BerandaTradisinesia
Minggu, 29 Apr 2023 08:18

Senthong, Ruangan Paling Sakral di Rumah Adat Jawa

Senthong tengah atau senthong area inti yang biasa digunakan untuk bersembahyang dan memuja dewa. (Nesabamedia)

Pada rumah adat Jawa yang masih asli, kamu akan menjumpai senthong. Itu adalah sebuah ruangan yang dianggap sakral dan berisi banyak benda yang tertata dengan rapi.

Inibaru.id - Bagi masyarakat Jawa kuno, rumah adat joglo bukan sekadar sebuah hunian saja. Rumah adat itu juga dimaknai sebagai mahakarya arsitektur yang sakral sehingga mengandung filosofi di setiap bagiannya.

Dari banyak bagian pada rumah adat Jawa, ada satu ruangan yang dianggap paling sakral. Ruangan itu bernama senthong, sebuah ruangan yang ukurannya relatif lebih sempit dibanding ruangan lain. Senthong inilah yang dianggap sebagai inti dari sebuah rumah.

Disadur dari Kumparan (05/10/21), senthong bukan hanya sebuah ruang sempit tanpa makna. Ruangan ini ditiupkan ruh misteri oleh masyarakat Jawa pada masa lalu, yang membuatnya menjadi ruangan sakral dan cenderung dikultuskan.

Ruangan ini memuat tiga nilai penting, yaitu kesuburan, kesejahteraan, dan keindahan. Itulah kenapa senthong juga mempunyai nama lain pasren atau yang berarti indah.

Dengan dihiasi lambang-lambang kesuburan seperti loro blonyo, di depan senthong duduk sebuah patung perempuan dan laki-laki yang didandani seperti pengantin. Hiasan ini bermakna kesuburan perempuan dan laki-laki dalam konteks pernikahan.

Bermacam Fungsi Senthong

Rumah adat Jawa yang di dalamnya biasa terdapat ruangan sakral bernama senthong. (Ruparupa)

Senthong dibagi menjadi tiga area; ada senthong tengah, kiri, dan kanan. Menurut Pucuk Mera (4/10/2020), senthong tengah biasa dipakai untuk tempat beribadah atau pemujaan kepada dewa-dewa.

Biasanya senthong tengah berisi ranjang sebagai tempat tidur. Di dalam senthong tengah juga terdapat meja sesaji dengan kaki pendek sebagai tempat meletakkan sesaji selama sembahyang atau upacara selametan.

Senthong tengah merupakan senthong yang memiliki nilai paling sakral dibanding area lain. Ditambah lagi, senthong tengah memiliki pelbagai nama, seperti kerobongan, pasren, dan pedaringan.

Selanjutnya ada senthong sebelah kiri. Senthong ini digunakan untuk menyimpan bahan makanan, seperti beras, gabah, dan hasil pertanian lainnya. Senthong area kiri memang biasa berdekatan dengan pawon atau dapur untuk memudahkan aktivitas pengolahan makanan.

Yang terakhir ada senthong area kanan. Senthong ini biasa digunakan untuk menyimpan benda-benda untuk keperluan resmi, seperti pakaian adat, pernak-pernik upacara adat, sampai benda-benda pusaka.

Sementara untuk masyarakat petani biasanya nggak memiliki benda-benda seperti itu. Oleh karena itu, senthong kanan digunakan mereka untuk tempat tidur orang tua.

Sudah nggak banyak rumah adat Jawa yang mempertahankan keberadaan senthong. Kebanyakan masyarakat abai dan nggak tertarik lagi menata senthong dengan perabot indah. Biasanya karena mereka mendapatkan rumah dari leluhur atau membeli rumah lama dan nggak tahu tradisi masyarakat Jawa yang satu ini.

Tapi jika pengin melihatnya, kamu bisa datang ke Kotagede, Yogyakarta. Masyarakat di sana masih memelihara senthong dan menggunakan sebagaimana mestinya, Millens. (Kharisma Ghana Tawakal/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024