BerandaTradisinesia
Senin, 17 Jan 2021 20:00

Ramalan Joyoboyo tentang Nusantara, Apakah Terbukti?

Ilustrasi: Prabu Jayabaya. (Detik/Edi Wahyono)

Bagi orang Jawa, nama Joyoboyo bukan lagi asing. Dia adalah raja di Kediri yang disebut memiliki ratusan ramalan soal masa depan Nusantara. Dari ratusan itu, ada delapan ramalan yang sering dikaitkan dengan peristiwa di Indonesia.

Inibaru.id – Munculnya kepercayaan pada ramalan Prabu Joyoboyo berasal dari kebiasaan masyarakat Jawa yang suka utak-atik gathuk. Masyarakat suka menghubungkan suatu peristiwa dengan ucapan para pujangga. Tapi, memang sesuai dengan realitas sosial saat itu.

Hingga sekarang, ramalan-ramalan Joyoboyo masih dipercaya karena dianggap pas menggambarkan situasi yang terjadi. Misalnya, 'Pithik jago tarung sak kandang' (Ayam jantan berkelahi satu kandang), yang menjadi isyarat dari para pujangga bahwa akan ada perpecahan bangsa. Karena itu, masyarakat diminta waspada.

Nah, masyarakat Jawa menghubungkan ramalan ini dengan peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S). Lalu, bagaimana dengan makna delapan ramalan Joyoboyo lainnya?

1. Murcaning Noyogenggong Sabdopalon

Menurut sejarawan sekaligus pemerhati budaya dari Universitas Sebelas Maret Surakarta Heri Priyatmoko, Noyogenggong dan Sabdo Palon merupakan semacam tokoh Semar dalam lakon Mahabharata versi Jawa.

Sebagaimana sifat Semar, Noyogenggong suka menasihati dan menyentil juragannya ketika berbuat salah. Menteri anggota kabinet pembantu Presiden diibaratkan Noyogenggong dalam versi modern.

Kalau kamu perhatikan, keberadaan para menteri ini sudah sesuai belum dengan ramalan yang ada? Atau hanya “sendiko dawuh” pada semua kebijakan pimpinannya tanpa mengkritisi?

2. Semut Ireng Anak-anak Sapi

Ramalan Joyoboyo tentang 'Semut Ireng Anak-anak Sapi' kerap dihubungkan dengan datangnya bangsa Portugis dan Belanda yang menjajah Indonesia. Orang Eropa berkulit putih, ulet serta rajin bekerja layaknya semut hitam. Mereka juga terbiasa meminum susu sapi sejak bayi. Jadi, sudah tahu kan kenapa ada istilah anak sapi?

Penjajah bisa melenggang dengan mudah ke perairan Nusantara pasca-lengsernya Prabu Hayam Wuruk dari Majapahit. Padahal, kerajaan ini terkenal kuat dalam membangun kekuatan Maritim.

3. Kebo Nyabrang Kali

Ada dua versi yang dihubungkan dengan ramalan 'Kebo Nyabrang Kali' ini. Pertama, diartikan sebagai dibawanya banyak kekayaan Nusantara oleh bangsa asing ke luar negeri. Versi kedua, peristiswa mengungsinya pemerintahan Kerajaan Belanda ke Inggris yang dipicu gerakan Nazi di bawah pimpinan Adolf Hitler.

Selain itu, krisis berkepanjangan yang melanda Eropa pada 1292 juga membuat negara-negara Eropa termasuk Belanda kewalahan.

4. Kejajah Saumur Jagung Karo Wong Cebol

Meski hanya 3,5 tahun, dampak penjajahan sungguh mengerikan. (Australian War Memorial)

Ramalan lain yang juga dipercaya milik Joyoboyo berbunyi, "Si Kate Cebol Seumur Jagung Panguwasane (si pendek kate hanya akan berkuasa seumur jagung)". Versi lain menyebut 'Kejajah Saumur Jagung Karo Wong Cebol'.

Arti yang banyak dipercaya adalah bangsa Jepang hanya akan menjajah Indonesia seumur jagung, nggak akan lama. Menurut catatan sejarah, pasukan Jepang tiba di Indonesia pada 8 Maret 1942. Mereka akhirnya angkat kaki 3,5 tahun kemudian tepatnya pada Agustus 1945.

FYI, ramalan ini diragukan keasliannya, lo. Hal ini dikarenakan tanaman jagung baru dikenal pada 1400-an, sementara Sang Prabu hidup sekitar 1130 sampai 1157. Hm!

5. Pitik Tarung Sak Kandang

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ramalan Pitik Tarung Sak Kandang dihubungkan dengan peristiwa berdarah Gerakan 30 September 1965 (G30S). Tujuh jenderal tentara angkatan darat dibantai oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan Dewan Jenderal. Setelah itu, disusul penangkapan masyarakat yang diduga terlibat dengan organisasi terlarang tersebut. Banyak yang dihukum mati tanpa proses peradilan.

Sebenarnya, nggak perlu jauh menghubungkannya dengan peristiwa G30S/PKI. Bukankah pada masa kerajaan, gejolak seperti juga terjadi walau dalam skala kecil? Karena itu, para pujangga memberi peringatan.

6. Kodok Ijo Ongkang-ongkang

Masyarakat menghubungkan ramalan Joyoboyo tentang 'Kodok Ijo Ongkang-ongkang' dengan kekuasaan Orde Baru di bawah Presiden Soeharto. Kala itu Soeharto menggunakan Angkatan Bersenjata RI yang kebetulan berseragam hijau sebagai alat melanggengkan kekuasaannya.

Pendapat lain mengartikan ramalan itu dengan kejayaan Islam. Seperti yang kamu tahu, banyak negara Islam di jazirah Arab menggunakan bendera hijau.

7. Tikus Pithi Anoto Baris

Menurut Heri Priyatmoko, tikus pithi merupakan simbol dari rakyat jelata yang mempunyai angan-angan dan cita-cita untuk meraih mimpinya. Sayangnya, mimpi itu nggak pernah terwujud karena elite penguasa yang korup dan bertindak semaunya. Akibatnya, rakyat kecil ini bersatu dan mencari jalan untuk menentukan jalan hidupnya sendiri.

8. Reinkarnasi Noyogenggong Sabdo Palon

Ramalan ini dikaitkan dengan pemilihan presiden 2014 silam. Sebelum pemilihan, banyak rakyat percaya bahwa Joko Widodo merupakan Ratu Adil. Sayangnya, satu tahun menjabat, nggak ditemukan tanda-tanda tersebut.

Masyarakat kemudian berharap Noyogenggong dan Sabdo Palon (dikenal sebagai Semar versi Mahabaratha Jawa) bakal muncul sebagai penasihat.

Hm, gimana menurutmu ramalan-ramalan ini, Millens? Sudah sesuai atau cuma utak-atik gathuknya khas Orang Jawa? (det/IB21/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: