BerandaAdventurial
Rabu, 28 Jul 2020 09:54

Berkunjung ke Omah Pang, Tempat Belajar Budaya dan Kongko Bareng Warga Lokal

Penampakan omah Pang. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Nggak sekadar bangunan unik yang cocok untuk berfoto, Omah Pang ternyata tempat untuk belajar kebudayaan lokal. Di sana juga banyak warga lokal yang siap menyambutmu bak di kampung halaman.

Inibaru.id – Di luar memang cuaca sedang panas menyengat. Namun semakin mendekati lokasi Omah Pang yang terletak di Desa Nongkosawit, Gunungpati, Semarang, suasana mendadak adem. Barangkali karena cuaca yang mendukung itu, anak-anak di sana dapat berkegiatan di luar dengan nyaman. Sebagian anak-anak itu berlarian, ada pula yang bermain sepeda. Sungguh riang.

Saya memarkir kendaraan tepat di depan gapura mini yang terbuat dari susunan ranting pohon. Begitu masuk, bangunan rumah dari ranting pohon (pang) sudah menyambut saya. Ukurannya nggak terlalu besar, karena bukan rumah tinggal. Dindingnya rumpang karena terbuat dari susunan ranting kayu jati. Atapnya diselimuti tumbuhan menjalar di seluruh bagian.

Warsono, penggagas Oamh pang. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Di sudut lain, ada rumah pohon serta beberapa gubuk yang terbuat dari material yang sama. Berbagai bangunan ini berdiri di atas lahan dengan tanah merah yang dibiarkan begitu saja. Beberapa pohon yang berdiri kokoh dan rimbun cukup membuat suasana di Omah Pang teduh.

Warsono adalah orang yang ada di balik adanya Omah Pang. Dirinya yang menjadi ketua Kelompok Sadar Wisata Kandang Gunung mengaku bahwa omah pang menjadi prototipe rumah Jawa kuno primitif. Hmm… saya pun iya-iya saja.

Omah Pang dikenal sebagai salah satu upaya untuk memanfaatkan limbah berupa ranting pohon yang ada di sekitar Desa Nongkosawit. Namun, Warsono menyebutkan bahwa butuh sekitar 8 pohon jati besar untuk membangun Omah Pang dengan beberapa bangunan kecil lainnya. Yap, memang hanya bagian ranting yang dipakai.

“Kurang (tahu) pasti, tapi butuh sekitar 8 pohon jati,” ungkap Warsono.

Di sini kamu bisa belajar dan menyaksikan proses pembuatan wayang ringut. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Oh ya, ternyata Omah Pang punya makna sebagai tempat untuk melestarikan budaya dan kesenian. Dalam beberapa kesempatan, anak-anak akan bermain berbagai permainan tradisional di tempat tersebut.

“Omah Pang berarti Panggonan Anak-anak Ngleluri seni budoyo Guyub rukun,” ujar Warsono.

Yap, jika kamu berkunjung ke sana, kamu akan menemukan berbagai permainan tradisional. Nggak cuma itu, jika beruntung kamu bisa menyaksikan proses pembuatan wayang ringut. Di sana juga ada perpustakaan dengan koleksi buku berbahasa Jawa yang bisa kamu baca.

Lihat tumpukan ranting-ranting pohon itu! (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Di samping itu, keunikan Omah Pang cocok banget jadi spot foto lo, Millens. Dari berbagai sudut, bangunan Omah Pang bakal bikin fotomu tampak bertema rustic karena bangunannya didominasi kayu tanpa finishing.

Di beberapa kesempatan, warga akan dengan sengaja berkumpul dan bercengkrama di Omah Pang. Kamu juga bisa bergabung dengan mereka kok. Mereka juga nggak segan membagian beberapa makanan tradisinonal seperti talas rebus atau segelas kopi jika kamu berkenan.

Ya, perkumpul dengan warga lokal sambil menikmati hidangan tradisional bikin saya autokangen dengan kampung halaman. Selain keunikan Omah Pang, keramahan warga Nongkosawit jadi salah satu alasan untuk kembali lagi ke sana. (Zulfa Anisah/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: