BerandaTradisinesia
Sabtu, 31 Mei 2024 09:00

Mengintip Candi Asu saat Dimandikan

Candi Asu saat dimandikan. (Radarjogja/Naila Nihayah)

Ternyata, nggak cuma manusia yang mandi. Candi Asu di Magelang, Jawa Tengah juga dimandikan. Buat apa, sih?

Inibaru.id – Nggak hanya mahluk hidup seperti manusia atau hewan peliharaan yang perlu dimandikan. Dalam beberapa kasus, benda-benda mati juga. Kendaraan misalnya, rutin dicuci, bukan? Tapi, pernah terpikir nggak kalau ada candi yang juga dimandikan? Yap, hal ini benar-benar terjadi pada Candi Asu yang ada di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Nama Candi Asu memang kalah tersohor jika dibandingkan dengan Candi Borobudur atau candi yang lebih kecil lainnya seperti Candi Mendut. Apalagi, lokasi Candi Asu cukup jauh dari kedua candi tersebut karena berada di Desa Sengi, Kecamatan Dukun, kecamatan yang biasanya baru terdengar di media jika ada pemberitaan terkait dengan Gunung Merapi.

Dari Alun-alun Kota Magelang, candi ini berjarak kurang lebih 22,5 kilometer. Sementara itu, dari Candi Borobudur, jaraknya kurang lebih sama, yaitu 22,7 kilometer.

Balik lagi soal dimandikannya Candi Asu. Memangnya buat apa sih candi ini sampai dimandikan? Kalau menurut Penanggung Jawab Kegiatan Konservasi Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X Candra Harimurti, hal ini sebagai bagian dari upaya konservasi candi yang diperkirakan berdiri pada abad ke-8 atau 9 ini agar tetap awet dan nggak mudah rusak. Proses pembersihannya dilakukan pada 29 Mei sampai 4 Juni 2024.

Alasannya, candi yang diberi nama "asu" karena bentuknya dianggap menyerupai anjing ini berada di tempat terbuka. Otomatis, candi ini mudah ditumbuhi sejumlah mikroorganisme. Kalau sampai dibiarkan, mikroorganisme ini bisa bikin batu candi rusak atau lapuk.

“Upaya konservasi ini memang demi mencegah berbagai kerusakan karena pertumbuhan mikroorganisme tersebut,” terang Candra sebagaimana dilansir dari Radarjogja, Kamis (30/5/2024).

Candi Asu harus rutin dibersihkan agar nggak mudah rusak. (Wikipedia/Crisco 1492)

Lantas, apakah cara memandikan Candi Asu mirip dengan memandikan manusia atau hewan peliharaan? Ada dua cara pembersihan, yaitu pembersihan mekanis kering dan mekanis basah. Khusus untuk pembersihan kering, para pekerja konservasi dengan telaten melakukan penyikatan pada setiap bebatuan Candi Asu.

Setelah itu, pembersihan basah dilakukan dengan memakai semprotan air bertekanan tinggi. O ya, penggunaan semprotan ini nggak asal karena sudah dilakukan uji coba sebelumnya agar nggak sampai bikin batu candi rusak.

Selain itu, digunakan pula bahan-bahan kimia yang bisa menghilangkan sekaligus mencegah pertumbuhan mikroorganisme.

“Konservasi ini dilakukan tergantung pada kondisi candi. Yang pasti, candi selalu kami observasi dulu. Kalau memang perlu, ya dibersihkan. Jadi nggak pasti berapa bulan sekali kami memandikannya,” pungkas Candra.

Menarik juga ya? Ternyata candi-candi seperti Candi Asu juga dimandikan agar tetap awet dan nggak mudah rusak. Jadi penasaran seperti apa perawatan pada candi berukuran lebih besar dan lebih tinggi seperti Prambanan atau Borobudur. Kalau menurut kamu, bagaimana ya cara perawatannya, Millens? (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024

Sepenting Apa AI dan Coding hingga Dijadikan Mata Pelajaran di SD dan SMP?

12 Nov 2024

Berkunjung ke Dukuh Kalitekuk, Sentra Penghasil Kerupuk Tayamum

12 Nov 2024

WNI hendak Jual Ginjal; Risiko Kesehatan Apa yang Bisa Terjadi?

13 Nov 2024

Nggak Bikin Mabuk, Kok Namanya Es Teler?

13 Nov 2024

Kompetisi Mirip Nicholas Saputra akan Digelar di GBK

13 Nov 2024

Duh, Orang Indonesia Ketergantungan Bansos

13 Nov 2024

Mengapa Aparat Hukum yang Paham Aturan Justru Melanggar dan Main Hakim Sendiri?

13 Nov 2024