BerandaAdventurial
Kamis, 23 Okt 2024 17:00

Harus Coba, Jalur Pintas Demak-Kudus via Jembatan Apung Setro Waru!

Jembatan Setro Waru menjadi bagian penting dari jalur alternatif penghubung Demak-Kudus. (Inibaru.id/ Sekarwati)

Keberadaan Jembatan Apung Setro Waru yang terlihat ngeri untuk dilintasi ini cukup vital bagi masyarakat karena merupakan jalur pintas terdekat penghubung Demak-Kudus.

Inibaru.id - Kabupaten Demak dengan Kudus dipisahkan oleh satu aliran sungai yang pada awal Februari lalu sempat "mengamuk", yakni Sungai Wulan. Untuk melintasi sungai ini, orang-orang biasanya memanfaatkan Jembatan Tanggulangin yang menghubungkan jalur utama Demak-Kudus.

Namun, sejatinya ada satu jembatan lagi yang cukup vital keberadaannya bagi masyarakat setempat, yakni Jembatan Setro Waru. Berbeda dengan infrastruktur Tanggulangin yang terbuat dari baja, Setro Waru hampir seluruhnya berbahan kayu.

Seperti namanya, jembatan yang buka selama 24 jam itu menghubungkan Desa Setrokalangan di Kudus dan Desa Kedungwaru Lor di Demak. Pembuatan jembatan ini merupakan swadaya masyarakat, yang dibangun untuk mempersingkat perjalanan warga, khususnya para pekerja pabrik dan anak sekolah.

"Dulu, jembatan ini hanya bisa dilalui satu sepeda motor, tapi kini sudah bisa berpapasan (dua kendaraan) dari arah berlawanan," kata Muhdi, penjaga Jembatan Setro Waru yang saya temui beberapa waktu silam.

Unik, tapi Bikin Ngeri

Jembatan Setro Waru sudah bisa dilalui dua kendaraan dari arah berbeda mulai 2023. (Inibaru.id/ Sekarwati)

Perlu kamu tahu, Jembatan Setro Waru terbentang sepanjang lebar Sungai Wulan yang mencapai 70-an meter. Terbuat dari kayu dengan lebar nggak lebih dari 2,5 meter, jembatan ini nggak dibangun cukup tinggi di atas sungai, tapi terapung di permukaan air.

Yap, kamu nggak salah baca! Jembatan ini memang dibuat melandai dan terapung dengan landasan pelampung atau lebih dikenal sebagai jembatan ponton. Teknologi ini sudah ada sejak lama. Dalam Histories penulis Yunani Herodotus pernah mencatat beberapa jembatan ponton yang pernah dibuat para penguasa dunia, salah satunya adalah Xerxes Pontoon Bridge yang diciptakan pada 480 SM.

Jembatan ini dibuat atas perintah penguasa Persia Xerxes I untuk menginvasi Yunani. Menggunakan jembatan terapung, putra dari Darius ini mengirimkan pasukan besarnya dari Timur Tengah menyeberangi Hellespont (sekarang dikenal sebagai Selat Dardanella di Turki) menuju Eropa.

Nah, melintasi Jembatan Setro Waru ini, saya jadi merasakan gimana rasanya menjadi pasukan Xerxes sewaktu menyeberangi Hellespont, lo! Ha-ha. Awalnya, ada perasaan ngeri dan takut saat kali pertama memacu sepeda motor di atas jembatan, tapi setelahnya baik-baik saja, kok!

Cukup Kokoh untuk Dilalui

Untuk biaya operasional, pengendara yang melintas di Jembatan Setro Waru akan ditarik biaya Rp2.000 per kendaraan, tapi gratis untuk pelajar. (Inibaru.id/ Sekarwati)

Meski berangka kayu, menurut saya Jembatan Setro Waru cukup aman dan kokoh untuk dilalui. Saat Sungai Wulan meluap lalu mengakibatkan banjir besar di Kudus dan Demak pada Februari lalu, jembatan ini tetap bergeming; nggak hanyut dan hanya mengalami kerusakan kecil.

"Saat (sungai) banjir, jembatan ini akan mengikuti kenaikan debit air, jadi relatif aman. Waktu itu (banjir pada Februari), alhamdulillah baik-baik saja. Hanya rusak sedikit. Asalkan dari Desa Setrokalangan nggak banjir, kendaraan masih bisa lewat," terang Muhdi.

Perbaikan pada 2023, dia menambahkan, memang menjadikan Jembatan Setro Waru jauh lebih kokoh. Jembatan yang sebelumnya hanya bisa dilalui satu sepeda motor secara bergantian juga kini bisa dilintasi dua kendaraan sekaligus.

"Jembatan ini berdurasi lima tahun. Kami selalu rawat dan pantau kondisinya, terutama pas musim hujan tiba," tukasnya. "Untuk biaya operasional, kami menarik ongkos Rp2.000 per kendaraan, tapi gratis untuk anak sekolah. Sehari bisa 500-600 kendaraan (yang melintas)."

Oya, di Willemstad, Ibu Kota Curaçao, ada destinasi wisata ikonik berupa jembatan ponton bernama Koningin Emmabrug atau Jembatan Ratu Emma yang selalu ramai pengunjung. Kalau Jembatan Setro Waru bisa jadi destinasi wisata, menarik juga kali ya? Ha-ha. (Sekarwati/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Mencicipi Rasa Legendaris yang Disajikan di Warung Mi Lethek Mbah Jumal

20 Nov 2024

Nggak Ada Perayaan Tahun Baru di Shibuya, Tokyo, Jepang

20 Nov 2024

Petani Milenial, Berhasilkah Bikin Anak Muda Berkarier Jadi Petani?

20 Nov 2024

Mau Pertama atau Berkali-kali, Pengalaman Nonton Timnas Indonesia di GBK Membekas Abadi

20 Nov 2024

Pastikan Kehalalan, Juru Sembelih di Rembang Dilatih Sesuai Syariat Islam

20 Nov 2024

Bagaimana Orangtua Menyikapi Anak yang Membaca Manga dengan Unsur Kekerasan

20 Nov 2024

Lawang Keputren Bajang Ratu, 'Peninggalan Majapahit' yang Terlempar hingga Lereng Muria

20 Nov 2024

Mengenal 4 Budaya Kota Semarang yang Kini Berstatus Warisan Budaya Takbenda

21 Nov 2024

Memahami Perempuan Korea di Buku 'Bukannya Aku Nggak Mau Menikah' Karya Lee Joo Yoon

21 Nov 2024

AI Bikin Cerita Nyaris Sempurna, Tapi Nggak Mampu Bikin Pembaca Terhanyut

21 Nov 2024

Dilema Membawa Anak ke Tempat Kerja

21 Nov 2024

La Nina Masih Berlanjut, BMKG Minta Kita Makin Waspada Bencana Alam

21 Nov 2024

Kematian Bayi dan Balita: Indikator Kesehatan Masyarakat Perlu Perhatian Serius

21 Nov 2024

Ketua KPK Setyo Budiyanto: OTT Pintu untuk Ungkap Korupsi Besar

22 Nov 2024

Menelisik Rencana Prabowo Pengin Indonesia Hentikan Impor Beras Mulai 2025

22 Nov 2024

Meriung di Panggung Ki Djaswadi, sang Maestro Kentrung dari Pati

22 Nov 2024

Menemukan Keindahan dalam Ketidaksempurnaan, Itulah Prinsip Wabi-Sabi

22 Nov 2024

Mencegah Kecelakaan Maut di Turunan Silayur, Ngaliyan, Semarang Terulang

22 Nov 2024

Apa Alasan Orang Jepang Tidur di Lantai?

22 Nov 2024

Rute Baru Semarang-Pontianak Resmi Dibuka di Bandara Ahmad Yani Semarang

22 Nov 2024