BerandaAdventurial
Senin, 2 Nov 2025 18:08

Arca Gupolo dan Misteri Mahaguru di Balik Keheningan Prambanan

Situs Arca Gupolo, Yogyakarta. (Gema Sulawesi)

Di balik keramaian wisata Prambanan, ada sebuah bisikan sejarah yang jauh lebih hening. Tersembunyi di perbukitan Sambirejo, Sleman, teronggok sekelompok arca batu yang memahat identitas Jawa kuno.


Inibaru.id – Bagi mata yang terbiasa dengan kemegahan Candi Prambanan atau keramaian Tebing Breksi, Situs Arca Gupolo di perbukitan Sambirejo, Sleman, Yogyakarta, mungkin terasa seperti bisikan. Tapi, percayalah, di balik keheningan Gunungsari, tersembunyi sebuah warisan Hindu kuno yang energinya tak kalah kuat, sebuah jejak peradaban yang menghubungkan mitos lokal dengan ajaran Siwa.

Situs Arca Gupolo, yang berada tak jauh dari Candi Ijo dan Candi Barong, adalah monumen batu yang membeku di tengah rimbunnya hutan, tepat di ketinggian 195 meter di atas permukaan laut.

Ia bukan candi megah, melainkan sebuah kompleks arca yang ditetapkan sebagai Cagar Budaya, menjadi saksi bisu perkembangan agama Hindu di Dataran Tinggi Siwa pada masa Mataram Kuno.

Sosok Agastya Sang Mahaguru

70 tahun lalu bencana alam dahsyat melanda perkampungan Gupolo. (Detik)

Jantung situs ini adalah arca batu monolit berukuran raksasa yang oleh penduduk setempat dijuluki Gupolo. Secara harfiah, gupala sering diartikan sebagai arca raksasa penjaga pintu. Namun, dari studi ikonografi yang dilakukan Balai Pelestarian Cagar Budaya DIY, arca setinggi dua meter ini diidentifikasi sebagai perwujudan Resi Agastya.

Agastya adalah sosok suci yang dihormati dalam tradisi Hindu, dikenal sebagai simbol kebijaksanaan, kesucian, dan Mahaguru. Kehadirannya di kompleks candi melengkapi pantheon dewa-dewa Siwa, biasanya ditempatkan di sisi selatan.

Di Situs Gupolo, arca Agastya digambarkan berjanggut lebat, berperut buncit (tundila), mengenakan jatamakuta, dan memegang senjata Trisula yang menjadi lambang Dewa Siwa. Hingga kini, reliefnya masih terlihat jelas pada sandaran arca. Keberadaan arca ini bahkan dikaitkan dengan tokoh Rakai Walaing Pu Kumbhayoni yang disebut dalam Prasasti Pereng (863 M).

Nama "Gupolo" sendiri menjadi titik temu akulturasi. Selain merujuk pada Agastya, cerita tutur masyarakat setempat memiliki versi yang lebih dramatis: Gupolo adalah nama patih dari Raja Ratu Boko. Patih ini dipercaya sebagai sosok yang mencoba mengubur Bandung Bondowoso di Sumur Jalatunda setelah ia membunuh Raja Boko. Mitos lokal yang kuat ini menunjukkan betapa situs ini telah menyatu dengan legenda populer di sekitarnya.

Di situs ini, selain arca Agastya, ditemukan pula tujuh arca dewa Hindu lain dalam posisi duduk (kebanyakan sudah tidak berkepala), serta sebuah arca Ganesha berukuran besar. Keberadaan mata air jernih berupa sumur yang tak pernah kering di dekat situs semakin menambah aura mistis dan spiritualnya.

Situs Arca Gupolo bukan sekadar tumpukan batu kuno, tetapi perpaduan apik antara fakta sejarah (Agastya), keyakinan masyarakat (Gupolo), dan lanskap alam perbukitan. Ia mengajarkan satu hal: sejarah di Yogyakarta tidak selalu ditemukan dalam kemegahan, tetapi sering bersembunyi di balik keheningan, menanti siapa saja yang berani menapaki jejak sang Mahaguru yang terpendam.

Menarik ya situs arca yang satu ini? Kamu sudah pernah ke sini belum, Gez? (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: