BerandaAdventurial
Rabu, 16 Jan 2024 17:00

Desa Rodewald; Definisi Petani Jerman yang 'Pagi di Ladang, Malam ke Disko'

Para petani di Jerman yang tinggal di Desa Rodewald. (Wikipedia/Philgraham01)

Definisi capres Prabowo tentang petani desa di Jerman yang tiap sore di ladang lalu malamnya ke disko bisa kamu temukan di Desa Rodewald. Seperti apa gambaran desa ini?

Inibaru.id – Prabowo Subianto belum lama ini mengatakan bahwa ada petani desa di Jerman yang pagi hingga sore ke ladang, tapi malamnya bisa ke diskotik. Omongan ini sempat viral di medsos. Nyatanya, kata-kata capres nomor urut 2 ini memang benar, lo.

Di Jerman, ada desa bernama Rodewald yang memiliki banyak pub dan bar. Mereka menjadikan berdisko sebagai bagian dari budaya dan perayaan lokal. Bahkan, balai desa di tempat ini pada 1960 telah diubah menjadi diskotek bernama The Diskothek Blaue Maus atau Blue Mouse Disco.

Desa ini berada di distrik Nienburg, negara bagian Niedersachsen, Jerman Utara. Jaraknya sekitar 40 kilometer dari Hanover, ibu kota Niedersachsen. Sudah sejak lama Rodewald dikenal sebagai desa pertanian dengan sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani.

Keberadaan Rodewald sebagai desa pertanian telah dimulai sejak abad ke-13 ketika Bishop of Minden meminta Earl of Wolpe membangun permukiman di wilayah yang dulunya dikenal sebagai hutan Untere Bauernschaft. Setelah babat alas, orang-orang Rodwald pun dapat luas tanah garapan yang sama.

Desa dengan 'Keseimbangan Hidup'

Kendati sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup sebagai petani, Rodewald termasuk desa makmur dengan jumlah warga mencapai 2.571 orang. (Wikipedia/Philgraham01)

Berdasarkan sensus penduduk pada 31 Desember 2021, Desa Rodewald dihuni oleh 2.571 warga. Yang menarik, keseimbangan antara "work and play" agaknya benar-benar dijaga dengan baik di desa ini. Pasalnya, kendati "hanya" berstatus desa, mereka mengurus dunia hiburan sebaik bisnis pertanian.

Untuk pertanian, ada peguyuban yang dipimpin oleh Bauermeister. Berbagai aturan diterapkan untuk memastikan petani nggak menderita karena tengkulak memainkan harga. Peguyuban ini juga memastikan pemda menyediakan subsidi pupuk yang adil sesuai amanat Dewan Uni Eropa.

Sementara, untuk urusan bersenang-senang, Rodewald juga nggak kalah menyenangkan. Mereka punya klub sepak bola SSV Rodewald yang menjadi wadah bagi mereka yang pengin bermain handball, atletik, tenis meja, senam, hiking, hingga nordic walking.

Kondisi ini tentu terasa menarik, mengingat kondisi alam di desa ini benar-benar masih terjaga.

Balai Desa Jadi Diskotek

Para petani di Desa Rodewald saat berada di Blue Mouse Disco. (Diskothek-blauemaus.de/Steffen Gazioch Photography)

Oya, satu hal lagi yang menarik di Rodewald adalah keberadaan deretan bar dan pub yang buka tiap malam di sana. Beberapa nama tempat hiburan yang bisa kamu kunjungi di antaranya Haus of Hauptstrasse, Gasthaus Ernst Hoeper on Krummande, bar Pegasus, hingga The Diskothek Blaue Maus.

Nama terakhir merupakan diskotek terkenal di Rodewald. Sebagian besar petani di desa ini biasa menghabiskan malam di tempat hiburan yang juga dikenal sebagai Blue Mouse Disco ini.

Dikutip dari keterangan resmi di situs resmi mereka, diskothek-blauemaus.de, The Diskothek Blaue Maus mulai dibuka pada 1960-an. Semula, tempat tersebut merupakan balai desa yang biasa digunakan untuk perayaan keluarga hingga pemutaran film.

Pada 1930-an, balai desa kami sering dipakai untuk perayaan keluarga, pemutaran film, hingga teater. Pada 1960-an, sesuai kesepakatan, balai desa kami ubah menjadi tempat disko," tulis mereka. "Di tempat inilah, kami merayakan budaya berdisko kami selama lebih dari 50 tahun.

Diskotek adalah simbol perkotaan di Indonesia. Terlepas dari cocok atau tidaknya budaya "Pagi di Ladang, Malam ke Disko" untuk kita, keberadaan Desa Rodewald seharusnya jadi refleksi untuk kita, bisakah desa pertanian di negeri ini memiliki fasilitas-fasilitas tersebut? (Arie Widodo/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Longsor di Petungkriyono Pekalongan: Korban Meninggal 17 Orang

22 Jan 2025

Info Resmi dari Pemerintah tentang Libur Sekolah pada Bulan Ramadan 2025

22 Jan 2025

Hanya Buka Sekali dalam 35 hari, Begini Keunikan Pasar Kramat Jumat Pahing Muntilan

22 Jan 2025

Di Jepang, Ada Cafe Cuddle yang Perbolehkan Pengunjung Peluk Pelayannya

22 Jan 2025

Pj Gubernur Jateng: Pemicu Banjir dan Tanah Longsor karena Alih Fungsi Lahan

22 Jan 2025

Pisahkan Nomor Pribadi dan Kantor untuk Work-Life Balance yang Lebih Baik!

22 Jan 2025

Viral Jam Tidur Siang di Sekolah Surabaya, Sudah Diterapkan di Jepang dan Tiongkok

22 Jan 2025

Apakah Memenuhi Semua Keinginan Pasangan Bisa Menjamin Kesetiaan?

22 Jan 2025

Temanggung Resmikan 8 TPS3R untuk Kelola Sampah Berbasis Masyarakat

22 Jan 2025

Lestari Moerdijat: Indonesia di BRICS Harus Berdampak Positif untuk Semua Sektor

22 Jan 2025

Erick Thohir: Tarif Tiket Kendaraan Umum Nggak Naik saat Lebaran 2025

23 Jan 2025

Nasi Goreng Pak Basiyo, Hidden Gem Kuliner Sukoharjo

23 Jan 2025

Mau Tinggal di Desa Albinen, Swiss? Pemerintah Bakal Siapkan Uang Rp540 Juta Buatmu!

23 Jan 2025

Hari Ketiga Banjir Grobogan, KAI Masih Terapkan Rekayasa Operasi dan Pembatalan Perjalanan

23 Jan 2025

Pathol Sarang, Gulat Tradisional Khas Rembang yang Eksis Sejak Zaman Majapahit

23 Jan 2025

Menghadapi Atasan Otoriter: Antara Bertahan dan Menjaga Profesionalisme

23 Jan 2025

Perbaikan Sistem Penerimaan Murid Baru Wujudkan Pendidikan Inklusif

24 Jan 2025

Benarkah Kopi Arabika Akan Punah Pada 2050 karena Perubahan Iklim?

24 Jan 2025

'When Life Gives You Tangerines', Drama Korea Terbaru IU

24 Jan 2025

Hari-Hari di Dukuh Pangkalan; Belasan Tahun Dibekap Rob, Terus-menerus Tinggikan Rumah

24 Jan 2025