BerandaAdventurial
Kamis, 7 Sep 2022 09:11

Mandiri Energi, Warung Kopi Pucu'e Gunakan Pembangkit Listrik Sendiri

Warung kopi Pucu'e Kendal. (jadesta.kemenparekraf)

Warung Kopi Pucu'e Kendal memanfaatkan aliran sungai yang deras untuk pembangkit tenaga listrik guna menerangi kafe dan sekitarnya.

Inibaru.id – Warung kopi Pucu’e yang ada di Kabupaten Kendal punya konsep yang sangat nggak biasa. Nggak hanya menyajikan kopi nikmat dan pemandangan alam yang asri, warung kopi ini juga mandiri energi. Soalnya, mereka memiliki pembangkit listrik tenaga air (PLTA) sendiri.

Warung kopi Pucu’e Kendal bisa kamu temui di Dusun Gunungsari, Desa Ngesrepbalong, Kecamatan Limbangan, Kendal. Untuk mencapainya, kamu harus menempuh perjalanan sekitar 45 kilometer dari pusat kota Semarang. Jalan untuk menuju lokasi sudah cukup mulus meski sedikit menanjak dan berliku.

Begitu sampai di lokasi, kamu akan disambut dengan pemandangan alam khas pedesaan yang indah. Pohon-pohon masih terlihat hijau dan rimbun, cuitan burung masih ramai, serta terdengar suara gemericik air yang menenangkan pikiran.

Ada alasan mengapa warung kopi ini diberi nama Pucu’e. Kalau diartikan dari Bahasa Jawa, maksudnya adalah “di pucuk” atau “di ujung”. Hal ini disebabkan oleh lokasi warung kopi yang ada di perbatasan Kabupaten Kendal dan Kabupten Semarang.

Warung kopi ini muncul dari kreativitas Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Gunungsari Budoyo. Mereka pengin memaksimalkan tingginya kunjungan wisatawan yang datang ke Curug Lawe dan melewati jalan desanya. Dengan membuka warung kopi, para wisatawan ini bisa beristirahat sembari menikmati kopi yang diambil langsung dari para petani di Kendal.

“Semua kopi yang kami sajikan berasal dari petani lokal yang tergabung dalam kelompok petani Berkah Wana Lestari,” ucap Indro, salah seorang anggota Pokdarwis Gunungsari yang berperan sebagai kasir di warung kopi tersebut sebagaimana dilansir dari Solopos, Selasa (6/9/2022).

Menciptakan Pembangkit Listrik Sendiri

Pengunjung memadati warung kopi Pucu'e Kendal. (Kompas/Slamet Priyatin)

Keunikan lain yang bisa kamu temui dari warung kopi ini adalah adanya pembangkit listrik tenaga mikro hidro. Indro dan rekan-rekannya sadar potensi energi yang dihasilkan oleh aliran sungai kecil di desanya bisa dimaksimalkan sebagai sumber energi. Mereka juga terinspirasi dari sudah dipasangnya pembangkit serupa di kawasan perkemahan Medini dan Promasan yang ada di dekat warung kopi tersebut.

“Di sini ada aliran air dengan arus deras. Jadi, mengapa tidak diterapkan untuk penerangan kafe saja? Soalnya, ada beberapa anggota (Pokdarwis) yang merupakan teknisi. Setelah konsepnya jadi, kami buka kafe ini pada 2021,” lanjut laki-laki berusia 25 tahun tersebut.

Awalnya, pembangkit listrik di warung kopi Pucu’e hanya memakai mesin dinamo bekas. Tapi, kemudian mereka mendaptkan mesin mikro hidro baru dari PT Indonesia Power berdaya 1.000 Watt. Berkat mesin ini, mereka bisa menyalakan lampu di warung kopi dan jalanan di sekitarnya. Selain itu, energi listrik tersebut juga dipakai untuk proses pengolahan dan pembibitan kopi, Millens.

Pilihan Kopi Bervariasi

Ada beberapa varian kopi yang bisa kamu nikmati di sini. Dilansir dari Kompas (27/9/2021), kamu bisa mendapatkan kopi berjenis Robusta, Arabika, dan Liberika. Harga per cangkir kopi yang disajikan di Pucu’e juga terjangkau, mulai dari Rp 7 ribu sampai Rp 17 ribu.

Kombinasi antara pemandangan indah, lokasi yang nyaman, dan kopi yang nikmat pun membuat pengunjung puas.

“Ngopi di sini sangat nyaman. Nggak bising, hawanya juga dingin. Enak buat ngobrol santai,” ucap salah seorang pengunjung dari Kota Semarang, Airlangga.

Duh jadi makin pengin berkunjung ke warung kopi Pucu’e Kendal nggak, sih? Kalau mau ke sana, bisa dari pagi-pagi, kok, Millens. Soalnya, warungnya sudah buka dari pukul 09.00 WIB sampai 16.00 WIB. Dijamin asyik deh tempatnya. (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024