Inibaru.id – Kalau bicara tentang mud volcano alias gunung api lumpur, yang terpikir biasanya adalah fenomena Lumpur Lapindo di Sidoarjo atau Bledug Kuwu di Grobogan, Jawa Tengah. Tapi, sebenarnya ada satu lagi lokasi fenomena alam ini, yaitu di Oro Oro Kesongo, Blora.
Meski beda wilayah kabupaten, jarak Bledug Kuwu dan Oro Oro Kesongo sebenarnya nggak begitu jauh, yaitu sekitar 16 kilometer. Tapi, karakteristik keduanya sangatlah berbeda. Jika Bledug Kuwu cenderung melepaskan gas secara terus-menerus, kawah Kesongo yang ada di Desa Gabusan, Kecamatan Jati ini jarang mengalami erupsi berupa keluarnya lumpur cair.
Jarak antara satu erupsi dan erupsi lainnya dari kawah Kesongo bisa sampai berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Kali terakhir erupsi terjadi adalah pada 5 Februari 2023. Kala itu, lumpur menyembur setinggi 5 meter, lebih rendah ketimbang erupsi pada Oktober 2020 yang mencapai 20 meter.
“Erupsi ini musiman; setahun bisa dua atau tiga kali. Tiap erupsi 2-3 hari. Erupsi alami, karena ada gas di dalamnya,” ungkap salah seorang penggarap lahan yang ada di dekat Oro Oro Kesongo, dilansir dari Kompas (6/2/2023).
Masuk Zona Kendeng
Ahli geologi dari Institut Teknologi Adhitama Surabaya Handoko Teguh Wibowo mengatakan, fenomena mud volcano bukanlah hal aneh di Grobogan, Rembang, atau Blora. Seperti beberapa kabupaten di Jawa Timur yang masuk Zona Kendeng, ketiga wilayah ini kaya akan kandungan minyak serta gas.
“Adanya Mud Volcano memang menandakan kalau suatu wilayah kaya akan minyak dan gas. Oleh karena itulah di dekatnya ada Lapangan Gabus milik Pertamina,” ujar Handoko.
Kendati sama-sama menyemburkan lumpur cair, fenomena di Kawah Kesongo berbeda dengan Lumpur Lapindo di Sidoarjo. Di Kesongo, suhunya hanya berkisar 30-32 derajat Celsius, sedangkan di Sidoarjo, yang keluar adalah lumpur panas dengan suhu rata-rata mencapai 100 derajat Celsius.
Dari segi frekuensi dan volume, keduanya juga berbeda. Lumpur Lapindo terus menyembur selama bertahun-tahun, sedangkan lumpur di Kesongo hanya sesekali dalam beberapa bulan. Volume lumpur yang dikeluarkan juga jauh lebih besar di Sidoarjo.
Oya, saat lumpur di Kawah Kesongo menyembur, fenomena ini bakal dibarengi dengan keluarnya gas Hidrogen Sulfida (H₂S). Inilah yang berbahaya. Jika konsentrasinya cukup tinggi, gas tak berwarna itu bisa menimbulkan keracunan.
Jadi, kalau kamu pengin berkunjung ke Oro Oro Kesongo untuk melihat langsung fenomena semburan lumpur ini, harap berhati-hati ya, Millens! (Arie Widodo/E05)