BerandaTradisinesia
Selasa, 22 Agu 2022 15:00

Mengenal Jaka Tingkir yang Namanya Viral dan Kontroversial karena Lirik Lagu

Nama Jaka Tingkir viral gara-gara sebuah lagu berjudul 'Joko Tingkir Ngombe Dawet'. (YouTube/Tama Halu 008)

Nggak asing dengan lirik lagu 'Jaka Tingkir Ngombe Dawet', kan? Belakangan lirik tersebut jadi perdebatan banyak pihak. Sebenarnya siapa sosok Jaka Tingkir itu?

Inibaru.id – Setelah sebelumnya populer karena dijadikan julukan klub sepak bola Persela Lamongan, yaitu Laskar Jaka Tingkir, nama Jaka Tingkir kembali viral di media sosial. Kali ini tentang sebuah lagu berjudul "Joko Tingkir Ngombe Dawet" yang diprotes ulama. Kini, judul dan lirik lagu tersebut telah diubah, Millens.

Kalau diartikan, judul lagu yang dibuat oleh Ronald Dwi Febriansyah tersebut berarti Jaka Tingkir sedang minum dawet. Seperti yang kita tahu, dawet merupakan minuman tradisional yang menyegarkan dan disukai sebagian masyarakat Indonesia.

Namun, sebagian ulama kabarnya nggak berkenan dengan lirik dan judul lagu tersebut karena dianggap merendahkan Jaka Tingkir. Sang penulis lagu lalu meminta maaf dan mengaku sudah mengganti lirik dan judul lagu tersebut.

“Saya meminta maaf kepada masyarakat Lamongan dan pihak yang tersinggung atau kurang berkenan karena saya telah membuat lirik menggunakan nama Joko Tingkir,” ungkap Ronald Dwi Febriansyah di kanal Youtube Tama Halu 008, Sabtu (20/8/2022).

Siapa Jaka Tingkir?

Babad Jaka Tingkir yang mengisahkan cerita hidupnya. (Historia)

Nama Jaka Tingkir ditemukan dalam sebuah karya sastra Jawa Klasik berjudul Babad Jaka Tingkir. Dia disebut-sebut sebagai salah satu pendiri kerajaan Islam pertama di Tanah Jawa. Dia merupakan putra dari Ki Ageng Pengging sekaligus keponakan dari Ki Ageng Tingkir. Singkat cerita, Jaka Tingkir adalah keturunan dari penguasa Pengging.

Meski ayahnya tewas karena perintah Raden Patah, Sultan Demak, kala itu Jaka Tingkir tetap mengabdi pada Kesultanan Demak. Dia bahkan mampu menjadi abdi dalem kerajaan saat Demak dipimpin oleh Sultan Trenggana.

Sayangnya, di dalam buku Nancy Florida berjudul Writing The Past , Inscribing The Future, diceritakan kalau Jaka Tingkir melakukan kesalahan besar yang membuat anak buahnya meninggal. Dia pun dicopot dari jabatan pengawal Sultan Trenggana dan diasingkan dari Kesultanan Demak.

Pada masa pengasingan, Jaka Tingkir mengasah kemampuan bela diri sekaligus mengendalikan binatang buas. Kemampuan ini nggak dipunyai prajurit-prajurit Sultan Trenggana.

“Jaka Tingkir mampu mengatur kerbau mengamuk. Seluruh prajurit tidak bisa mengendalikan kerbau tersebut, hanya Jaka tingkir yang bisa,” tulis Nancy.

Dia pun diterima kembali di lingkup pemerintahan Kesultanan Demak. Bahkan, dia diangkat jadi Adipati Pajang dan menikahi Ratu Mas Cempaka, putri dari Sultan Trenggana.

Menjadi Raja Berkat Kecerdikan

Makam Jaka Tingkir di Desa Butuh, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen. (Jatengprov)

Tatkala Sultan Trenggana wafat, kepemimpinan kerajaan Demak dipegang oleh penerus Sultan Trenggano yaitu Susuhunan Prawata. Sayangnya, Susuhan Prawata dibunuh oleh Arya Panangsang, pejabat bawahan dari Jipang pada 1549 sebagai balas dendam atas kematian ayahnya, Pangeran Sekar Seda Lepen.

Sebenarnya, Arya Panangsang juga berkeinginan membunuh Jaka Tingkir. Tapi Jaka Tingkir dengan cerdik mengeluarkan muslihatnya. Dia mengirimi surat bernada provokatif ke Arya Panangsang.

Panas dengan isi surat tersebut, Arya Panangsang pergi ke Bengawan Solo memakai kuda Gagakrimang untuk mencari Jaka Tingkir. Tapi, di sana dia sudah ditunggu oleh Sutawijaya dan pasukannya yang sudah dijanjikan Tanah Mataram jika mampu menghabisi Arya Panangsang.

Kekuasaan eks-Kesultanan Demak pun berpindah ke tangan Jaka Tingkir. Dia juga memindahkan pusat kerajaan ke Pajang dan mengganti namanya jadi Sultan Adiwijaya. Dia kemudian memerintah Kerajaan Pajang dari 1549 sampai wafat pada 1582.

Selain punya kisah penting dalam sejarah Nusantara, Jaka Tingkir juga dikenal sebagai keturunan dari Maulana Ishaq atau ayah dari Sunan Giri. Selain itu, ada kabar kalau ulama-ulama besar di masa modern seperti KH Hasyim Asyari, kakek dari Gus Dur, adalah keturunan dari Jaka Tingkir. Oleh karena itu, sejumlah ulama nggak terima namanya secara asal-asalan dijadikan judul lagu.

Begitulah kisah singkat soal siapa Joko Tingkir. Kamu yang belum tahu siapa dia, bakal terheran kenapa lirik lagu bisa menjadi kontroversial.

Namun, saat tahu hal apa yang menjadi sumber perdebatan, silakan untuk beropini atau berargumentasi. Kamu ada di tim yang menganggap perlu atau nggak lirik lagu tersebut diubah, Millens?(Sua,Wik,His/IB09/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: