi pas Minggu, ya! Bukan lantasan ramai sampai bikin kita berdesak-desakan, tapi karena membuat kita jadi mager banget untuk pulang, mengingat besoknya Senin! Ha-ha. (Rizki Arganingsih/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ihwal Mula Kampung Larangan di Sukoharjo, 'Zona Merah' yang Pantang Dimasuki Bumiputra

12 Apr 2025

Lagu "You'll be in My Heart" Viral; Mengapa Baru Sekarang?

12 Apr 2025

Demi Keamanan Data Pribadi, Menkomdigi Sarankan Pengguna Ponsel Beralih ke eSIM

12 Apr 2025

Bikin Resah Pengguna Jalan, Truk Sampah Rusak di Kota Semarang Bakal Diperbaiki

12 Apr 2025

Ketika Pekerjaan Nggak Sesuai Dream Job; Bukan Akhir Segalanya!

12 Apr 2025

Lindungi Masyarakat, KKI Cabut Hak Praktik Dokter Tersangka Pelecehan Seksual secara Permanen

12 Apr 2025

Mengenal Getuk Kethek, Apakah Terkait dengan Monyet?

13 Apr 2025

Di Balik Mitos Suami Nggak Boleh Membunuh Hewan saat Istri sedang Hamil

13 Apr 2025

Kisah Kampung Laut di Cilacap; Dulu Permukiman Prajurit Mataram

13 Apr 2025

Mengapa Manusia Takut Ular?

13 Apr 2025

Nilai Tukar Rupiah Lebih Tinggi, Kita Bisa Liburan Murah di Negara-Negara Ini

13 Apr 2025

Perlu Nggak sih Matikan AC Sebelum Matikan Mesin Mobil?

14 Apr 2025

Antrean Panjang Fenomena 'War' Emas; Fomo atau Memang Melek Investasi?

14 Apr 2025

Tentang Mbah Alian, Inspirasi Nama Kecamatan Ngaliyan di Kota Semarang

14 Apr 2025

Mengenal Oman, Negeri Kaya Tanpa Gedung Pencakar Angkasa

14 Apr 2025

Farikha Sukrotun, Wasit Internasional Bulu Tangkis yang Berawal dari Kasir Toko Bangunan Kudus

14 Apr 2025

Haruskah Tetap Bekerja saat Masalah Pribadi Mengganggu Mood?

14 Apr 2025

Grebeg Getuk 2025 Sukses Meriahkan Hari Jadi ke-1.119 Kota Magelang

14 Apr 2025

Tradisi Bawa Kopi dan Santan dalam Pendakian Gunung Sumbing, Untuk Apa?

15 Apr 2025

Keindahan yang Menakutkan, Salju Turun saat Sakura Mekar di Korea Selatan

15 Apr 2025