BerandaTradisinesia
Minggu, 16 Feb 2019 09:50

Meruwat Srandul, Merawat Kesenian Kendal

Jaranan Srandul Lanang. (Manunggalingbahurekso.blogspot)

Anak millenials bisa sangat terbuka dan menerima kebudayaan modern. Namun, itu nggak berarti kebudayaan warisan para orang tua seperti tari Srandul ini diabaikan.

Inibaru.id - Siapa yang mampu mempertahankan tradisi, nilai luhur, dan kekayaan lokal kalau bukan semua warga termasuk anak muda? Jika para penerus merasa itu semua nggak penting dan nggak jadi prioritas, maka yang terjadi adalah kepunahan. Nggak mau menjadi generasi yang melupakan warisan budaya, kan?

Saat ini, beberapa seni hiburan rakyat yang menjadi kekhasan sebuah daerah sudah banyak yang mati. Alasan kepunahannya bermacam-macam, mulai dari kekurangan dana, nggak ada lokasi untuk latihan dan pentas serta mandeknya regenerasi pemainnya.

Salah satu seni hiburan rakyat yang diambang kepunahan adalah Srandul dari Kendal. Srandul termasuk jenis drama tari yang menampilkan kisah tentang kehidupan sehari-hari seperti pertanian, kemakmuran, bencana dan lainnya. Dulu, kesenian ini eksis karena selalu diwariskan turun-temurun.

Pementasan Srandul di TMII Jakarta. (Majalahhandal.kendalkab)

Dilansir dari Wazana.wazana.blogspot, personel Srandul biasanya berjumlah 15 orang yang terdiri atas enam pemusik dan sembilan pemain. Karena menceritakan kehidupan keseharian, kostum yang dipakai adalah pakaian yang biasa dikenakan masyarakat pedesaan ditambah dengan tata rias yang realis.

Drama tari ini biasanya dipentaskan di sebuah arena dengan alat penerangan yang sampai sekarang tetap dipertahankan yaitu obor. Saat pentas, para pemain akan mengitari obor sambil melantukan syair-syair disertai gerakan tari yang khas.    

Nah, kabar gembiranya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kendal mulai melirik dan bertekad melestarikan kesenian Srandul. Terbukti, pada 14 April 2018 lalu kesenian ini dipentaskan di Anjungan Jawa Tengah, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta.

Dinukil dari video Medcom.id, pementasan Srandul yang dipadu dengan kesenian modern dengan judul “Misteri Kyai Kendil Wesi” kala itu merupakan bagian dari promosi Pemkab Kendal pada pameran UMKM. Drama yang selalu menampilkan dialog antara pemain dan pengrawit musik pengiring tersebut berhasil menyita perhatian jutaan pasang mata lo, Millens.

Menurut penjelasan sutradara “Misteri Kyai Kendil Wesi” Sony Wisnu Murty, Srandul merupakan kependekan dari kata sarananing njedul yang berarti sarana yang digunakan agar sesuatu yang dikehendaki muncul dan diketahui banyak orang.

Kuda kepang, salah satu bagian dari kesenian Srandul di Kendal. (Instagram/Ngestiwargobudoyo)

Dahulu, Srandul merupakan jenis pertunjukkan yang digelar dalam berbagai kesempatan upacara tradisi. Srandul biasanya mudah dijumpai di Kendal daerah atas di antaranya Kecamatan Limbangan dan Singorojo. Namun, kini pertunjukan itu sudah jarang banget dimainkan karena para pemainnya sudah bertambah tua dan kalah dengan kesenian modern. Sedih, ya?

Itulah sekilas tentang Srandul, sebuah karya seni sarat nilai budaya dari Kendal yang mulai langka. Ada dan tiadanya Srandul di masa kini bergantung pada kepedulian semua kalangan pada warisan tradisi ya, Millens. (IB20/E04)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: