BerandaTradisinesia
Jumat, 26 Sep 2019 14:30

Motif Batik di Pekalongan Juga Terpengaruh Budaya Asing

Motif Batik di Pekalongan Juga Terpengaruh Budaya Asing

Batik Motif Hokokai yang terpengaruh budaya Jepang. (Jejakbatik.blogspot)

Masyarakat memengaruhi seni. Yap, di Pekalongan, itulah yang terjadi. Sebagai kota pesisir, pengaruh budaya yang beragam tentu membuat inspirasi seni membatik menjadi lebih dinamis, beragam, dan sangat mendapat pengaruh luar, termasuk dari negara asing yang mendiami Pekalongan pada masa penjajahan.

Inibaru.id – Seperti motif Mega Mendung di Cirebon dan motif Parang di Solo, sebagai Kota Batik, Pekalongan juga memilki motif khusus, yakni Jlamprang. Namun, kota kreatif UNESCO untuk kategori crafts & folk art itu juga dikenal mempunyai motif batik yang dipengaruhi budaya asing.

Jika bertandang ke Pekalongan, kamu bakal menemukan batik Pekalongan bermotif Jawa Hokokai yang terpengaruh motif kimono Jepang, atau Batik Encim yang terpengaruh budaya Tionghoa, serta Motif Buketan dari pengaruh budaya Eropa.

Batik dengan motif “internasional” ini diperkirakan dibawa para pendatang yang datang ke Pekalongan. Sebagai kota pelabuhan, tentu saja kemungkinan itu cukup besar.

Motif Jawa Hokokai, misalnya, sangat dipengaruhi oleh kain Jepang yang umumnya bermotif bunga sakura. Besar kemungkinan akulturasi seni itu muncul pada masa penjajahan Jepang.

Selain Jawa Hokokai, motif Buketan juga cukup terkenal di Pekalongan. Motif yang merupakan perpaduan budaya masyarakat Belanda zaman kolonial dengan motif lokal ini berkembang pada kurun 1840-1940. Batik tersebut kemudian lebih dikenal dengan sebutan Batik Indo Eropa.

Nggak hanya warga lokal, keterampilan membatik di Pekalongan juga dikuasai para peranakan Indo-Eropa di Pekalongan, antara lain Matzelar , Simonet, dan Eliza Van Zuylen. Nama terakhir bahkan dikenal sebagai maestro batik di Indonesia.

Hm, sejarah yang menarik! Semoga batik di Indonesia terus lestari ya, Millens! (IB20/03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Iri dan Dengki, Perasaan Manusiawi yang Harus Dikendalikan

27 Mar 2025

Respons Perubahan Iklim, Ilmuwan Berhasil Hitung Jumlah Pohon di Tiongkok

27 Mar 2025

Memahami Perasaan Robot yang Dikhianati Manusia dalam Film 'Companion'

27 Mar 2025

Roti Jala: Warisan Kuliner yang Mencerminkan Kehidupan Nelayan Melayu

27 Mar 2025

Jelang Lebaran 2025 Harga Mawar Belum Seharum Tahun Lalu, Petani Sumowono: Tetap Alhamdulillah

27 Mar 2025

Lestari Moerdijat: Literasi Masyarakat Meningkat, tapi Masih Perlu Dorongan Lebih

27 Mar 2025

Hitung-Hitung 'Angpao' Lebaran, Berapa Banyak THR Anak dan Keponakan?

28 Mar 2025

Setengah Abad Tahu Campur Pak Min Manjakan Lidah Warga Salatiga

28 Mar 2025

Asal Usul Dewi Sri, Putri Raja Kahyangan yang Diturunkan ke Bumi Menjadi Benih Padi

28 Mar 2025

Cara Menghentikan Notifikasi Pesan WhatsApp dari Nomor Nggak Dikenal

28 Mar 2025

Hindari Ketagihan Gula dengan Tips Berikut Ini!

28 Mar 2025

Cerita Gudang Seng, Lokasi Populer di Wonogiri yang Nggak Masuk Peta Administrasi

28 Mar 2025

Tren Busana Lebaran 2025: Kombinasi Elegan dan Nyaman

29 Mar 2025

AMSI Kecam Ekskalasi Kekerasan terhadap Media dan Jurnalis

29 Mar 2025

Berhubungan dengan Kentongan, Sejarah Nama Kecamatan Tuntang di Semarang

29 Mar 2025

Mengajari Anak Etika Bertamu; Bekal Penting Menjelang Lebaran

29 Mar 2025

Ramadan Tetap Puasa Penuh meski Harus Lakoni Mudik Lebaran

29 Mar 2025

Lebih dari Harum, Aroma Kopi Juga Bermanfaat untuk Kesehatan

29 Mar 2025

Disuguhi Keindahan Sakura, Berikut Jadwal Festival Musim Semi Korea

29 Mar 2025

Fix! Lebaran Jatuh pada Senin, 31 Maret 2025

29 Mar 2025