BerandaTradisinesia
Minggu, 6 Okt 2018 15:00

Menilik Tradisi Mretelung dan Bawon Petani Purbalingga

Menilik Tradisi Mretelung dan Bawon Petani Purbalingga

Ilustrasi memanen. (suarapemredkalbar.com)

Memasuki musim panen, masyarakat Purbalingga lakukan tradisi Mretelung dan Bawon dengan mengajak tetangga gotong royong mengambil hasil panen.

Inibaru.id – Setiap daerah di Indonesia, pasti memiliki kearifan lokal kebudayaannya sendiri. Kearifan lokal tersebut nggak cuman menjadi identitas bagi masyarakat setempat, tetapi juga menjadi kekayaan budaya pemiliknya. Kearifan lokal bisa muncul di berbagai lapisan masyarakat, salah satunya dari pertanian.

Bagi masyarakat pedesaan di Jawa, bertani nggak hanya sebagai mata pencaharian loh Millens, tetapi juga sebagai media interaksi sosial. Nggak heran kalau dari interaksi sosial dalam kegiatan bertani akan menciptakan sebuah tradisi. Di Desa Selaganggeng, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, ini punya tradisi unik bernama Mretelung dan Bawon.

Istilah Mretelung muncul ketika ladang kacang yang dimiliki salah seorang warga desa yang sudah siap dipanen dan tetangga yang ada di sekitarnya membantu memanen dengan gotong royong tanpa upah. Mulai mencabut kacang dari tanah, memisahkan biji kacang dari akarnya, hingga mengumpulkan hasil panen. Mretelung ini biasanya dilakukan selama sehari sampai dua hari.

Sementara Bawon merupakan upah sukarela yang diberikan sebagai ucapan terima kasih. Bukan berupa uang, tetapi bagian hasil panennya. Misalnya ketika memanen padi, bawonnya berupa padi. Bila memanen kacang, maka bawonnya kacang.  

Masyarakat menerapkan sistem Bawon ini hanya ketika musim panen tiba. Selain itu, sistem bawon hanya terjadi antara si pemilik lahan dan buruh tani yang membantunya saja. Upah yang berujud Bawon ini juga dihitung berdasarkan perbandingan hasil petikan panennya. Biasanya satu berbanding enam atau delapan.

Artinya hasil padi yang dipetik ditakar dulu, misalnya menggunakan baskom menakarnya, maka ketika hitungan sebanyak enam (ataupun delapan) baskom, maka yang memetik akan memperoleh jatah sebanyak satu baskom. Umumnya, Bawon tersebut nggak kembali dijual. Namun dikonsumsi oleh para petani itu sendiri.

Jenderalsupercoy.blogspot.com, Senin (15/12/2014), menulis, selain orang yang sedang Mretelung, juga ada anak-anak, remaja, orangtua, dan pencari rumput berada di ladang yang barusan dipanen tersebut. Anak-anak, remaja, dan ibu-ibu umumnya mengasak. Ngasak artinya mencari sisa-sisa hasil panen di dalam tanah yang tak tercabut saat panen. Mereka membawa ranting kayu pendek atau lenthuk (sabit kecil) untuk mengungkit kacang dari dalam tanah.

Ini menjadi bukti bahwa tujuan Mretelung adalah untuk gotong royong. Panenan satu petani seakan akan menjadi milik bersama, kebahagiaan bersama. Sementara tradisi Bawon diadakan untuk menimbulkan rasa berbagi antar sesama. Salut banget deh dengan masyarakat Indonesia! (IB07/E05) 

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Iri dan Dengki, Perasaan Manusiawi yang Harus Dikendalikan

27 Mar 2025

Respons Perubahan Iklim, Ilmuwan Berhasil Hitung Jumlah Pohon di Tiongkok

27 Mar 2025

Memahami Perasaan Robot yang Dikhianati Manusia dalam Film 'Companion'

27 Mar 2025

Roti Jala: Warisan Kuliner yang Mencerminkan Kehidupan Nelayan Melayu

27 Mar 2025

Jelang Lebaran 2025 Harga Mawar Belum Seharum Tahun Lalu, Petani Sumowono: Tetap Alhamdulillah

27 Mar 2025

Lestari Moerdijat: Literasi Masyarakat Meningkat, tapi Masih Perlu Dorongan Lebih

27 Mar 2025

Hitung-Hitung 'Angpao' Lebaran, Berapa Banyak THR Anak dan Keponakan?

28 Mar 2025

Setengah Abad Tahu Campur Pak Min Manjakan Lidah Warga Salatiga

28 Mar 2025

Asal Usul Dewi Sri, Putri Raja Kahyangan yang Diturunkan ke Bumi Menjadi Benih Padi

28 Mar 2025

Cara Menghentikan Notifikasi Pesan WhatsApp dari Nomor Nggak Dikenal

28 Mar 2025

Hindari Ketagihan Gula dengan Tips Berikut Ini!

28 Mar 2025

Cerita Gudang Seng, Lokasi Populer di Wonogiri yang Nggak Masuk Peta Administrasi

28 Mar 2025

Tren Busana Lebaran 2025: Kombinasi Elegan dan Nyaman

29 Mar 2025

AMSI Kecam Ekskalasi Kekerasan terhadap Media dan Jurnalis

29 Mar 2025

Berhubungan dengan Kentongan, Sejarah Nama Kecamatan Tuntang di Semarang

29 Mar 2025

Mengajari Anak Etika Bertamu; Bekal Penting Menjelang Lebaran

29 Mar 2025

Ramadan Tetap Puasa Penuh meski Harus Lakoni Mudik Lebaran

29 Mar 2025

Lebih dari Harum, Aroma Kopi Juga Bermanfaat untuk Kesehatan

29 Mar 2025

Disuguhi Keindahan Sakura, Berikut Jadwal Festival Musim Semi Korea

29 Mar 2025

Fix! Lebaran Jatuh pada Senin, 31 Maret 2025

29 Mar 2025