BerandaTradisinesia
Senin, 28 Sep 2025 11:01

Menikmati Hangatnya Silaturahmi Pagi di Komunitas Jagongan di Kaliwungu, Kendal

Lokasi tempat berkumpul anggota Komunitas Jagongan di Masjid Agung Al Muttaqin, Kecamatan Kaliwungu, Kendal. (Google Street View)

Setiap pagi setelah salat Subuh, warga sekitar Masjid Agung Al Muttaqin melakukan tradisi jagongan alias berkumpul di sebuah warung kopi yang ada di dekat masjid tersebut.

Inibaru.id – Di banyak tempat, suasana masjid biasanya jadi lebih sepi setelah salat subuh berjamaah selesai digelar. Tapi, hal berbeda terjadi di sekitar Masjid Agung Al Muttaqin yang ada di Kecamatan Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah. Di sana, banyak orang berkumpul untuk menikmati suasana hangat bersama-sama. Kehangatan itu datang dari obrolan santai anggota Komunitas Jagongan.

Setiap hari, selepas subuh, para kiai, santri, pensiunan tokoh agama, hingga warga biasa duduk melingkar di sebuah warung sederhana yang ada di depan masjid tersebut. Di atas meja, tersaji kopi panas ditemani jajanan tradisional seperti ubi goreng, pisang godog, gemblong, hingga aneka gorengan lainnya.

Di momen itulah, mereka menyantap sarapan, sekaligus melakukan silaturahmi atau sekadar menyapa orang-orang yang belum tentu mereka bisa sapa setiap hari.

Dari Ngopi Biasa Jadi Tradisi

Komunitas Jagongan berawal dari kebiasaan kecil. Menurut Nasikin, salah satu penggagasnya, dulu hanya ada segelintir orang yang datang lebih awal sebelum pengajian dan memilih mengisi waktu dengan ngopi sambil ngobrol.

“Awalnya sekadar ngopi, akhirnya jadi ruang silaturahmi yang ditunggu setiap pagi,” ujarnya sebagaimana dinukil dari Joglojateng. (9/8/2025).

Anggota Komunitas Jagongan. (Joglojateng/Agus Riyadi)

Kini, Jagongan tak hanya diikuti warga sekitar. Banyak yang datang dari luar wilayah Kaliwungu seperti Mangkang, Patebon, Weleri, hingga Brangsong. Menariknya, meski di dalamnya banyak tokoh sepuh, komunitas ini nggak eksklusif. Siapa saja boleh ikut, tanpa syarat apa pun.

“Tidak ada pendaftaran. Siapa pun bisa datang, duduk, ngopi, dan bercerita. Di sinilah kita saling menyemangati,” tambah Nasikin.

Hal unik dari Jagongan adalah keterlibatan pemilik warung. Ia bukan hanya menyediakan tempat dan hidangan, tapi sampai memberikan seragam khusus untuk para anggota. Bahkan, cangkir kopi di sana disablon dengan foto masing-masing anggota. Jadi, setiap orang seperti punya gelas “resmi” yang hanya bisa dipakai oleh pemiliknya. Simbol kecil ini bikin suasana makin akrab dan penuh kekeluargaan.

Kegiatan Jagongan berlangsung nggak lama dan biasanya selesai sekitar pukul 05.30 WIB. Setelah itu, para anggota bersama-sama menuju masjid untuk mengikuti kajian rutin. Dengan begitu, obrolan santai pagi hari selalu diakhiri dengan penguatan spiritual.

Lebih dari Sekadar Kumpul-Kumpul

Sekilas, Jagongan terlihat sederhana karena aktivitasnya berupa ngopi, ngemil, dan ngobrol saja. Tapi jika ditilik lebih dalam, tradisi ini jadi ruang kebersamaan yang penting karena mempererat persaudaraan, menguatkan hubungan sosial, sekaligus menghidupkan nuansa religius di masyarakat.

“Jagongan ini bukan sekadar kumpul pagi. Ini wujud nyata bagaimana tradisi lokal bisa jadi sarana mempererat ukhuwah dan menumbuhkan semangat spiritual,” tutup Nasikin.

Di tengah dunia modern yang serba cepat, Jagongan jadi pengingat bahwa silaturahmi, obrolan santai, dan secangkir kopi panas bisa menghadirkan energi positif untuk menjalani hari. Hm, jadi penasaran untuk ikut kegiatan komunitas ini ya, Gez? (Arie Widodo/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: