BerandaTradisinesia
Rabu, 13 Agu 2019 16:15

Lahir pada Masa Penjajahan, Pek Bung Jadi Kesenian Kebanggaan Kampung Gedongsari

Pek Bung sempat menjadi kesenian yang dilarang pemerintah Orde Baru. (Trimanunggalsari.blogspot)

Pek Bung sempat dilarang oleh pemerintah pada masa Orde Baru. Sebelum dilarang lantaran kerap menjadi kesenian yang mengiringi propaganda PKI, pek bung menjadi lagu penyemangat. Seperti apa sih sejarahnya?

Inibaru.id – Kampung Gedongsari di Desa Wijirejo, Kecamatan Pandakan, Bantul, DI Yogyakarta, masih menjadi tempat kesenian Pek Bung masih lestari. Seni musik tradisional khas Yogyakarta ini nggak kalah unik dengan kesenian musik lainnya.

Memanfaatkan bumbung, klenting, kentongan, seruling, dan besi berbentuk garpu tala, pek bung menghasilkan bunyi yang enak di telinga.

Pek bung kali pertama berkembang pada 1942. Lantaran saat itu Indonesia masih dijajah Jepang, kesenian ini dikombinasikan dengan lagu-lagu berbahasa Jepang.

Selain lagu berbahasa Jepang, lagu-lagu bertema perjuangan hingga daerah dengan nada riang biasanya dinyanyikan pula dengan kesenian ini.

Alat musik pek bung terbuat dari tembikar. (trimanunggalsari.blogspot)

Sekitar 1960-an, pek bung makin berkembang dengan mengusung lagu "Genjer-Genjer". Lagu ini dilarang pemerintah lantaran pernah dipelesetkan judulnya menjadi jenderal-jenderal. Saat itu, Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) dan Pemuda Rakyat yang merupakan organisasi di bawah PKI kerap menyanyikannya.

Pek bung makin meriah pula dengan tari-tarian dan atraksi sulap. Kesenian ini sempat mengalami kejayaannya pada 1950-1960 sebelum akhirnya perlahan tenggelam.

Sobat Millens yang berasal dari Yogyakarta, nggak ada salahnya, lo, kamu mempelajari kesenian sendiri. Kamu bisa ikutan bergabung dengan para seniman di Dusun Gedongsari. Ajak pula teman atau keluargamu, siapa tahu ada yang berminat ikut melestarikannya! (IB10/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: