BerandaTradisinesia
Senin, 9 Jun 2024 16:00

Menguak Tradisi Kliwonan yang Masih Eksis di Batang

Tradisi Kliwonan di Batang digelar pada malam Jumat Kliwon. (visitjawatengah.jatengprov)

Di tempat lain, malam Jumat Kliwon biasanya ditakuti. Tapi, di Batang, Jawa Tengah, malam Jumat Kliwon justru disambut dengan Tradisi Kliwonan yang meriah. Seperti apa ya kemeriahannya?

Inibaru.id - Pada bulan ini, Jumat Kliwon jatuh pada tanggal 7 Juni 2024. Kalau bagi orang Jawa yang masih mempercayai hal-hal mistis, keberadaan malam Jumat Kliwon seringkali dianggap sebagai waktu yang sakral atau bahkan menakutkan. Tapi, bagi masyarakat Batang, Jawa Tengah, pada waktu itulah, mereka bisa dengan riang gembira melestarikan Tradisi Kliwonan yang sudah berlangsung selama ratusan tahun.

Kok bisa sih di Batang malam Jumat Kliwon malah dinanti dengan rasa bahagia? Kalau soal ini, kita ketahui dulu yuk sejarah dari Tradisi Kliwonan. Jadi, ceritanya pada zaman dahulu, ada seorang tokoh terkemuka dari Batang bernama Bahurekso. Dia dikenal sebagai orang yang bersemedi di Sungai Lojahan atau Kramat pada Jumat Kliwon.

Keputusan untuk bersemedi di sana pada waktu tersebut kabarnya terinspirasi dari kebiasaan masyarakat yang berziarah ke Makam Sunan Sendang atau yang juga dikenal dengan nama Sayid Nur pada waktu yang sama.

Nah, kebiasaan bersemedi Bahurekso ternyata masih dilakukan masyarakat Batang dengan cara menggelar Tradisi Kliwonan. Nggak hanya bersemedi di Sungai Kramat, warga menggelar sejumlah ritual unik seperti gulingan alias mandi di Masjid Agung Batang, membagikan uang ke orang yang membutuhkan, dan membagikan jajan pasar.

Khusus untuk ritual gulingan, tradisi ini awalnya dipercaya sebagai cara untuk menyembuhkan anak yang mudah sakit pada dekade 1980-an sampai 1990-an.Jadi, anak yang sakit diminta untuk berguling di Alun-Alun Batang. Baju yang kotor tadi kemudian dibuang ke Alun-Alun sebagai simbol buang sial atau buang penyakit.

Masjid Agung Batang. (tokopedia)

Setelah itu, anak diminta untuk mandi di tempat wudu sisi selatan Masjid Agung Batang. Konon, air dari tempat tersebut berasal dari mata air yang berlokasi nggak jauh dari makam Sunan Sendang dan dialirkan ke masjid oleh Raden Joko Cilik. Keterkaitan dengan tokoh-tokoh penting itulah yang bikin warga percaya jika air di lokasi tersebut bisa menyembuhkan atau bahkan menghindarkan dari penyakit.

Setelah mandi, anak diminta untuk mengenakan pakaian baru dan melakukan sawuran di Alun-Alun Batang. Asal kamu tahu saja, sawuran adalah prosesi membuang sejumlah uang sebagai tanda syukur bahwa penyakit sudah dihilangkan dari tubuh sang anak.

Sayangnya, berbagai ritual tradisi Kliwonan ini semakin jarang dilakukan. Warga Batang bahkan kini lebih sering menganggap Kliwonan sebagai tanda diadakannya Pasar Kliwonan di Alun-Alun Batang yang meriah. Oleh karena itulah, warga menyambut kedatangan pasar tersebut dengan bahagia.

FYI aja nih, tradisi Kliwonan atau digelarnya Pasar Kliwonan hanya terjadi setiap 35 hari sekali atau dalam Bahasa Jawa disebut sebagai selapanan. Artinya, pasar ini hanya buka pada Kamis Wage dan malam Jumat Kliwon saja.

Meski ritual tradisi Kliwonan sudah semakin jarang dilakukan, setidaknya Pasar Kliwonan masih tetap membuat warga Batang nggak lagi menganggap malam Jumat Kliwon sebagai waktu yang menakutkan ya, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: