BerandaTradisinesia
Kamis, 16 Nov 2022 19:00

Kian Gwan, Cikal Bakal Konglomerasi Bisnis Oei Tiong Ham

Kian Gwan, Cikal Bakal Konglomerasi Bisnis Oei Tiong Ham

Potret Oei Tiong Ham dan potret tamannya yang megah di Semarang. (Wikipedia Commons)

Sebelum Oei Tiong Ham Concern (OTHC) berdiri, terlebih dahulu Oei Tjie Sien mendirikan sebuah kongsi dagang Kian Gwan pada 1863. Mereka berhasil menghasilkan pendapatan yang besar bagi pemerintah Hindia Belanda waktu itu.

Inibaru.id – Setelah VOC bubar, di bawah Pemerintahan Hindia Belanda pada abad ke-19 komoditas andalan Belanda yang awalnya adalah rempah-rempah kini beralih ke komoditi lain yaitu kopi, teh, karet, dan gula.

Perubahan struktur perdagangan di Hindia Belanda kala itu memberikan dampak yang cukup signifikan dan dapat dirasakan oleh semua pihak, termasuk pertanian dan perdagangan.

Pada masa itu di Semarang berdiri sebuah perusahaan dagang besar bernama Oei Tiong Ham Concern (OTHC). FYI, perusahaan gula itu pernah mencatatkan namanya sebagai yang terbesar di Hindia Belanda selama akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.

Tapi kira-kira seperti apa ya awal berdirinya OTHC ini? Dilansir dari Historia (12/11/2022) pada 1863, Oei Tjie Sien bersama kawannya Ang Tai Liong mendirikan sebuah kongsi dagang bernama Firma Kian Gwan.

Nah, Kongsi dagang inilah cikal bakal OTHC yang dikembangkan Oei Tjie Sien, Millens.

Bekas kantor pusat NV Kian Gwan di Kawasan Kota Lama, Semarang. (Kompas/Eddy Hasby)

Kedatangan Oei Tjie Sien di Semarang

Dalam sebuah jurnal berjudul Perkembangan Usaha Gula Oei Tiong Ham Concern di Jawa 1900-1942, Oei Tjie Sien merupakan pendatang dari Tiongkok yang melarikan diri dari gagalnya revolusi Taiping (1851-1864).

Pada 1858 dengan menumpang sebuah perahu kecil, dia meninggalkan daerah asalnya dan menetap di Semarang.

Setelah dia tiba di Semarang, Oei Tjie Sien melakukan usaha berdagang piring, mangkuk porselen, dan beras. Bukan cuman itu, setelah usaha perdagangannya semakin maju, Oei Tjie Sien berkeinginan untuk mendirikan sebuah persekutuan dagang. Akhirnya dia berhasil mendirikan perusahaan dagang dengan nama Kian Gwan.

Kian Gwan adalah persekutuan dagang yang ia dirikan dengan dibantu temannya, Ang Tai Lion. Bila diartikan, Kian Gwan memiliki makna yang luar biasa yaitu “Sumber dari Segala Kesejahteraan”.

Kegigihan Oei Tjie Sien membuahkan hasil. Kian Gwan di bawah pemimpin Oei Tjie Sien berkembang dengan pesat. Awalnya, kongsi dagang ini berusaha melakukan jual beli barang-barang hasil bumi di Hindia Belanda. Komoditas utamanya adalah gula.

Kian Gwan juga menjual dagangan yang lain yaitu menyan, gambir, dan beras. Selain itu, Kian Gwan juga melakukan kegiatan impor dari Tiongkok berupa ikan kering, rempah-rempah jamu, dan bahan-bahan makanan.

Mereka menghasilkan pendapatan yang besar bagi pemerintah Hindia Belanda. Ketika pembukaan Terusan Suez pada 19 November 1869 membuka kesempatan lebih luas pada kegiatan Kian Gwan untuk memajukan kegiatan perdagangannya hingga mancanegara.

Hal itu membuat namanya pun begitu tersohor di seluruh Jawa, khususnya Semarang dan sekitarnya.

Pabrik gula Rejo Agung Baru di Madiun, salah satu peninggalan kejayaan raja gula Oei Tiong Ham.

Oei Tiong Ham Sebagai Penerus

Setelah Oei Tjie Sien meninggal dunia pada 1900 karena sakit jantung, Oei Tiong Ham, putra tertuanya menggantikan kedudukan sebagai pemimpin perusahaan.

“Dengan intuisi bisnisnya dia memilik Oei Tiong Jam sebagai pewaris usahanya. Pilihan dan keputusannya ini ternyata sangat tepat karena di bawah pimpinan Oei Tiong Ham, Kian Gwan berkembang berpuluh kali lebih besar dari sebelumnya,” tulis Benny G. Setiono dalam Tionghoa dalam Pusaran Politik.

Akhir abad ke-19, Oei Tiong Ham mengubah Kian Gwan menjadi perseroan terbatas NV Handel Maatschappij Kian Gwan. Dikutip dari Historia, setelah menyelesaikan berbagai urusan pembagian warisan, maka kerajaan bisnis Oei Tiong Ham, OTHC, memulai babak baru dengan hak penuh atas perusahaannya sendiri.

Dia memulai dengan mengakuisisi lima pabrik gula: Redjoagung, Krebet, Tanggulangin, Pakies, dan Ponen. Selain itu, Oei Tiong Ham juga melakukan perluasan bisnis di bidang keuangan, khususnya bisnis asuransi dan perbankan, Millens. Wah, benar-benar pebisnis yang ulet ya? (Fatkha Karinda Putri/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Iri dan Dengki, Perasaan Manusiawi yang Harus Dikendalikan

27 Mar 2025

Respons Perubahan Iklim, Ilmuwan Berhasil Hitung Jumlah Pohon di Tiongkok

27 Mar 2025

Memahami Perasaan Robot yang Dikhianati Manusia dalam Film 'Companion'

27 Mar 2025

Roti Jala: Warisan Kuliner yang Mencerminkan Kehidupan Nelayan Melayu

27 Mar 2025

Jelang Lebaran 2025 Harga Mawar Belum Seharum Tahun Lalu, Petani Sumowono: Tetap Alhamdulillah

27 Mar 2025

Lestari Moerdijat: Literasi Masyarakat Meningkat, tapi Masih Perlu Dorongan Lebih

27 Mar 2025

Hitung-Hitung 'Angpao' Lebaran, Berapa Banyak THR Anak dan Keponakan?

28 Mar 2025

Setengah Abad Tahu Campur Pak Min Manjakan Lidah Warga Salatiga

28 Mar 2025

Asal Usul Dewi Sri, Putri Raja Kahyangan yang Diturunkan ke Bumi Menjadi Benih Padi

28 Mar 2025

Cara Menghentikan Notifikasi Pesan WhatsApp dari Nomor Nggak Dikenal

28 Mar 2025

Hindari Ketagihan Gula dengan Tips Berikut Ini!

28 Mar 2025

Cerita Gudang Seng, Lokasi Populer di Wonogiri yang Nggak Masuk Peta Administrasi

28 Mar 2025

Tren Busana Lebaran 2025: Kombinasi Elegan dan Nyaman

29 Mar 2025

AMSI Kecam Ekskalasi Kekerasan terhadap Media dan Jurnalis

29 Mar 2025

Berhubungan dengan Kentongan, Sejarah Nama Kecamatan Tuntang di Semarang

29 Mar 2025

Mengajari Anak Etika Bertamu; Bekal Penting Menjelang Lebaran

29 Mar 2025

Ramadan Tetap Puasa Penuh meski Harus Lakoni Mudik Lebaran

29 Mar 2025

Lebih dari Harum, Aroma Kopi Juga Bermanfaat untuk Kesehatan

29 Mar 2025

Disuguhi Keindahan Sakura, Berikut Jadwal Festival Musim Semi Korea

29 Mar 2025

Fix! Lebaran Jatuh pada Senin, 31 Maret 2025

29 Mar 2025