BerandaTradisinesia
Selasa, 3 Mei 2021 16:00

Pertunjukan Daring, Cara UKM Kesenian Jawa Undip Tetap Menari di Tengah Pandemi

Acara nobar yang diadakan UKM Kesenian Jawa (KJ) Undip. (Inibaru.id/Bayu N)

Menggelar pertunjukan tari pada peringatan Hari Tari Internasional menjadi rutinitas yang pantang dilewatkan unit kegiatan mahasiswa (UKM) Kesenian Jawa (KJ). Bahkan, di tengah pandemi, para mahasiswa dari Universitas Diponegoro Semarang itu tetap menggelarnya secara daring di Youtube.

Inibaru.id - Pandemi Covid-19 membuat pentas seni nggak bisa lagi digelar secara offline, apalagi jika melibatkan banyak penonton dan peserta. Namun, bukan berarti kesenian nggak lagi bisa digelar. Memperingati Hari Tari Internasional, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kesenian Jawa (KJ) Universitas Diponegoro Semarang tetap menggelar pertunjukan seni.

Bukan perhelatan offline, para seniman muda lintas fakultas tersebut membuat pertunjukan bertajuk "Karmaphala" yang dipublikasikan secara daring via Youtube. Ini menjadi cara baru bagi mereka untuk tetap bisa berkesenian dan memberikan tontonan untuk masyarakat di tengah pandemi.

Seperti namanya, ide penggarapan "Karmaphala" nggak lepas dari karma, yang dalam hal ini berkaitan dengan kerusakan alam. Secara umum, pergelaran daring ini bercerita tentang perusakan alam yang dilakukan manusia, yang kemudian berdampak terhadap kehidupan mereka.

Pertunjukan yang rilis bertepatan dengan International Dance Day yang jatuh pada 29 April 2021 itu nggak hanya menampilkan tarian, tapi juga dipadukan dengan seni musik dan monolog, yang tampak berpadu apik di layar.

Pertunjukan Penuh Perjuangan

Salah satu adegan dalam 'Karmaphala'. (Inibaru.id/ Bayu N)

Anjar, Pemimpin Produksi "Karmaphala", mengungkapkan, bukan hal mudah bagi dia dan kawan-kawan menggelar pertunjukan seni di tengah pandemi seperti sekarang ini. Kegiatan kuliah yang setahun terakhir digelar daring membuat para mahasiswa memilih pulang kampung, termasuk para anggota KJ.

"Banyak anggota KJ yang nggak bisa ikut latihan karena berada di kota tempat tinggal mereka masing-masing, tentu saja ini jadi kendala buat kami," tutur mahasiswa FISIP Undip itu memulai obrolan.

Namun, sebagai seniman, Anjar merasa harus terus aktif berkesenian. Inilah yang membuat dia dan teman-temannya memutuskan untuk tetap membuat pertunjukan. Lantaran masih pandemi dan ada larangan membuat kerumunan, mereka juga harus memutar otak untuk menggelar pertunjukan agar tetap bisa dinikmati masyarakat luas.

"Maka, kami putuskan membuat penampilan daring, dengan tetap berusaha menampilkan yang terbaik (laiknya dalam pertunjukan langsung)," terang Anjar.

Youtube dan Nobar Terbatas

Karmaphala bisa ditonton di <i>Youtube. </i>(Inibaru.id/ Bayu N)

Untuk kamu yang pengin menonton penampulan para penari muda dari Undip ini, silakan membuka kanal Youtube Kesenian Jawa Undip. Kamu juga bisa mencarinya dengan mengetik kata kunci "WDD 2021" atau "karmaphala" pada kolom pencarian di Youtube.

Karmaphala UKM KJ telah dipublikasikan pada 29 April lalu pukul 16.00 WIB. Saat peluncuran video perdana, Anjar dan kawan-kawan dari UKM yang berdiri sejak 1970 itu juga mengadakan semacam acara nonton bareng plus ngabuburit untuk kalangan terbatas.

Selama nobar terbatas itu, para penampil terlihat puas dan sesekali menertawakan pertunjukan mereka sendiri. Suara tawa dan saling ejek sesekali terdengar dari mulut mereka. Sesekali, para penampil juga menirukan dialog yang sudah mereka hafal sebelumnya.

Video tari lainnya dari KJ yang juga diputar selama acara nobar. (Inibaru/ Bayu N)

Selain video Karmaphala, mereka juga sempat memutar kembali salah satu video tari mereka yang lain. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan berbuka puasa bersama.

“Semoga dengan adanya penampilan ini, para seniman, terutama para seniman panggung, bisa tetap berkesenian di tengah-tengah pandemi,” harap Anjar.

Pandemi memang bikin kita kesulitan untuk melakukan banyak hal. Namun, jangan sampai kita jadi kehilangan akal untuk mencari celah, apalagi untuk berkesenian yang bertujuan menghibur orang. Di tengah pandemi yang bikin frustasi, semoga seni bisa terus jadi solusi! (Bayu N/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024