BerandaTradisinesia
Senin, 15 Sep 2019 18:52

Mengenal Tayub, Lenggak-lenggok Para Bidadari yang Memesona Banyak Mata

Para ledhek ibarat bidadari-bidadari yang turun dari alam para dewa. (Mistik Indonesia)

Dengan iriangan gamelan, para ledhek yang terdiri atas dua hingga lima orang lantas memasuki panggung. Nggak langsung menari, mereka melakukan srimpen lebih dulu untuk menghormati tuan rumah yang sudah mengundang mereka.

Inibaru.id – Jawa Tengah memiliki sejumlah tarian yang menarik untuk dipelajari. Salah satu tarian yang menarik adalah Tayub. Nggak hanya berkembang di Kabupaten Wonogiri, kesenian ini berkembang pula di Kabupaten Blora, Sragen, dan Karanganyar.

Tayub dipertunjukkan oleh sekitar 15-17 orang. Tentu saja nggak semuanya menjadi penari. Jumlah tersebut dibagi menjadi dua hingga empat orang sebagai ledhek (penari), dua orang sebagai waranggana (pesinden), satu gerong (penyanyi laki-laki), satu sutradara, dan sisanya sebagai pemain gamelan.

http://infopublik.id/resources/album/juli-2019//PENABUH_INSTRUMEN_GAMELAN_JAWA_compressed.JPG

Musik dari gamelan mengiringi tarian para ledhek. (Info Publik)

Semula, para ledhek menggunakan busana berupa kain panjang dan kemben, lengkap dengan sampur. Namun, kemben ini kemudian digantikan dengan kebaya lengan pendek supaya tampak lebih sopan.

Pertunjukan tayub dimulai dengan alunan gending. Setelah dua hingga tiga gending, barulah para ledhek masuk dan dimulailah srimpen. Srimpen merupakan pertunjukan pertama dari para penari. Biasanya, sesi ini kemudian dilanjutkan dengan sesi sambutan dari tuan rumah.

Usai memberi sambutan, para ledhek lalu menyerahkan sampur pada tuan rumah. Pemberian sampur ini juga merupakan bentuk penghormatan sebelum pertunjukan dibuka untuk umum. Jika sang tuan rumah sudah menerima sampur, para ledhek barulah memberikan sampur berikutnya pada anggota keluarga yang lain.

Tayub kini digelar pada siang hari agar menjangkau semua kalangan. (Guswah)

Semakin banyak yang ikut menari, semakin meriah pula acaranya. Dulu tayub biasanya digelar pukul 21.00 dan berakhir pada pukul 03.00 dini hari. Supaya bisa dinikmati semua kalangan, tayub kini digelar pada siang hari.

Ah. jadi pengin belajar menari tayub, nih! (IB15/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

WNI hendak Jual Ginjal; Risiko Kesehatan Apa yang Bisa Terjadi?

13 Nov 2024

Nggak Bikin Mabuk, Kok Namanya Es Teler?

13 Nov 2024

Kompetisi Mirip Nicholas Saputra akan Digelar di GBK

13 Nov 2024

Duh, Orang Indonesia Ketergantungan Bansos

13 Nov 2024

Mengapa Aparat Hukum yang Paham Aturan Justru Melanggar dan Main Hakim Sendiri?

13 Nov 2024

Lindungi Anak dari Judol, Meutya Hafid: Pengawasan Ibu Sangat Diperlukan

13 Nov 2024

Diusulkan Jadi Menu Makan Sehat Gratis, Bagaimana Nutrisi Ikan Sarden?

14 Nov 2024

Mencicipi Tahu Kupat Bu Endang Pluneng yang Melegenda Sejak 1985

14 Nov 2024

PP Penghapusan Utang: Beban Utang Nelayan Rp4,1 Miliar di Batang Dihapus

14 Nov 2024

Tanda Kiamat Semakin Bertambah; Sungai Eufrat Mengering!

14 Nov 2024

Sah! Nggak Boleh Ada Pembagian Bansos dari APBD Jelang Coblosan Pilkada

14 Nov 2024

Pesan Sekda Jateng saat Lantik 262 Pejabat Fungsional: Jangan Anti-Kritik!

14 Nov 2024

Memahami Stigma Terhadap Perempuan yang Memilih Menikah Lagi Setelah Perceraian

14 Nov 2024

Lakukan Misi Kemanusiaan di Filipina, 10 Kru Heli Dapat Penghargaan Khusus

15 Nov 2024

Dapatkan Promo Pilkada 10 Persen Tiket Kereta Api untuk Keberangkatan 26-28 November 2024!

15 Nov 2024

Suruh Siswa Sujud dan Menggonggong, Ivan Dijerat Pasal Perlindungan Anak

15 Nov 2024

Soto Rem-Bang Gang Kuwera, Andalan Mahasiswa UNY Memadamkan Kelaparan

15 Nov 2024

Berbahaya, Jangan Googling Kata-kata Ini di Internet!

15 Nov 2024

Peluang Timnas Indonesia Melawan Jepang; Masih Ada Asa untuk Mencuri Poin

15 Nov 2024

JOMO, Menemukan Kebahagiaan dengan Melewatkan Hal-Hal yang Nggak Perlu

15 Nov 2024