Inibaru.id – Banjir besar melanda Kota Semarang pada Sabtu (31/12/2022) lalu. Nggak hanya membuat rumah-rumah warga terendam, sebagian besar jalan raya juga tergenang sehingga membuat aktivitas warga terganggu. Yang menarik, di media sosial, banyak orang yang mengunggah foto dan video Semarang banjir dengan caption ‘Venice van Java’.
Jika diartikan dalam Bahasa Indonesia, Venice van Java berarti Venezia dari Jawa. Venesia adalah sebuah kota yang ada di timur laut Italia. Kota ini dipenuhi dengan kanal-kanal dan bangunan klasik yang indah. Di sana, transportasi utamanya adalah perahu, rakit, dan berbagai transportasi air lainnya, bukannya jalan raya.
Lantas, kok bisa setiap kali Semarang banjir istilah Venice van Java muncul? Hal ini biasanya terjadi karena Kota Lama, sebuah wilayah yang dipenuhi bangunan-bangunan dengan arsitektur khas kolonial di Kota Semarang sering terendam. Air yang menggenang di tengah-tengah bangunan khas Eropa membuatnya terkesan mirip seperti Venesia, Millens.
Nggak Berhubungan dengan Banjir
Tapi, kamu tahu nggak kalau istilah Venice van Java awalnya sama sekali nggak terkait dengan banjir di Kota Semarang? Justru, istilah ini dulu dibuat sebagai promo wisata saat Belanda masih menjajah Nusantara.
Dilansir dari Travelgad (April 2019), semua bermula dari keputusan Amangkurat II, pemimpin Kerajaan Mataram yang memberikan Semarang sebagai caranya melunasi utang terhadap VOC. Hal ini berlangsung pada 1678. Kala itu, Semarang masih belum berupa kota besar seperti sekarang. Tapi, pihak VOC sudah mengetahui potensi besar dari wilayah tersebut untuk dijadikan pelabuhan besar.
Saat arus lalu lintas kapal dagang di Kali Semarang semakin ramai, Belanda pun membangun Benteng Vijhoek untuk memantau kapal-kapal tersebut. Jalan bernama Heeren Straat juga dibangun. Setelah itu, Belanda juga mulai membangun jaringan kereta api di Semarang pada 1824.
Sejak saat itulah, bangunan-bangunan dengan arsitektur khas Belanda bermunculan di kawasan yang kini dikenal sebagai Kota Lama, termasuk Stasiun Tawang yang masih eksis hingga sekarang.
Sementara itu, menurut buku Tourism Practice and Discourse in Twentieth Century of Indonesia 1900-2000 karya Iskandar Nugraha, pada awal abad ke 20, pemerintah kolonial pengin menarik perhatian warga-warga Eropa lainnya untuk berwisata ke Hindia Belanda. Mereka pun membuat istilah-istilah yang membuat sejumlah wilayah di Nusantara seperti mirip dengan kota-kota populer di Eropa.
Oleh karena itulah, muncul istilah Paris van Java untuk Kota Bandung, Venice van Java untuk Kota Semarang, Switzerland van Java untuk Bogor, dan lain-lain. Khusus untuk Kota Semarang, dianggap mirip dengan Venesia karena dulu kanal Kali Semarang jadi tempat hilir mudik kapal-kapal dan perahu.
Trik marketing ini cukup berhasil. Kala itu, banyak orang Eropa yang rela menempuh waktu berminggu-minggu dengan kapal untuk berwisata di Hindia Belanda.
Sayang banget ya, istilah yang awalnya untuk pariwisata malah kini justru muncul saat Semarang banjir, Millens. (Arie Widodo/E10)