Inibaru.id – Siang itu pukul 12, saya berjalan dari Alun-Alun Kendal menuju ruang terbuka hijau yang terkenal dengan sebutan Hutan Klorofil untuk ngadem. Nama yang cukup unik bagi saya pribadi karena teringat dengan pelajaran Biologi. Klorofil merupakan suatu pigmen hijau ada pada daun dan berperan penting untuk fotosintesis.
Menyusuri jalan, ternyata letak Hutan Klorofil bersebelahan dengan SMP Negeri 1 Kendal dan berdekatan dengan Rusunawa Kebondalem. Di depan hutan kota, terdapat Kantor PDAM “Tirto Panguripan” Cabang Kendal Timur.
Pohon beringin dan tugu warna cokelat muda berhiaskan ukiran daun-daun menyambut saya. Pagar warna
hitam yang di atasnya terdapat palang bertulis “Welcome Hutan Klorofil Kendal:
Kebersihan Taman Cermin Budaya Kita”. Duh, duh, ada kata yang hilang sepertinya.
Melewati pagar, terdapat monumen kecil yang menjadi bukti telah diresmikannya Hutan Klorofil Kendal pada Kamis, 23 Februari 2017 oleh Bupati Kendal Mirna Annisa. Tadinya sih saya cuma berniat berteduh dari sengatan matahari siang, tapi sayang juga kalau nggak sekalian keliling.
Sepintas, nggak ada yang istimewa dengan hutan buatan ini. Tapi tunggu dulu! Saya menemukan aneka tanaman langka di sini. Ada kopi anjing, buah namnam, pohon kendal, dan lain-lain yang kesemuanya asing di telinga saya.
Di beberapa titik tertentu juga tersedia tempat
duduk memanjang dan melengkung dari semen untuk istirahat. Warna tempat duduk
ini pun beragam, dari orange, kuning, hijau, biru ada. Sepertinya bisa jadi sarana mengajari nama-nama warna pada balita.
Jalan setapak untuk berjalan dan berolahraga juga tersedia. Sayangnya, karena saya datang siang, ternyata lebih banyak orang pacaran daripada olahraga, ha-ha. Saya memergoki tiga pasangan muda-mudi tengah bercengkerama, satu pasangan di antaranya masih memakai seragam sekolah. Nggak pengin dianggap mengganggu, saya pun mlipir.
Nggak lebih dari 15 menit saya selesai berkeliling. Tempat ini jadi lebih mirip taman ketimbang hutan. Ha ha. Tapi itu nggak masalah. Kehadiran hutan mini ini bisa menjadi alternatif warga sekitar atau pelancong macam saya sekadar refreshing.
Sambil nongkrong, kamu bisa membeli aneka jajanan yang dijual di sekitar taman. Tapi jangan lupa jaga kebersihan ya. Seperti tagline yang saya baca di pintu masuk tadi, sudah seharusnya kebersihan menjadi cerminan budaya. Kamu sudah pernah ke sini belum, Millens? (Isma Swastiningrum/E05)