BerandaTradisinesia
Selasa, 27 Mei 2019 09:27

Terang Redup Lampion Teng-Tengan Khas Ramadan

Slamet Riyadi mengaku sudah 7 tahun menjadi pengrajin Lampion Teng-Tengan. (Inibaru.id/ Audrian F)

Semarang mempunyai tradisi unik Ramadan bernama Lampion Teng-Tengan. Para pembuatnya pun hanya berada di satu tempat yaitu di Purwosari Perbalan, Semarang. Seperti apakah lampion tersebut?

Inibaru.id - Mainan unik ini bernama lampion teng-tengan. Hanya diproduksi di bulan Ramadan, lampion ini merupakan salah satu mainan khas Kota Semarang, Millens. Tempat produksinya pun cuma ada satu tempat di Semarang, yakni di Purwosari Perbalan, Gang H, Kecamatan Semarang Utara.

Slamet Riyadi, perajin lampion teng-tengan menerangkan arti nama tersebut. Disebut “teng-tengan” karena mulanya lampion tersebut merupakan piranti yang selalu ditenteng ketika akan berangkat salat tarawih ke masjid. Saat itu lebih dikenal dengan nama “Dian Kurung” atau lampu yang dikurung. Lampion ini pertama kali tercipta di tahun 1942.

“Kata sesepuh zaman dahulu, di daerah ini dulu belum ada penerangan. Kalau magrib  sudah gelap. Nah, kemudian dari keadaan yang seperti itu, orang-orang berinisiatif membuat lampion ini,” ujar Slamet, Rabu (23/5) pada Inibaru.id. Dia menjadi perajin lampion di kala Ramadan saja. Di luar sebagai pengrajin lampion dia berprofesi sebagai pembuat pakan ikan.

Slamet Riyadi sedang menyalakan lilin di dalam Lampion Teng-Tengan. (Inibaru.id/ Audrian F)

Lampion yang berbentuk prisma ini memiliki kerangka yang terbuat dari bambu. Di sekitar bambu kemudian dilapisi kertas minyak yang umumnya berwarna putih. Kemudian di tengah rangka bercokol lengkung kulit bambu yang berfungsi sebagai tempat  sumbu dan kertas-kertas yang sudah dibentuk menjadi bermacam gambar seperti kereta api, gajah, naga maupun petani. Di bagian sumbu itu nantinya akan dipasangi lilin yang berfungsi menghadirkan udara agar lengkung bambu tadi bisa berputar. Setelah bisa berputar maka akan tertampang siluet gambar-gambar hewan yang diterangi oleh cahaya lilin. Unik banget deh!

Eits, kamu nggak bisa menemukan lampion ini di tempat lain. Pasalnya, warga kampung Purwosari Perbalan menjual mainan ini secara berkeliling atau digelar pada acara besar seperti Dugderan atau Besaran di Demak.

Hasilnya pun bisa dibilang lumayan. Itulah sebabnya warga nggak pernah melewatkan momen Ramadan untuk memproduksinya. “Hasilnya lumayan. Bisa buat nambah-nambah ongkos lebaran. Lagipula momen seperti ini cuman terjadi setahun sekali saja,” ucap Wiwid, yang belum lama menjadi perajin lampion teng-tengan.

Pendapatan yang menjanjikan rupanya nggak lantas membuat orang tertarik menggeluti bisnis mainan ini. Saat ini hanya ada dua rumah produksi yang membuatnya. Kedua tempat tersebut dijalankan oleh Slamet Riyadi dan Junarso. Padahal dulu hampir semua warga meproduksinya. “Mulai tahun 1997 sudah menurun. Pokoknya setelah listrik mulai datang. Selain itu juga kalah dengan lampion-lampion yang berbahan baku plastik,” tambah Wiwid.

Rumah produksi Lampion Ten-Tengan di Purwosari Perbalan, Semarang. (Inibaru.id/ Audrian F)

Harga lampion teng-tengan ini dipatok sekitar Rp 15.000. Itu kalau kamu membelinya langsung di tempat produksinya. Namun kalau sudah diedarkan oleh pedagang sendiri, harganya bisa naik menjadi Rp 24.000. Tenang, bisa ditawar kok. Tapi jangan kebangetan ya nawarnya. Ingat pedagang kecil untungnya nggak seberapa.

Mumpung masih Ramadan, yuk beli teng-tengan. Kalau mau dijadikan hiasan malam takbir juga bisa. (Audrian F/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: