BerandaTradisinesia
Selasa, 2 Jan 2023 11:47

Istilah Venice van Java, Asalnya untuk Pariwisata, Kini Muncul Setiap Semarang Banjir

Venice van Java, istilah yang selalu muncul saat Kota Semarang banjir. (Mediaindonesia/Antarafoto/Aji Styawan)

Setiap kali Semarang banjir seperti yang terjadi pada 31 Desember 2022 lalu, istilah Venice van Java muncul. Hm, jadi penasaran seperti apa sih awal cerita Semarang disama-samakan dengan Venesia, kota wisata di Italia.

Inibaru.id – Banjir besar melanda Kota Semarang pada Sabtu (31/12/2022) lalu. Nggak hanya membuat rumah-rumah warga terendam, sebagian besar jalan raya juga tergenang sehingga membuat aktivitas warga terganggu. Yang menarik, di media sosial, banyak orang yang mengunggah foto dan video Semarang banjir dengan caption ‘Venice van Java’.

Jika diartikan dalam Bahasa Indonesia, Venice van Java berarti Venezia dari Jawa. Venesia adalah sebuah kota yang ada di timur laut Italia. Kota ini dipenuhi dengan kanal-kanal dan bangunan klasik yang indah. Di sana, transportasi utamanya adalah perahu, rakit, dan berbagai transportasi air lainnya, bukannya jalan raya.

Lantas, kok bisa setiap kali Semarang banjir istilah Venice van Java muncul? Hal ini biasanya terjadi karena Kota Lama, sebuah wilayah yang dipenuhi bangunan-bangunan dengan arsitektur khas kolonial di Kota Semarang sering terendam. Air yang menggenang di tengah-tengah bangunan khas Eropa membuatnya terkesan mirip seperti Venesia, Millens.

Nggak Berhubungan dengan Banjir

Wilayah Kota Lama Semarang digenangi banjir. (Jatengdaily)

Tapi, kamu tahu nggak kalau istilah Venice van Java awalnya sama sekali nggak terkait dengan banjir di Kota Semarang? Justru, istilah ini dulu dibuat sebagai promo wisata saat Belanda masih menjajah Nusantara.

Dilansir dari Travelgad (April 2019), semua bermula dari keputusan Amangkurat II, pemimpin Kerajaan Mataram yang memberikan Semarang sebagai caranya melunasi utang terhadap VOC. Hal ini berlangsung pada 1678. Kala itu, Semarang masih belum berupa kota besar seperti sekarang. Tapi, pihak VOC sudah mengetahui potensi besar dari wilayah tersebut untuk dijadikan pelabuhan besar.

Saat arus lalu lintas kapal dagang di Kali Semarang semakin ramai, Belanda pun membangun Benteng Vijhoek untuk memantau kapal-kapal tersebut. Jalan bernama Heeren Straat juga dibangun. Setelah itu, Belanda juga mulai membangun jaringan kereta api di Semarang pada 1824.

Sejak saat itulah, bangunan-bangunan dengan arsitektur khas Belanda bermunculan di kawasan yang kini dikenal sebagai Kota Lama, termasuk Stasiun Tawang yang masih eksis hingga sekarang.

Sementara itu, menurut buku Tourism Practice and Discourse in Twentieth Century of Indonesia 1900-2000 karya Iskandar Nugraha, pada awal abad ke 20, pemerintah kolonial pengin menarik perhatian warga-warga Eropa lainnya untuk berwisata ke Hindia Belanda. Mereka pun membuat istilah-istilah yang membuat sejumlah wilayah di Nusantara seperti mirip dengan kota-kota populer di Eropa.

Oleh karena itulah, muncul istilah Paris van Java untuk Kota Bandung, Venice van Java untuk Kota Semarang, Switzerland van Java untuk Bogor, dan lain-lain. Khusus untuk Kota Semarang, dianggap mirip dengan Venesia karena dulu kanal Kali Semarang jadi tempat hilir mudik kapal-kapal dan perahu.

Trik marketing ini cukup berhasil. Kala itu, banyak orang Eropa yang rela menempuh waktu berminggu-minggu dengan kapal untuk berwisata di Hindia Belanda.

Sayang banget ya, istilah yang awalnya untuk pariwisata malah kini justru muncul saat Semarang banjir, Millens. (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024