BerandaTradisinesia
Senin, 8 Nov 2020 13:00

Suwuk, Metode Pengobatan Tradisional dengan Semburan Air dan Doa

Air putih yang telah diisi doa menjadi "obat" Suwuk. (Inibaru.id/ Triawanda Tirta Aditya)

"... sambil komat-kamit mulut Mbah Dukun baca mantra, dengan segelas air putih lalu pasien disembur”. Begitu kira-kira penggambaran metode suwuk di beberapa daerah. Tapi, efektif nggak sih metode pengobatan tradisional ini?

Inibaru.id – Indonesia memang kaya akan tradisi unik. Salah satu tradisi yang cukup kental sehingga memengaruhi dunia pengobatan adalah metode suwuk. Ada yang bilang kepanjangan Suwuk adalah sumingkir wujud kangkolo (menyingkirnya penyakit dan hambatan hidup).

Bisa disimpulkan bahwa metode ini nggak hanya untuk menyembuhkan orang sakit tetapi juga memuluskan jalan hidup. Orang Jawa percaya bahwa hambatan hidup bisa disebabkan oleh hal gaib sehingga perlu diusir dengan cara ini.

Dalam praktiknya, mantra biasa disisipkan. Metode ini nggak bisa dilakukan orang sembarangan, Millens. Yang bisa melakukan suwuk adalah dukun.

Biasanya, dukun akan menggunakan air putih yang telah “diisi” rapalan atau doa. Terkadang, air tersebut juga ditambah ramuan dari tumbuh-tumbuhan. Semua penyakit dan "kesialan" diklaim bisa sembuh dengan metode ini.

Berbagai Proses Suwuk

Untuk masyarakat Jatiarjo, mereka akan mendatangi tempat suwuk apa pun gejala yang pertama muncul. Selanjutnya untuk mengetahui apa yang menimpa pasien, dukun bakal melakukan dua tahap proses.

Pertama, dukun akan mendiagnosis pasien terlebih dahulu. Kedua, mengobati dengan suwuk. Diagnosis penyakit ini dilakukan dalam beberapa teknik. Ada yang memijat ruas-ruas jari kaki dan tangan, meminta laporan medis pasien, menggunakan benda pusaka, atau melakukan komunikasi dengan penunggu desa tempat pasien berasal.

Ada dukun yang melakukan salah satu cara di atas atau kombinasi. Selanjutnya, pengobatan suwuk. Pengobatan ini bisa berupa teknik pijat dan memberi ramuan herbal. Selain dikonsumsi, ramuan herbal ini bisa dibubuhkan di bagian tubuh tertentu (bobok).

Terkadang, rajah melengkapi pengobatan suwuk. (pusatazimat)

Nggak asal oles atau pijat. Sembari memijat atau mengoleskan herbal, dukun akan meniupkan rapalan atau doa. Ada pula rapalan doa-doa yang diberikan pada pasien dalam bentuk tulisan arab yang ditulis dilembaran kertas atau rajah.

Beberapa dukun juga menyemburkan air putih yang telah dibacakan doa ke wajah atau tubuh pasien. Brr…

Pertanyaannya, apakah pasien bisa sembuh dengan metode ini? Sebagian orang mengaku sembuh, sementara yang lain akan menganggap ketidaksembuhannya sebagai tanda bahwa dia dan sang dukun nggak jodoh.

Orang dengan tingkat kepercayaan tinggi pada pengobatan tradisional akan kembali mencari metode yang sama di lain tempat. Dia akan berharap kali ini pilihannya tepat (jodoh).

Bisa jadi, mereka yang sembuh karena suwuk dipengaruhi unsur sugesti yang kuat terhadap unen-unen (komentar, saran) yang diberikan dukun. Salah satu prinsip yang dipegang adalah “kalau nggak percaya, nggak usah berobat karena bakal sia-sia.”

Hm, kamu pernah disembur Mbah Dukun sewaktu suwuk belum, Millens? He (Kump/IB21/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024