Inibaru.id – Cara paling tepat dalam mencintai bumi adalah dengan melestarikan alamnya. Warga Desa Laban, Kecamatan Kangkung, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, memiliki cara tersendiri untuk menjaga lingkungan tempat tinggalnya. Salah satunya dengan tradisi gebyuk yang selalu diadakan pada musim kemarau. Apa sih gebyuk itu?
Melansir laman kendalkab.go.id, gebyuk merupakan tradisi menangkap ikan dengan menggunakan alat tradisional yang berasal dari bambu yang biasa disebut susuk. Bentuk dari alat ini mirip dengan kurungan ayam, namun dengan ukuran yang lebih ramping dan memanjang ke atas. Warga menggunakan alat ini untuk memerangkap ikan kemudian diambil melalui lubang yang telah dibuat di bagian atas susuk. Wah, pasti sulit sekali ya, Millens.
Baca juga:
Menyelamati Padi-Padi dan Gaung Doa untuk Keberlimpahan Panen
Kentrung Demak, Sajian Cerita Tutur yang Hampir Hilang
Bukan hanya sulit, lumpur yang ada di dasar sungai, arus sungai yang deras, serta ikan-ikan beracun yang kerap ditemui menjadi ancaman bagi para pelaku gebyuk ikan ini. Karena itu, gebyuk selalu dilakukan oleh orang-orang yang mayoritas lelaki dengan skala yang besar.
Meskipun penuh risiko, namun gebyuk tetap perlu dilestarikan karena tradisi ini memiliki banyak nilai posistif yang dapat diambil. Salah satunya yaitu pelestarian ekosistem sungai dan laut. Banyak metode penangkapan ikan dengan cara yang merusak seperti setrum, racun, bahkan bom ikan kerap dipakai oleh nelayan demi permintaan pasar. Namun gebyuk menjadi salah satu metode yang sama sekali nggak merusak lingkungan. Salut deh, buat warga Desa Laban yang terus melestarikan tradisi ini.
Gebyuk juga menjadi suatu simbol ikatan sosial warga setempat. Gelak tawa, guyub, perbincangan hangat menjadi pemandangan lain ketika kita melihat mereka sedang melakukan gebyuk di Sungai Bulanan ini. Meskipun lelah karena harus menyusuri sungai selama 4 hingga 5 jam, warga tetap menjalaninya dengan suka cita.
Baca juga:
Pasang Surut Perkembangan Gambang Semarang
Pertalian Budaya antara Gambang Semarang dan Gambang Kromong
Tradisi gebyuk ini dijadikan sebagai festival rutin yang diadakan tiap tahun. Mengutip radarsemarang.com (16/05/2016), Festival Gebyuk Ikan diadakan sebelum bulan puasa tiba. Masyarakat berlomba-lomba menangkap ikan dengan alat susuk. Yang dapat ikan terbanyak dan terberat menjadi pemenang dalam festival ini.
Wah, pasti seru sekali ya mengikuti festival gebyuk ini. Selain bisa menambah keakraban antarwarga, tradisi menangkap ikan yang nggak merusak lingkungan ini memang perlu dilestarikan. Semoga tradisi unik asal Kendal ini bisa tetap ada sampai kapan pun ya, Millens. (IB13/E02)