BerandaTradisinesia
Kamis, 25 Sep 2019 14:52

Sungkeman, Prosesi Sakral pada Pernikahan Jawa yang Hampir Selalu Diiringi Isak Tangis

Sungkeman menjadi momen yang mengharukan bagi mempelai pengantin dan orang tuanya. (Budayajawa)

Prosesi upacara pernikahan adat Jawa ditutup dengan ritual sungkeman. Biasanya, momen sungkeman menjadi momen yang sakral dan penuh dengan haru biru. Tamu undangan yang menyaksikan pun sering terbawa suasana.

Inibaru.id - Pernikahan adat Jawa begitu menunjung tinggi hubungan orang tua dengan anak. Hubungan itu, salah satunya, terwujud dalam prosesi Sungkeman. Ritual wajib ini dilakukan istri-suami untuk meminta restu kedua orang tua mereka sebelum memulai kehidupan rumah tangga sendiri.

Pada prosesi sungkeman, orang tua duduk di kursi atau posisi yang lebih tinggi, sedangkan kedua mempelai pengantin berjongkok dengan bertumpu pada lutut di lantai. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada orang tua yang telah membesarkan mereka hingga hari pernikahan tiba.

Mempelai perempuan melakukan sungkeman. (Harrylotwedding.wordpress)

Setelah pengantin berada di depan kedua orang tuanya, mereka menundukkan kepala. Kemudian, orang tua mengulurkan tangan kanannya untuk dijabat dan dicium, sedangkan tangan kirinya mengelus kepala anaknya.

Sungkeman umumnya dilakukan terlebih dahulu kepada orang tua pengantin perempuan, baru setelah itu kepada orang tua pengantin laki-laki.

Momen Mengharukan

Pada pernikahan, sungkeman kerap menjadi momen paling mengharukan bagi kedua mempelai. Nggak jarang peristiwa ini mengundang drama yang dipenuhi isak tangis. Bahkan, tamu undangan yang hadir pun bisa ikut terhanyut dalam suasana mengharu biru tersebut.

 

Bikin air mata pengin tumpah, ah! (Pinterest)

Yap, ini tentu bisa dipahami karena selain menjadi simbol bakti anak kepada orang tua, sungkeman juga menjadi saat-saat terakhir anak bersama dengan orang tuanya. Momen itu juga biasanya menjadi kesempatan bagi anak mengucapkan maaf dan terima kasih kepada kedua orang tuanya. Duh, jadi pengin nangis! Hu-hu.

Saat sungkeman, orang tua mengenakan batik motif truntum dengan ikat pinggang yang disebut sindhur. Motif truntun melambangkan kerelaan orang tua pada anaknya, dengan harapan sang anak bakal memperoleh rezeki yang cukup.

Sementara, sindhur melambangkan restu orang tua agar anaknya berhati-hati dalam menjalani hidup, dan hidup secara rukun serta sejahtera. Hm, sungguh indah maknanya!

Pada momen seperti ini, yakin bisa nggak nangis? (Griyapernikahan.wordpress)

Yakin deh, ketika dihadapkan pada momen ini, air mata rasanya pengin jatuh aja! Ingatan bakal kembali ke masa kecil dan terus berputar hingga detik-detik perpisahan dengan mereka tiba. Ah, kasih orang tua memang sepanjang masa, ya, Millens! (MG28/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024