BerandaTradisinesia
Minggu, 29 Jan 2022 18:10

Migrasi Etnis Tionghoa dan Sebutan Mereka di Jawa

Aktivitas Jual Beli Etnis Tionghoa (Boombastis)

Etnis Tionghoa memiliki berbagai sebutan unik di Indonesia. Mulai dari Cina Totok, Cina Jawa, dan lain-lain. Penasaran nggak, apa saja sih sebutan bagi orang Tionghoa di sini?

Inibaru.id - Dulu, orang-orang Tiongkok yang bermigrasi ke Indonesia didominasi oleh orang-orang dari Propinsi Fujian dan Propinsi Guangdong. Para perantau ini datang mulai abad ke-16 hingga abad ke-19. Kepandaian mereka dalam berdagang dan bergaul dengan warga setempat membuat mereka kemudian banyak yang menetap di sini hingga sekarang.

Sesaat setelah Indonesia merdeka, orang-orang dari Tiongkok ini diberi hak oleh pemerintah Indonesia untuk memilih kewarganegaraan sendiri. Kalau pengin jadi WNI, harus membuktikan dan bersumpah di pengadilan bahwa dia bersedia melepaskan kewarganegaraan aslinya.

Kini, orang-orang Tiongkok yang memilih jadi WNI dan akhirnya menetap sejak masa kemerdekaan ini dikenal dengan masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia. Nah, mereka punya banyak sebutan di sini, lo. Siapa saja sih?

Tionghoa Totok (Cina Totok)

Istilah totok dipakai untuk menyebut warga Tionghoa di Indonesia yang berdarah murni. Istilah Totok sendiri berasal dari Bahasa Jawa yang berarti baru atau murni. Etnis Tionghoa di Indonesia yang disebut Cina Totok adalah pasangan suami istri yang memiliki keturunan Tionghoa murni, dengan kata lain, pasangan ini lahir di tanah leluhur mereka, yaitu Tiongkok.

Di Indonesia, generasi pertama dan kedua keturunan dalam keluarga ini masih bisa digolongkan sebagai golongan Cina Totok. Nah, Tionghoa Totok ini seringkali bermukim di daerah perkotaan dan berprofesi sebagai pedagang, Millens.

Tionghoa Peranakan (Cina Peranakan)

Tionghoa peranakan merupakan kebalikan dari Tionghoa murni. Tionghoa peranakan memiliki darah campuran alias hanya salah satu dari orang tuanya yang mempunyai keturunan Tionghoa. Mereka merupakan keturunan Tiongkok yang sudah bermigrasi dan telah menikah dengan pribumi di Indonesia.

Tionghoa Benteng (Cina Benteng)

Tionghoa Benteng merupakan salah satu bagian dari Tionghoa peranakan. Golongan ini adalah peranakan etnis Tionghoa yang lahir di Tangerang. Tionghoa Benteng merupakan keturunan dari orang-orang yang melarikan diri dari peristiwa pembantaian warga Tionghoa pada tahun 1740 di Batavia.

Salah satu Klenteng di Glodok, Jakarta Barat (Twitter @MoazzamTMalik)

Tionghoa Medan (Cina Medan)

Cina Medan merupakan sebuatan untuk etnis Tionghoa yang berasal dari kota Medan yang kemudian merantau di kota-kota loainnya. Tionghoa Medan dikenal sebagai salah satu perantau yang mampu menaklukkan Jakarta. Mereka dikenal memiliki mental wirausaha yang kuat dan mampu bangkit dari keterpurukan.

Tionghoa Jawa (Cina Jawa)

Tionghoa Jawa merupakan golongan peranakan Tionghoa yang mana salah satu orang tuanya menikah dengan orang Jawa. Kebanyakan sih keturunan dari perantau Hokkian yang kali pertama tiba di Jawa pada abad ke-16.

Dulu, para perantau ini kebanyakan adalah kaum laki-laki. Nah, pas mereka mencari jodoh, bertemulah dengan perempuan pribumi. Jadilah mereka kemudian memiliki keturunan Cina Jawa.

Pembawaan orang-orang Tionghoa Jawa ini cenderung sopan seperti orang Jawa pada umumnya. Nah, mereka bisa ditemukan di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan barat Sumatra.

Tionghoa Jakarta (Cina Jakarta)

Tionghoa Jakarta merupakan orang-orang Tionghoa yang tinggal di Kawasan Glodok, Jakarta Barat. Kawasan ini dikenal dengan kawasan pecinan (Chinatown) terbesar di Indonesia. Omong-omong, Pecinan terdiri atas ruko-ruko yang biasanya pada lantai dasar digunakan untuk tempat usaha dan lantai kedua digunakan sebagai tempat tinggal. Selain ruko, kawasan ini memiliki klenteng yang digunakan sebagai tempat sembahyang etnis Tionghoa.

Hm, menarik ya membahas orang-orang Tionghoa di Indonesia. (THI/IB32/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: