BerandaTradisinesia
Kamis, 10 Agu 2022 17:59

Pesantren Kauman Lasem; Selawat yang Merayap di Jantung Pecinan

Santri-santri yang nampak duduk di depan Ponpes Kauman, Lasem, Rembang. (Langit7)

Pesantren biasanya banyak ditemui di daerah-daerah dengan mayoritas umat muslim. tapi, di Lasem, Rembang, ada pondok pesantren di wilayah Pecinan. Seperti apa ya keunikannya?

Inibaru.id – Kecamatan Lasem di Kabupaten Rembang sering disebut sebagai Tiongkok Kecil. Maklum, di sana ada banyak bangunan yang mencerminkan budaya Tiongkok. Tapi, di tengah dominasi bangunan Tionghoa, kamu bisa menemukan pondok pesantren di sana.

Bangunan pondok pesantren (ponpes) Kauman di kawasan Pecinan Lasem didirikan oleh orang yang bermigrasi dari Tiongkok pada 1880. Fungsi bangunannya baru berubah sejak dibeli oleh KH M. Zaim Ahmad Ma'shoem pada 2001. Tapi, bangunan tersebut baru benar-benar ditempati pada 2003.

Awalnya Hanya Tempat Ngaji Biasa

Seorang santi berjalan menuju Pondok Pesantren Kauman Lasem. (The Jakarta Post/Kusumasari Ayuningtyas

Pendiri Pondok Pesantren Kauman tersebut awalnya nggak kepengin membuat rumahnya sebagai pesantren. Ketika itu, dia hanya mengajar tiga santri putri dan dua santri putra. Namun, lambat laun semakin banyak orang tua yang mengirim anaknya belajar di sana. Pada 2005 lalu, jumlah santrinya bahkan mencapai 60-an.

Melihat hal ini, Zaim akhirnya menambah sejumlah kamar pada bangunan tersebut sebagai tempat tinggal santri yang pengin mondok. Tapi, dia tetap mempertahankan arsitektur khas Tionghoa di sana.

Zaim merasa ornamen-ornamen khas Tionghoa ini penuh dengan nilai sejarah. Contohlah, gapura di Ponpes Kauman tersebut masih dihiasi dengan kaligrafi Tiongkok. Kamu pun bisa menemukan kombinasi kaligrafi Arab dan Tiongkok pada bangunan tersebut yang terlihat sangat indah.

Selawat Rutin pada Bulan Suci

Selawat dan mengaji menjadi keseharian di Ponpes Kauman di Desa Karangturi, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang. (Flickr/Gathot Subroto)

Ponpes Kauman merupakan satu-satunya ponpes yang ada di Kauman, Desa Karangturi, Kecamatan Lasem, Rembang. Bangunan pesantren ini masih seperti aslinya, yaitu berupa rumah panggung yang sederhana. Namun, hal itu nggak mengurangi minat para santri untuk berguru ke sana.

Pada Ramadan, jumlah santrinya bahkan bisa bertambah dengan signifikan. Selama 30 hari penuh, santri dari ponpes ataupun masyarakat umum ini memenuhi kegiatan pengajian usai salat Subuh sampai pukul 22.00 WIB seperti pengajian kilatan, kajian fiqih, dan tasawuf.

Saking ramainya Ponpes Kauman, bisa jadi ada 600-an orang yang datang setiap harinya. Mereka bertekad menambah ilmu agama sekaligus mencari keberkahan dari para kiai selama Ramadan.

Ponpes Kauman di Lasem adalah wujud nyata dari toleransi beragama di Indonesia. Di tengah-tengah lingkungan yang khas Tionghoa, ada satu pondok pesantren yang bahkan masih menjaga arsitektur khas Tionghoa. Perbedaan inilah yang membuatnya jadi terlihat unik dan menarik. (Det, Kem, Kar/IB31/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024