BerandaAdventurial
Jumat, 19 Jan 2023 09:29

Aktivitas Meningkat, Objek Wisata Dieng Diklaim Tetap Aman Dikunjungi

Peningkatan aktivitas Dieng membuat masyarakat dan wisatawan diminta untuk waspada. (Jateng.medgo)

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Wonosobo Agus Wibowo menyebut Objek Wisata Dieng aman dikunjungi. Tapi, masyarakat dan wisatawan diminta untuk tetap waspada dan menjaga jarak dari Kawah Sileri dan Kawah Timbang.

Inibaru.id – Masyarakat yang tinggal di sekitar objek wisata Dieng, tepatnya di Batur, Kabupaten Banjarnegara dan Dieng, Wonosobo, sempat khawatir dengan terjadinya sejumlah gempa di sana pada Selasa (16/1/2023). Untungnya, menurut Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Wonosobo, tempat wisata tersebut masih aman untuk dikunjungi.

Hal ini diungkap langsung oleh sang kepala dinas Agus Wibowo. Dia juga nggak asal cuap karena sudah melakukan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat dan Pusat Pemantauan Gunung Berapi Dieng.

“Kami mengimbau, masyarakat atau wisatawan nggak terpengaruh isu yang tidak benar. Dieng aman dikunjungi,” ucap Agus sebagaimana dilansir dari Wonosobozone, Rabu (18/1/2023).

Meski begitu, dia nggak menampik jika Dataran Tinggi Dieng masuk dalam area mitigasi bencana. Oleh karena itulah, masyarakat diminta untuk tenang namun tetap waspada. Apalagi, per Jumat (13/1), status Gunung Dieng sudah ditingkatkan dari Level I atau Normal menjadi Level II atau Waspada.

Di situs magma.esdm.go.id, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada Sabtu (14/1) mengimbau masyarakat dan wisatawan untuk nggak beraktivitas di radius 1 kilometer dari bibir Kawah Sileri. Hal ini disebabkan oleh adanya potensi bahaya berupa erupsi freatik yang menyebabkan semburan lumpur atau lontaran material.

Nggak hanya itu, masyarakat juga diminta untuk mewaspadai peningkatan konsentrasi gas CO2 di Kawah Timbang yang sudah terjadi sejak tahun baru. Jarak aman yang direkomendasikan dari kawah ini adalah 500 meter.

Terjadi peningkatan konsentrasi gas CO2 di Kawah Timbang dengan rata-rata 0,09 persen – 0,11 persen pada kurun waktu 1 Januari 2023 – 13 Januari 2023,” tulis rilisan tersebut.

Letusan Terakhir Terjadi pada 2021

Aktivitas Gunung Dieng meningkat. (Jpnn/Antara/HO-Pos PGA Dieng)

Keberadaan kompleks Candi Dieng yang diperkirakan sudah eksis sejak abad ke-7 membuat banyak peneliti yakin jika kawasan tersebut sudah dihuni sejak ratusan tahun yang lalu. Fakta ini cukup menarik karena Dieng memiliki sejumlah kawah yang berpotensi menyebabkan bencana.

Untungnya, erupsi yang terjadi di Gunung Dieng biasanya tidak berskala besar dengan tipe freatik alias hanya menyemburkan lumpur atau lontaran material dalam jarak yang tidak begitu jauh.

Menurut catatan Tribun Jateng (1/11/2022), dalam 200 tahun terakhir, setidaknya ada 10 kali erupsi freatik yang di kawah-kawah yang ada di Dataran Tinggi Dieng. Kali terakhir erupsi freatik terjadi adalah pada 19 April 2021 pukul 18.25 WIB.

Kala itu, lontaran material berupa bebatuan dan lumpur mencapai 400 meter ke arah selatan, 300 meter ke arah timur, dan 200 meter ke arah barat. Erupsi tersebut terjadi saat Kawah Sileri masih dalam status Level I atau Normal.

“Erupsinya berlangsung singkat, nggak diikuti kenaikan kegempaan atau perubahan visual lain yang mengarah ke rangkaian erupsi yang lebih besar,” Ucap Kepala Pos Pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Gunung Api Dieng Surip sebagaimana dilansir dari Kompas (30/4/2021).

Meski objek wisata Dieng dinyatakan aman, adanya potensi bencana memang harus diwaspadai masyarakat dan wisatawan. Selalu pantau informasi dari pihak yang berwenang untuk mengetahui kondisi terkini dari kawasan tersebut, ya Millens. (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024