BerandaTradisinesia
Selasa, 17 Sep 2018 11:46

Menyoal Kelanjutan Kampung Tematik dengan Balutan Pentas Teater

Salah satu adegan dalam lakon "Ajar Raja". (Inibaru.id/Mayang Istnaini)

Melalui pentas teater, isu sosial terkait kampung tematik di Semarang bergulir. Ke mana arah kampung tematik?

Inibaru.id – Kampung tematik menjamur di Semarang dalam tiga tahun terakhir. Kampung-kampung itu "disulap" menjadi calon tujuan wisata baru dengan paket yang lengkap dan terkonsep. Nggak hanya menawarkan lokawisata menarik, sejumlah kampung wisata juga "dibumbui" dengan beberapa hal, di antaranya kesenian tradisional. Berhasilkah?

Nah, bermula dari pertanyaan itu, Teater Emper Kampus (Emka) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Semarang, menggelar Pentas Kampung (Penkam) di Srinindito Timur, Kelurahan Simongan, Kota Semarang pada Sabtu (15/9/2018). Dengan lakon Ajar Raja, mereka menjadikan perkembangan kampung tematik di Kota Lunpia sebagai fokus utama.

Salah seorang aktor dalam lakon Ajar Raja.  (Inibaru.id/Mayang Istnaini)

Sejak 2015, Kota Semarang memang telah mencanangkan kampung tematik sebagai salah satu program unggulan. Selain menanggulangi kemiskinan, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang berharap, kampung tematik bisa menjadi salah satu tujuan wisata baru di Kota ATLAS.

Berdasarkan data yang dirilis Gerbanghebat.semarangkota.go.id, hingga 2016 sudah ada 32 kampung tematik yang tersebar di 16 kecamatan di Semarang. Jumlah itu tentu akan terus bertambah seiring banyaknya kampung lain yang diusulkan menjadi kampung tematik, Millens.

Nah, seusai pentas, diskusi terkait keberadaan kampung tematik di Semarang pun menjadi tema yang cukup menarik bagi penonton. Kebanyakan dari penonton yang terdiri atas warga setempat dan umum mempertanyakan kelanjutan nasib sebuah daerah setelah menjadi kampung tematik.

Ajar Raja merupakan representasi kehidupan warga sehari-hari.  (Inibaru.id/Mayang Istnaini)

“Program kampung tematik memang berhasil mengubah wajah kampung jadi lebih estetik. Tapi, hal itu nggak diikuti dengan perkembangan sumber daya manusianya,” pantik Bagus, anggota Komunitas Grobak Hysteria, malam itu.

Oya, perlu kamu tahu, Kampung Srinindito Timur yang menjadi tempat pementasan, adalah salah satu kampung yang sudah diusulkan menjadi kampung tematik. Kampung itu dicanangkan sebagai kampung tematik dari segi kebudayaan. Hal ini dibenarkan Ponco, salah seorang anggota Teater Emka, dalam diskusi yang berlangsung serius tapi santai tersebut.

“Berdasarkan riset yang kami lakukan ke dinas-dinas terkait, Srinindito Timur memang sedang dalam proses menjadi kampung tematik secara resmi,” jelasnya.

Namun, Ponco menambahkan, rencana itu justru nggak banyak diketahui warga Srinindito Timur. Padahal, menurut dia, jika menilik alurnya, suatu daerah seharusnya bisa menjadi kampung tematik lantaran usulan dari warga setempat.

Fenomena kampung tematik menjadi isu utama dalam Ajar Raja. (Inibaru.id/Mayang Istnaini)

Berdasarkan diskusi, tentu saja berarti warga Srinindito Timur harus mempersiapkan diri saat kampung mereka resmi menjadi kampung tematik. Butuh usaha keras untuk semua itu. Jadi, bukan hanya kampungnya saja yang "dipermak", warganya pun setali tiga uang.

Yap, semoga masyarakat nggak hanya menjadi objek dari pembangunan, ya, Millens! Bukankah masyarakat harusnya menjadi subjek pembangunan? (Mayang Istnaini/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: