BerandaTradisinesia
Rabu, 1 Okt 2019 20:19

Membaca Kesenian Macapat Lebih Jenak, Memahami Makna di Dalamnya

Membaca Kesenian Macapat Lebih Jenak, Memahami Makna di Dalamnya

Seorang abdi dalem tengah mengajarkan Macapat. (uajy.ac.id)

Macapat bukan sekadar tembang berbahasa Jawa, karena ada makna penting di dalamnya. Apakah itu?

Inibaru.id – Bagi orang awam, macapat mungkin nggak lebih dari menyanyi tembang berbahasa Jawa. Padahal, macapat lebih dari itu.

Merujuk namanya, macapat diartikan sebagai cara membaca yang terjalin tiap empat suku kata. Ada pula yang menyebutkan kata “pat” dalam macapat merujuk pada jumlah sandangan (tanda diakritis) dalam aksara Jawa. Sementara, "maca" berarti membaca, yang jika digabung berarti membaca sandangan dalam aksara Jawa.

Tembang macapat. (Blogkulo)

Di Yogyakarta, kesenian ini bisa dipelajari secara gratis di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Sekolah yang berdiri pada 1960-an itu semula hanya ditujukan untuk keluarga keraton. Namun, seiring waktu, abdi dalem kemudian diperbolehkan untuk mempelajarinya.

Romo Prajo Swasono adalah salah seorang abdi dalem yang turut melestarikan kesenian ini dengan mengajarkannya pada masyarakat umum.

Guru Gatra, Guru Lagu, dan Guru Wilangan

Dalam macapat, terdapat guru gatra, guru lagu, dan guru wilangan. Jika kamu bingung, penjelasan sederhana ini mungkin bisa bikin kamu paham.

Guru gatra merupakan jumlah baris dalam satu bait, sedangkan guru lagu adalah bunyi sajak yang sama pada akhir kata tiap larik. Sementara, guru wilangan adalah jumlah suku kata pada setiap larik.

Para sinden dalam seni Macapat. (Bangsaonline)

Tentang Fase Kehidupan Manusia

Beberapa sekolah dasar di Yogyakarta dan Jawa Tengah hingga kini masih mengajarkan kesenian macapat. Secara umum, macapat terdiri atas 11 tembang, yang menggambarkan fase kehidupan manusia. Mijil, Kinanti, Sinom, dan Gambuh adalah contoh tembang-tembang yang diajarkan.

Nggak seperti musik Campur Sari yang menggunakan bahasa Jawa Ngoko dalam liriknya, tembang-tembang macapat menggunakan bahasa Jawa Krama Inggil, lo. Para pengajar biasanya menjelaskan makna setiap lirik dalam tembang-tembang tersebut.

Kini, macapat mungkin menjadi kesenian yang tersisihkan oleh budaya pop. Hanya sedikit generasi modern Jawa yang tertarik mempelajarinya.

Nembang macapat. (Sesawi)

Kamu yang masih pengin kesenian dan budaya Jawa bertahan, sebaiknya bergabunglah dengan menjadi murid di Sekolah Macapat Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Jadi, yuk, merawat dan melestarikan budaya sendiri! (IB06/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Soto Yesus, Destinasi Wisata Kuliner selewat Jam Malam di Pusat Kota Semarang

9 Apr 2025

Uniknya Tiongkok: Snack Ukuran Raksasa di Supermarket Changsa!

9 Apr 2025

Pelanggan Pascabayar Keluhkan Lonjakan Tagihan, Benarkah Tarif Listrik Naik?

9 Apr 2025

Siomay Jadi Jajanan Street Food Terbaik Ketiga Dunia Versi Taste Atlas

9 Apr 2025

Ceplas-Ceplos Bukan Jujur, Anak Perlu Belajar Bicara dengan Empati

9 Apr 2025

Corleo, 'Kuda Besi' Canggih Bertenaga Hidrogen untuk Jelajahi Medan Ekstrem

9 Apr 2025

Ketua DPRD Jateng Sumanto Minta Pemprov Mandiri, Riset dan Pertanian Harus Jadi Motor Ekonomi Baru

9 Apr 2025

Lebih Terpantau; Kanal Aduan Warga Semarang 'Lapor Semar' Versi Terbaru

9 Apr 2025

Momen Dramatis Penerbangan Balon Udara Warna-warni di Langit Wonosobo

9 Apr 2025

Alunan Musik Yogyakarta Royal Orchestra yang Menyatu dengan Suara Laju Kereta di Stasiun Tugu Jogja

10 Apr 2025

Sudahi Kontrak di Red Sparks, Megawati akan Dirindukan Penggemar Voli di Korea

10 Apr 2025

Kuda yang Jadi 'Kambing Hitam' atas Bau Pesing di Kawasan Malioboro Jogja

10 Apr 2025

Menghidupkan Kembali Hewan Punah: Mungkinkah Etis?

10 Apr 2025

Forum Senayan Peduli Jateng Perdana Digelar, Ketua DPRD Sumanto: Sinergi Kunci Kemajuan Daerah

10 Apr 2025

Benahi Layanan BRT Semarang, Pemkot Segera Atasi 'Cumi Darat' dan Perbaiki Shelter

10 Apr 2025

Menteri Maruarar: Program Rumah Subsidi untuk Jurnalis Bukan untuk Membungkam Kritik

10 Apr 2025

Lolongan dari Masa Lalu; Dire Wolf Lahir Kembali lewat Rekayasa Genetika

10 Apr 2025

Pijar Park Kembali Jadi Destinasi Wisata Keluarga Terfavorit di Kudus selama Libur Lebaran

10 Apr 2025

Seniman Penuh Talenta Berumur Panjang Itu Kini Berpulang; Titiek Puspa Namanya!

11 Apr 2025

Sejarah Getuk Goreng Sokaraja; Tercipta karena Nggak Disengaja

11 Apr 2025