BerandaTradisinesia
Jumat, 3 Okt 2019 20:00

Kampung Batik Laweyan Solo, Dulu dan Sekarang

Kampung Batik Laweyan. (Tribunnews)

Berkunjung ke Solo? Jangan lupa ke Kampung Batik Laweyan. Nggak hanyak mencari batik khas Solo, kamu juga bisa menikmati keindahan bangunan lama dan sisa-sisa kemasyhuran pedagang batik di Kota Bengawan tersebut.

Inibaru.id – Menjadi ikon batik sejak sekitar abad ke-19, Kampung Batik Laweyan masih eksis hingga kini. Di salah satu pusat batik paling legendaris di sana, tempat tersebut perlu kamu kunjungi saat punya kesempatan menyambangi Kota Solo, Jawa Tengah.

Keberadaan Kampung Batik Laweyan nggak lepas dari berdirinya Serikat Dagang Islam yang dibentuk Haji Samanhudi pada tahun 1912. Asosiasi pedagang yang konon menjadi yang pertama itu pun membuat roda perekonomian Solo berputar cepat.

Hingga kini, nggak kurang dari 250 motif batik khas Kampung Batik Laweyan telah dipatenkan. Berbeda dengan Batik Kauman yang cenderung berwarna gelap dengan motif klasik, Batik Laweyan lebih menampilkan pewarnaan batik yang lebih terang.

Perlu kamu tahu, Laweyan memang menjadi semacam tolok ukur batik di Solo sejak lama, bersanding dengan Kampung Batik kauman. Keduanya menjadi yang tertua dan terkenal. Siapapun yang pengin mencari batik bagus pasti akan berkunjung ke sana

Ini tentu nggak mengherankan, karena sebagian besar dari sekitar 2.500-an penduduk di Laweyan memang berprofesi sebagai pembatik dan pedagang batik. Pekerjaan itu telah dilakukan bertahun-tahun secara turun-temurun.

 Nah, gimana, tertarik menyambangi tempat ini? Ada berbagai hal menarik yang bisa kamu lakukan di sana, lo! Kamu bisa belajar batik, mengagumi arsitektur bangunan lama, hingga berwisata kuliner di Laweyan! So, jangan lewatkan kalau ke Solo! (IB20/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024