BerandaTradisinesia
Minggu, 23 Apr 2022 17:10

Tradisi Memetik Bunga Wijayakusuma, Ritual Sakral Penobatan Raja Jawa

Memiliki julukan 'Queen of Night' karena hanya mekar pada malam hari. (Twitter/Notyourfatboy_)

Wijayakusuma adalah bunga yang menjadi salah satu syarat seorang raja naik tahta di Jawa. Jadi penasaran ya, apa alasan bunga wijayakusuma menjadi syarat penobatan raja tersebut.

Inibaru.id – Bunga wijayakusuma merupakan salah satu bunga ‘istimewa’ di Jawa. Bunga ini sebenarnya mudah tumbuh di mana saja. Namun tanaman ini tidak selalu berbunga. Konon, Wijayakusuma hanya mekar setahun sekali dan mekar hanya di larut malam. Setelah matahari terbit, bunganya layu dan menguncup kembali.

Di kalangan kerajaan, bunga wijayakusuma dikeramatkan. Saking sakralnya bunga ini, harus tersedia pada acara penobatan raja.

Kerajaan Mataram bahkan percaya kalau penobatan raja nggak sah jika sang raja baru tersebut nggak berhasil memetik bunga yang dianggap sebagai pusaka keraton tersebut. Sebaliknya, kalau berhasil, maka sang raja bakal dianggap bisa membawa kejayaan dan kemakmuran.

Bunga Wijayakusuma Merupakan Pusaka Kresna

Omong-omong, dalam dunia pewayangan, wijayakusuma berarti bunga kemenangan dan merupakan pusaka milik Kresna, Raja Dwarawati.

Sebelum mangkat ke Swargolaka di Nirwana, bunga ini dihanyutkan ke Laut Kidul oleh Kresna. Kabarnya, bunga ini berlabuh dan kemudian tumbuh menjadi pohon di atas pulau batu karang yang letaknya di ujung timur Pulau Nusakambangan. Kisah ini semakin memperkuat keistimewaan bunga wijayakusuma bagi masyarakat Jawa.

Memetik Bunga Wijayakusuma

Bila mekar aroma wangi semerbak. (Instagram/Lina Widjaja)

Meski bisa ditanam di berbagai tempat, bukan berarti sembarang bunga wijayakusuma bisa dipakai untuk acara adat kerajaan ya. Bunga yang digunakan sebagai perangkat upacara adat harus diambil dari Karang Bandung, sebuah pulau karang kecil di ujung timur Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Cara memetik bunganya juga nggak boleh sembarangan. Bukannya dengan menggunakan tangan, tapi dengan semedi. Selain itu, sebelumnya, para utusan raja akan melakukan upacara ‘melabuh’ atau sedekah laut di tengah laut dekat pulau Karang Bandung (Majethi).

Pada tahun 1939, proses memetik bunga wijayakusuma yang nggak biasa ini pernah ditulis Koran Belanda. Di koran tersebut, diceritakan kedatangan utusan Keraton Surakarta dari Sunan Pakubuwono XI di Cilacap, Pantai Selatan Jawa.

Bunga wijayakusuma dengan sendirinya jatuh ke wadah bokor saat para utusan melakukan semedi. Mereka pun dengan sigap segera menutupnya dengan kain kerajaan dan membawanya pulang ke Kartasura untuk disimpan di dalam kamar pusaka keraton.

Biasanya sih, nggak satu orang pun boleh melihat bunga di bawah kain penutup itu. Hanya raja yang boleh mengintip untuk memastikan bahwa bunga itu betul-betul bunga wijayakusuma. Maklum, di keraton, hanya sunan dan anggota ekspedisi yang tahu bentuk fisik dari bunga tersebut.

Di rumahmu, ada nggak nih bunga wijayakusuma, Millens? Pernah melihatnya saat mekar, belum? (Goo, Mer, Per/IB32/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: