BerandaTradisinesia
Jumat, 24 Sep 2020 19:53

Ikut Senam Tai Chi di Semarang, Cari Keringat dengan Gerakan Bela Diri Penuh Kasih Sayang

Koh Liong, sang guru senam Tai Chi. (Inibaru.id/ Audrian F)

Di Bugangan, Citarum, Kota Semarang, tepatnya di Klenteng Hok Sing Bio, ada senam Tai Chi yang rutin digelar saban Minggu sore. Senam dengan menggunakan jurus-jurus silat ini dinilai bisa menyehatkan badan dan cocok untuk lansia.<br>

Inibaru.id - Senja di Klenteng Hok Sing Bio, Bugangan, Citarum, Kota Semarang, pada Minggu (20/9/2020) adalah senja dengan peluh keringat. Tepat di basement klenteng, saya melihat beberapa orang sedang melakukan gerakan-gerakan ritmis, tapi intens.

Sebuah aransemen khas Tiongkok disuarakan dari sebuah kotak pelantang kecil. Seorang pemandu mengarahkan gerakan-gerakan mereka. Pemandu itu bernama Hari Santoso atau Liong Kwektha Wae, yang lebih akrab disapa Koh Liong.

Saban Minggu, Koh Liong memberi pelajaran senam dengan jurus-jurus Tai Chi.

Sebagai informasi, Tai Chi merupakan ilmu seni bela diri kuno yang cukup terkenal di Tiongkok. Penciptanya bernama Zhan Sang Feng, atau kalau di Indonesia disebut dengan Thio Sam Hong. Dia adalah biarawan Taoisme.

Tai Chi ditemukan tatkala Thio Sam Hong sedang menetap di pegunungan Wudang, Provinsi Hubei, Tiongkok.

Tai Chi sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Tai chi bukan semata bela diri, tapi juga bisa digunakan untuk gerakan olahraga energi dan pernapasan. Itulah kenapa Koh Liong menggunakan ilmu tai chi untuk senam.

“Teknik yang saya gunakan ini paling klasik, bahkan hampir punah. Menggunakan 108 jurus,” ujarnya.

Apabila saya amati, gerakan senam tai chi sebetulnya cenderung lembut. Nggak ada yang kencang dan tampak bertenanga. Namun, entah kenapa semua pengikut senam saling berlomba mengeluarkan peluh keringat.

Kata Koh Liong, senam ini bisa dilakukan dalam 15 menit. Meski nggak banyak melakukan gerakan "keras", jurus-jurus tai chi sangatlah efektif. Fokusnya terletak pada pernapasan dan gerakan otot.

“Semua gerakan pakai cinta kasih. Nggak ada yang keras,” sambungnya.

Kendati sama-sama meditatif, tai chi berbeda dengan yoga. Pada yoga, seseorang mesti berhenti bergerak dengan memosisikan satu tubuh. Namun, untuk senam tai chi, sebagaimana dasarnya, nggak boleh berhenti.

Kontinu, tapi Nggak Menguras Energi

Meski sama-sama meditatif, Tai Chi berbeda dengan Yoga. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Tai chi memang mengedepankan gerakan yang terus-menerus atau kontinu. Namun, bukan berarti gerakan senam ini menguras energi yang cukup besar. Sebab, semua gerakan dilakukan secara lembut, sehingga detak jantung cenderung stabil.

“Maka dari itu senam tai chi ini bisa dilakukan semua usia, juga cocok untuk lansia,” terang Koh Liong, yang dalam tiga bulan terakhir ini melatih senam tai chi di Klenteng Hok Sing Bio.

Senam tai chi yang diajarkan Koh Liong di Klenteng Hok Sing Bio menggunakan teknik 108 jurus. Dia mengatakan, teknik itu merupakan yang paling klasik dan dasar. Di antara banyak aliran tai chi, teknik 108 jurus adalah yang paling tua.

Kata Koh Liong, 108 jurus itu belum ada yang menguasainya secara benar. Dia dulu belajar sampai ratusan kali. Namun, hal itu bukanlah yang utama. Meski para peserta masih terbata-bata, yang terpenting baginya adalah gerakan itu bisa bermanfaat.

“Saya dulu belajar di (Klenteng) Tay Kak Sie, melewati berbagai zaman dengan guru saya. Sempat di zamannya Pak Harto belajar diam-diam,” ungkapnya.

Senam dengan menggunakan jurur Tai Chi klasik. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Oya, untuk kamu yang berniat belajar senam tai chi, silakan datang ke Klenteng Hok Sing Bio. Dibuka untuk umum, kok. Kendati sempat ditutup lantaran pandemi Covid-19, senam tai chi di klenteng tersebut dalam dua minggu terakhir sudah kembali dibuka.

Satu lagi, senam "bela diri" ini juga nggak dipungut biaya alias gratis. Kamu hanya perlu membayar sekali untuk klenteng. Hm, menarik, kan, Millens? (Audrian F/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: