BerandaTradisinesia
Minggu, 27 Mei 2023 08:00

Masjid Bersejarah Sekayu, Siarkan Islam Lewat Pendidikan

Penampakkan halaman depan Masjid Agung Sekayu yang telah berdiri tahun 1413 silam. (Inibaru.id / Fitroh Nurikhsan)

Masjid tertua di Jawa Tengah, Masjid Agung Sekayu Kota Semarang memiliki rencana untuk lebih giat menyiarkan Islam pada anak-anak lewat pendidikan nonformal seperti TPQ dan rumah tahfid.

Inibaru.id - Sebagai kota dengan mayoritas penduduk beragama Islam, Semarang memiliki banyak sejarah tentang peradaban Islam. Salah satu tempat bersejarah dan saksi penyebaran Islam di Kota Lunpia adalah Masjid Agung Sekayu.

Bentuk Masjid Agung Sekayu sebetulnya nggak berbeda jauh dengan tempat ibadah umat Islam pada umumnya. Tapi, keberadaannya di tengah kota membuat masjid ini seolah dihimpit oleh gedung-gedung pencakar langit.

Suatu sore, saya berkesempatan beribadah di masjid yang terletak di Jalan Sekayu RT 05 RW 01, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang. Usai melakukan sholat, saya sengaja menemui salah seorang pengurus Masjid Agung Sekayu, Achmad Arief. Lelaki tua berumur 75 tahun itu tampak hangat menyambut kedatangan saya.

Menenteng sebuah buku absensi tamu, Arief sapaan akrabnya, langsung mengajak saya melihat bangunan masjid tersebut. Menurut Arief, Masjid Agung Sekayu merupakan tempat ibadah umat muslim tertua di Jawa Tengah dan memiliki andil besar terhadap penyebaran agama Islam di Tanah Jawa.

"Iya, masjid tertua dibangun tahun 1413, dulu namanya Masjid Pekayunan. Karena daerah ini dijadikan tempat penyimpanan kayu untuk pembangunan Masjid Agung Demak," ucap Arief.

Sejarah Berdirinya Masjid Sekayu

Suasana salat magrib berjamaah di ruang utama Masjid Agung Sekayu. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Meski sering ditanya soal sejarah, Arief tetap ramah untuk kembali bercerita tentang asal usul masjid itu. Menurut ceritanya Masjid Agung Sekayu dibangun oleh murid Sunan Gunung Djati, Kiai Kamal dari Cirebon.

Kebetulan Kiai Kamal saat itu mendapat tugas dari sang guru untuk mengumpulkan kayu-kayu dari Ungaran, Ambarawa, Grobogan, Kendal yang nantinya akan dikirim ke Demak untuk pembangunan masjid.

"Kayu-kayu itu dikumpulkan melewati sungai-sungai di Semarang. Lalu dikumpulkan di Sekayu dan diangkut lagi menyebrangi laut untuk dikirimkan ke Demak," kata Arief.

Hingga kini, Masjid Agung Sekayu telah empat kali dipugar. Arief menceritakan, dulu bangunan masjid ini sangat sederhana. Tiangnya dari bambu, atapnya dari rumbia dan masih beralas tanah liat.

"Sampai sekarang telah dipugar ke empat kalinya. Tapi pemugaran yang kedua dan ketiga tidak terdokumentasikan," ungkap Arief.

Siarkan Islam Lewat Pendidikan

Potret relief soal sejarah berdirinya masjid tertua di Jawa Tengah (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Arief dan masyarakat setempat nggak pernah mengabaikan Masjid Agung Sekayu. Sebaliknya, agar tetap 'hidup' dan menebarkan berkah bagi umat, masyarakat kampung Sekayu kompak meramaikan masjid itu dengan menggelar pengajian rutinan.

"Kalau pengajian bapak-bapak hari Rabu sama Jumat setelah salat Isya. Sedangkan pengajian ibu-ibu setiap minggu sore," papar Arief.

Nggak hanya itu, Masjid Agung Sekayu juga dijadikan tempat untuk menyiarkan agama Islam pada anak-anak lewat pendidikan nonformal.

"Setiap pukul 2 siang sampai sore, di Masjid Agung Sekayu ada kegiatan pendidikan TPQ. Alhamdulillah TPQ disini udah resmi dan telah mendapat izin dari Kementrian Agama," terangnya.

Lebih dari itu, pengurus masjid saat ini sedang fokus pada pembangunan rumah tahfid di sebelah kiri Masjid Agung Sekayu. Diharapkan berdirinya rumah tahfid itu dapat mengembalikan perkampungan Sekayu lebih bernuasa Islami.

"Kita punya gagasan karena di sini dulunya gudangnya para ulama. Kita ingin bikin rumah tahfid. Nantinya rumah tahfid itu atas nama Yayasan Masjid Agung Sekayu," tandasnya.

Wah, semoga upaya para warga untuk terus memuliakan masjid berjalan lancar, ya! Buat kamu yang suatu hari ada di Kampung Sekayu, jangan ragu untuk sholat di Masjid Agung Sekayu, ya! (Fitroh Nurikhsan/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Jokowi dalam Jajaran Tokoh Terkorup di Dunia

1 Jan 2025

Menko Pangan Zulhas: 2025, Bulog akan Serap Hasil Pertanian Indonesia

1 Jan 2025

Untuk Perikanan Jateng, Menteri KKP Revitalisasi Tambak di Pantura Jawa

1 Jan 2025

Tahun Baru 2025, Begini Tantangan Berat Pers di Masa Depan Menurut Dewan Pers

1 Jan 2025

Tentang Dua Film 'Last Letter' yang Digarap Seorang Sutradara

1 Jan 2025

Libur Sekolah Selama Ramadan 2025; Mendikdasmen: Belum Jadi Keputusan

1 Jan 2025

AQ, Faktor Penting Penentu Kesuksesan Selain IQ

1 Jan 2025

Pemerintah Revisi Aturan PPN 12 Persen, Apa yang Terjadi?

1 Jan 2025

Kata Guru dan Orang Tua Siswa tentang Rencana UN yang Akan Diadakan Kembali

2 Jan 2025

Ttangkkeut, Tempat Warga Korea Melihat Matahari Terbit Pertama di Awal Tahun

2 Jan 2025

YOLO; Filosofi Hidup Sekali yang Memacu Kebahagiaan Plus Risiko

2 Jan 2025

Ada Sampah di Planet Mars, Arkeolog: Jangan Dibuang tapi Dilestarikan!

2 Jan 2025

Hari Pertama 2025: KAI Daop 4 Semarang Berangkatkan 25 Ribu Penumpang, Paling Banyak di Stasiun Tawang

2 Jan 2025

Memagari Kicau Merdu Burung Pleci di Pegunungan Muria

2 Jan 2025

Waktu Terbaik Mengunjungi Kebun Buah Mangunan Yogyakarta

2 Jan 2025

MK Hapus Presidential Threshold, Apa Dampak bagi Demokrasi Indonesia?

3 Jan 2025

Dampak Perkebunan Kelapa Sawit bagi Air dan Udara, Baik atau Buruk?

3 Jan 2025

Kemalasan Nobita, Antitesis Masyarakat Jepang dengan Tradisi Tahun Baru

3 Jan 2025

Pastikan Resolusi Tahun Barumu Bebas FOMO!

3 Jan 2025

Seperti Apa Mekanisme Tilang dengan Sistem Poin di SIM yang Berlaku Mulai 2025?

3 Jan 2025