BerandaTradisinesia
Minggu, 29 Mei 2021 18:58

Mengenal BH Suroso, Kutang yang Dipakai Nenek-nenek Indonesia

BH Suroso atau kutang Suroso yang sering dipakai nenek Indonesia. (Twitter.com/cahklaten78)

Pernah nggak terpikir bra yang dipakai nenek-nenek di Indonesia berbeda dari bra perempuan berusia lebih muda lainnya? Namanya BH Suroso atau kutang Suroso. Apa saja ya fakta unik dari bra ini?

Inibaru.id – Kamu pasti pernah melihat BH Suroso. Nama lain dari pakaian dalam yang sering dipakai nenek-nenek Indonesia ini adalah kutang Suroso. Nah, meski terkesan sebagai pakaian dalam klasik, ternyata BH Suroso ini punya nilai sejarah yang tinggi, lo, Millens.

Salah satu ciri khas dari BH Suroso ini adalah warna-warnanya yang nggak menyolok, kancingnya ada di bagian depan. Hal ini tentu sangat bertolak belakang dengan bra pada umumnya ada di bagian punggung. Hal ini sangat penting bagi orang tua. Banyak nenek yang karena faktor usia kesulitan untuk menjangkau kancing di bagian punggung. Kalau memaksakan diri, bisa bikin cedera, deh.

Tapi, BH Suroso ini juga punya kelemahannnya tersendiri, yakni bahannya yang cenderung nggak elastis sebagaimana bra pada umumnya. Jadi, kalau mau membeli, harus bisa memastikan kalau ukurannya memang pas, nggak kebesaran, nggak juga kekecilan. Jika sampai nggak pas, ya nggak bisa dipakai.

Alasan mengapa dibuat seperti ini adalah agar nenek-nenek nggak sampai mengalami nyeri punggung akibat bra yang terlalu ketat. Wah, di balik kelemahan, ada juga manfaatnya, ya?

Bahan utama dari BH Saroso adalah kain katun. Sirkulasi udaranya dibuat sebaik mungkin agar nyaman dipakai oleh para orang tua. Soal harga, jelas cukup murah. Nah, bra-bra ini kebanyakan bisa didapatkan di pasar-pasar tradisional, bukannya di pasar swalayan atau toko-toko bermerek.

Ilustrasi: Kebanyakan pengguna BH Suroso adalah nenek-nenek. (Flickr/ Ivetta Inaray)

Kabarnya, bra ini sudah ada sejak zaman Indonesia belum merdeka, lo. Mungkin karena alasan ini pula banyak nenek yang masih memakainya. Mereka sudah kadung terbiasa dan nyaman memakainya selama puluhan tahun.

Sejarah Kutang Alias BH di Indonesia

Masyarakat Nusantara dulu nggak mengenal penutup dada. Jadi, wajar jika di foto-foto atau relief candi zaman dahulu terlihat wanita nggak memakai penutup dada. Tapu, hal ini mulai mengalami perubahan di masa penjajahan Belanda.

Bra masuk ke Indonesia atau saat itu dikenal sebagai Hindia Belanda opada 1910. Pembuatnya adalah Mary Phelps Jacob atau Caresse Crosby. Dia jengah dengan penggunaan korset yang bikin nggak nyaman. Setelahnya, pada 1922, Ida Rosenthal menjual bra jenis baru yang lebih nyaman dipakai. Nah, kalau iklan bra pertama yang tercatat dalam sejarah Indonesia adalah yang berjenama Bengawan Solo pada 1958.

Yang menarik adalah, salah satu pabrik di Indonesia, yakni PT Busana Remaja Agracipta ternyata masuk dalam daftar 10 besar pabrik pembuat pakaian dalam sedunia. Pabrik dari perusahaan ini ada di Bantul, DIY, dan Tangerang, Banten. Pabrik pakaian dalam lain di Indonesia yang cukup terkenal adalah Wacoal serta Mekarjaya.

Nah selain BH Suroso yang sebenarnya adalah jenama namun kadung dikenal seakan-akan sebagai jenis bra ini, ada merek-merek lain dari bra ini, yakni Trumph, Sloggie, Wacaol, dan lain-lain. Tertarik mencoba, Millens? (Lir, Tir/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Ketua DPRD Jateng Sumanto Resmikan Jalan Desa Gantiwarno, Warga Rasakan Perubahan Nyata

4 Des 2025

Harga Gabah Naik, Sumanto Ajak Petani Jalan dengan Kepala Tegak

3 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: