BerandaTradisinesia
Sabtu, 28 Jan 2022 18:23

Mitos-Mitos yang Masih Dipercaya Orang Tionghoa

Mitos yang dipercaya orang Tionghoa, termasuk di acara pernikahan. (Georgimabee)

Ternyata, orang Tionghoa juga masih mempercayai mitos-mitos, lo. Mitos ini berlaku dari berupa perjodohan sampai kematian. Apa saja, ya?

Inibaru.id – Layaknya orang-orang Jawa yang mempercayai kultur Kejawen untuk urusan kelahiran hingga kematian, orang Tionghoa di Indonesia juga nggak jauh berbeda, lo. Nah, mumpung sebentar lagi bakal ada perayaan Tahun Baru Imlek, yuk kita bahas mitos-mitos orang Tionghoa yang masih mereka percayai!

Kepercayaan Lancar Jodoh

Ada hal unik yang dipercaya ketika orang Tionghoa menjadi pendamping pernikahan, baik itu di pernikahan anggota keluarganya atau sahabatnya. Intinya sih, mereka harus melakoni sejumlah hal agar nantinya nggak sulit jodoh.

Pertama, mereka nggak boleh menjadi pengapit pernikahan sebanyak tiga kali kalau mereka sendiri belum menikah. Kedua, mereka nggak boleh pakai baju pengantin jika belum menikah.

Untuk para jomlo yang datang ke acara pernikahan, juga nggak boleh sembarangan. Mereka harus memakan cokelat yang biasa diberi oleh pasangan pengantin pada saat mingle (pengantin berkeliling menghampiri tamu). Kalau nggak, risikonya bisa susah jodoh, lo!

Jarak Umur dan Hitungan Jodoh

Soal usia siap menikah dan jarak umur antar-pasangan, memang persis seperti istilah "jodoh nggak ada yang tahu". Hanya, bagi orang Tionghoa, perhitungan soal ini nggak bisa asal-asalan.

Nah, buat orang-orang Tionghoa, mereka punya patokan khusus nih soal selisih umur antar pasangan. Mereka biasanya menghindari selisih umur tiga, enam, atau sembilan tahun. Orang-orang Tionghoa lebih menyarankan selisih angka empat tahun sebagai yang paling ideal.

Menariknya, Angka Empat Sering Dihindari untuk Berbagai Urusan

Beda cerita kalau soal selisih umur pasangan menikah, ya, angka 4 malah sering dihindari untuk berbagai urusan orang Tionghoa. Maklum, angka 4 dalam bahasa Mandarin ini berbunyi (si) yang artinya adalah “mati”. Terkadang, di hotel atau mall yang dimiliki atau dikelola orang Tionghoa, penyebutan lantai 4 ditiadakan dan diganti dengan lantai 3A, lo.

Mi menjadi salah satu makanan wajib orang Tionghoa yang sedang berulang tahun. (Dapurkobe)

Tradisi Makan Saat Perayaan

Jika orang Jawa terkadang merayakan ulang tahun dengan memakan nasi kuning, orang Tionghoa punya kebiasaan lain. Mereka memilih makan mi. Alasannya, mi panjang dan nggak putus sehingga bisa dijadikan simbol panjang umur.

Selain itu, setiap kali Perayaan Dongzhi pada 22 Desember, orang Tionghoa zaman dahulu bakal memakan onde-onde sebanyak usia mereka ditambah satu lagi sebagai cara agar mereka bisa panjang umur. Kalau sudah lansia dan usianya lebih dari 80, gimana menghabiskannya, ya? Hmm.

Jubah berkabung dipakai oleh keluarga Tionghoa, khususnya yang mengikuti ajaran Konghucu, saat ada anggota keluarganya yang meninggal. (Twitter/senjatanuklir)

Rahasia Umur dan Kematian

Bagi orang Tionghoa, memakai baju terbalik dan ikat kepala berwarna putih bisa berarti kurang ajar lho. Mereka menganggap hal itu dapat mencelakakan orang tua atau mendoakan mereka cepat meninggal. Oleh karena itu, ikat putih kepala hanya dipakai saat menghadiri prosesi pemakaman orang tua yang telah meninggal saja.

Ada satu lagi, orang Tionghoa nggak pengin meninggal di hari Selasa dan Sabtu. Isunya, kalau meninggal di hari-hari tersebut, bakal "mengajak" anggota keluarga lain meninggal juga dalam waktu dekat. Hm, kok serem, ya?

Hm, kira-kira, ada mitos-mitos orang Tionghoa lain yang kamu tahu, nggak, Millens? (PPG/IB31/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: