BerandaAdventurial
Senin, 1 Nov 2020 11:00

Menguak Misteri Sumpah Prabu Brawijaya di Puncak Lawu

Konon, Gunung Lawu menjadi tempat terakhir Prabu Brawijaya. (Kompas/Sukoco)

Berada di perbatasan Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, dan Magetan, Jawa Timur, Gunung Lawu menyimpan sejuta cerita. Gunung yang memisahkan dua provinsi ini penuh sejarah yang sangat erat kaitannya dengan kerajaan terbesar di Nusantara, Kerajaan Majapahit. Tempat ini dipercaya menjadi tempat terakhir Brawijaya, raja terakhir Majapahit.

Inibaru.id – Menurut cerita yang dipercaya masyarakat, Gunung Lawu merupakan tempat Prabu Brawijaya mengasingkan diri. Ditemani dua abdi dalemnya, Sabdo Palon dan Noyo Genggong, Raja Majapahit terakhir itu menjadikan Lawu sebagai area pertapaan di sisa hidupnya.

Dia memilih mengasingkan diri di sana karena menghindari kejaran Raden Patah. Menurut Babad Tanah Jawi, Raden Patah adalah putra Brawijaya dengan seorang selir Tionghoa. Sang Prabu bermaksud menghindari pertumpahan darah karena menolak mengikuti aliran kepercayaan putranya.

Sebenarnya, dia telah mendapat wangsit bahwa era kejayaan Majapahit dengan kepercayaan Hindu bakal pudar, berganti dengan kerajaan baru yaitu Demak, yang dipimpin putranya, Raden Patah.

Bukan cuma menghindari kejaran putranya, Brawijaya juga menyelamatkan diri dari pasukan Adipati Cepu yang memiliki dendam kesumat padanya. Keruntuhan Majapahit menjadikan Adipati Cepu makin berani menentang Brawijaya.

Dendam Brawijaya

Pendakian Gunung Lawu. (Kompas/Anggara Wikan Prasetya)

Sakit hati dan kecewa lantaran hidup dalam kejaran, Brawijaya mengucap sumpah. Dia melarang seluruh keturunan Adipati Cepu maupun orang dari Cepu naik ke Gunung Lawu.

Katanya, hingga sekarang, pendaki dari daerah tersebut nggak berani ke Gunung Lawu. Mereka yakin jika nekat melanggar akan celaka.

Keberadaan Prabu Brawijaya di Gunung Lawu ditandai dengan adanya batu nisan yang dipercaya sebagai petilasan. Penduduk sekitar menyebutnya sebagai Sunan Lawu. Tempat itu pun dikeramatkan hingga kini.

Juru kunci Gunung Malang yang merupakan anak Gunung Lawu, Budiyanto, mengatakan, Lawu menjadi salah satu pusat budaya dan tempat sakral di Pulau Jawa.

"Misalnya Candi Ceto, Candi Sukuh, juga petilasan Raden Brawijaya di puncak Lawu yakni cungkup (rumah kecil yang di tengah-tengahnya terdapat kuburan)," kata ahli spiritual Jawa ini.

Menurut Budiyanto, Lawu merupakan gunung purba. Gunung ini juga tercatat pernah meletus dahsyat. Buktinya, kamu bisa menemukan batu-batu berukuran besar bertebaran di sekitar kaki gunung.

"Contohnya batu yang ada di depan monumen Bu Tien di Desa Jaten. Ukurannya cukup besar dan dan sangat berat. Belum lagi yang berada di wilayah Matesih, Karangpandan, dan yang lainnya, " jelasnya

Gunung Lawu juga terkenal akan keragaman flora dan fauna yang sampai saat masih terjaga kelestariannya. Masyarakat di sana sangat takut merusak hutan sekitar Lawu. Mereka yakin bakal terkena tuah penjaga gunung.

"Jika kita menjaga alam, ia akan menjaga kita dengan baik," pungkasnya.

Terlepas benar nggaknya tuah ini, memang sudah seharusnya ya kita menjaga alam dengan baik. Setuju nggak nih, Millens? (Oke/IB21/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: