BerandaTradisinesia
Rabu, 24 Okt 2023 11:44

Tradisi Warga Lereng Gunung Slamet Tangkal Erupsi: Masak 'Jangan Gandul'

Tradisi Warga Lereng Gunung Slamet Tangkal Erupsi: Masak 'Jangan Gandul'

Status Gunung Slamet naik dari Normal jadi Waspada. (GNFI)

Nggak ingin Gunung Slamet meletus, warga Kalimanah Purbalingga menggelar tradisi masak 'Jangan Gandul' bersama. Mereka nggak pengin gunung ini sampai meletus hebat sebagaimana dalam ramalan Jayabaya.

Inibaru.id – Semenjak status Gunung Slamet dinaikkan levelnya dari Level 1 (Normal) ke Level 2 (Waspada) oleh Pusat Volkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PBMBG) Kementerian ESDM, warga di lereng gunung tersebut pun jadi cemas. Apalagi, selama ini ada mitos yang berkembang di masyarakat kalau sampai Gunung Slamet meletus, bisa membelah Pulau Jawa.

Ukuran Gunung Slamet memang cukup besar karena masuk dalam wilayah Brebes, Pemalang, dan Tegal yang ada di kawasan Pantai Utara (Pantura) Jawa. Di sisi lain, gunung ini juga masuk wilayah Banyumas dan Purbalingga yang lebih dekat dengan Pantai Selatan. Lokasinya yang ada di tengah-tengah Pulau Jawa membuat ramalan Jayabaya ratusan tahun yang lalu terkesan ada benarnya.

Padahal, juru kuci Gunung Slamet Warsito yang tinggal di Desa Simereng, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang pernah membantah mitos tersebut. Bantahan ini diungkap dalam jurnal penelitian yang dibuat seorang guru SMK Mulia Bakti Purwokerto bernama Nachdiewnda Oktavianna Ariza.

Dalam jurnal tersebut, Warsito menyebut sejumlah wilayah di dekat puncak Gunung Slamet berisiko terkena debu dan awan panas jika Gunung Slamet meletus, layaknya kebanyakan letusan gunung di Indonesia. Dia pun menyebut mitos letusan gunung ini bisa membelah Pulau Jawa sebagai hal yang dibesar-besarkan.

Hal serupa diungkap ahli vulkanologi dari Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Fadlin. Menurut hasil penelitian yang dilakukan tim dari Teknik Geologi Unsoed, erupsi Gunung Slamet bersifat “strombolian” atau percikan kembang api yang nggak begitu berbahaya. Dia juga menyebut percikan ini kemungkinan hanya membahayakan wilayah dalam radius kurang lebih 1 kilometer dari puncak dan jauh dari permukiman warga.

Upaya Menangkal Erupsi

Warga memasak dan makan bersama jangan gandul untuk menangkal erupsi Gunung Slamet. (Tribun Jateng)

Meski sudah ada banyak bantahan bahwa erupsi Gunung Slamet nggak begitu berbahaya, warga RT 5 RW 1 Desa Babakan, Kecamatan Kalimanah, Kabupaten Purbalingga, tetap berusaha untuk mencegah terjadinya letusan Gunung Slamet. Caranya adalah dengan melakukan tradisi memasak bersama “jangan gandul”. FYI aja nih, jangan gandul adalah istilah Bahasa Jawa bagi Sayur Pepaya, Millens.

“Ini sudah jadi tradisi turun temurun. Warga percaya dengan memasak bersama jangan gandul, Gunung Slamet nggak jadi meletus,” ungkap Ketua RT Muhammad Ainurasyid sebagaimana dilansir dari Serayunews, Senin (23/10/2023).

Mengapa memilih jangan gandul? Hal ini disebabkan oleh adanya makna lain dari kata “gandul” dalam Bahasa Jawa yang berarti “bergantung”. Makna ini dianggap sama dengan simbol doa.

“Dengan memasak gandul, kami menggantungkan keselamatan ke Yang Maha Kuasa agar Gunung Slamet nggak jadi meletus. Kami juga sengaja memasaknya dengan pawon dan kayu bakar,” lanjutnya.

Kali terakhir Gunung Slamet mengeluarkan lava pijar adalah pada Mei sampai Juni 2009 lalu, Millens. Layaknya yang diungkap para ahli dan juru kunci, skalanya nggak berbahaya. Sepuluh tahun sebelumnya, gunung ini juga mengalami letusan yang nggak membahayakan. Semoga saja peningkatan aktivitas Gunung Slamet tahun ini juga bisa segera mereda, ya! (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ihwal Mula Kampung Larangan di Sukoharjo, 'Zona Merah' yang Pantang Dimasuki Bumiputra

12 Apr 2025

Lagu "You'll be in My Heart" Viral; Mengapa Baru Sekarang?

12 Apr 2025

Demi Keamanan Data Pribadi, Menkomdigi Sarankan Pengguna Ponsel Beralih ke eSIM

12 Apr 2025

Bikin Resah Pengguna Jalan, Truk Sampah Rusak di Kota Semarang Bakal Diperbaiki

12 Apr 2025

Ketika Pekerjaan Nggak Sesuai Dream Job; Bukan Akhir Segalanya!

12 Apr 2025

Lindungi Masyarakat, KKI Cabut Hak Praktik Dokter Tersangka Pelecehan Seksual secara Permanen

12 Apr 2025

Mengenal Getuk Kethek, Apakah Terkait dengan Monyet?

13 Apr 2025

Di Balik Mitos Suami Nggak Boleh Membunuh Hewan saat Istri sedang Hamil

13 Apr 2025

Kisah Kampung Laut di Cilacap; Dulu Permukiman Prajurit Mataram

13 Apr 2025

Mengapa Manusia Takut Ular?

13 Apr 2025

Nilai Tukar Rupiah Lebih Tinggi, Kita Bisa Liburan Murah di Negara-Negara Ini

13 Apr 2025

Perlu Nggak sih Matikan AC Sebelum Matikan Mesin Mobil?

14 Apr 2025

Antrean Panjang Fenomena 'War' Emas; Fomo atau Memang Melek Investasi?

14 Apr 2025

Tentang Mbah Alian, Inspirasi Nama Kecamatan Ngaliyan di Kota Semarang

14 Apr 2025

Mengenal Oman, Negeri Kaya Tanpa Gedung Pencakar Angkasa

14 Apr 2025

Farikha Sukrotun, Wasit Internasional Bulu Tangkis yang Berawal dari Kasir Toko Bangunan Kudus

14 Apr 2025

Haruskah Tetap Bekerja saat Masalah Pribadi Mengganggu Mood?

14 Apr 2025

Grebeg Getuk 2025 Sukses Meriahkan Hari Jadi ke-1.119 Kota Magelang

14 Apr 2025

Tradisi Bawa Kopi dan Santan dalam Pendakian Gunung Sumbing, Untuk Apa?

15 Apr 2025

Keindahan yang Menakutkan, Salju Turun saat Sakura Mekar di Korea Selatan

15 Apr 2025