BerandaTradisinesia
Sabtu, 1 Nov 2019 11:45

Dikeramatkan, Pohon Ketos di Klaten Ramai Dikunjungi Pencari Kekayaan

Pohon Ketos di Klaten. (nadialutfianamawarni.wordpress)

Pohon Ketos Keramat! Bagi pencari <i>pesugihan</i>, pohon yang konon telah berusia lebih dari 500 tahun itu tentu bukanlah nama yang asing. Hm, berada di mana ya?

Inibaru.id – Ketika mendengar istilah “pesugihan”, sebagian orang mungkin langsung merinding. Nggak sedikit masyarakat Jawa yang menganggap ritual ini tabu dilakukan.

Pesugihan merupakan ritual untuk meminta kekayaan hingga kelancaran usaha dengan bantuan makhluk halus. Meski dianggap tabu, nggak sedikit yang masih melakukannya.

Di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, tepatnya di Dusun Mbero, Desa Palar, Kecamatan Trucuk, terdapat sebuah pohon keramat yang sering digunakan untuk melakukan ritual pesugihan.

Warga setempat menamainya Pohon Ketos Keramat. Nggak seperti masyarakat di wilayah lain, warga justru sudah biasa jika ada peziarah ke sana.

Dikelilingi pagar setinggi tiga meter, peziarah bakal disambut gapura dengan bentuk mirip pura-pura di Bali. Untuk masuk, kamu harus meminta izin lebih dulu pada juru kunci.

Begitu masuk, kamu akan melihat pohon dengan ketinggian tujuh meter dan berdiameter tiga sentimeter ini. Konon, pohon ketos keramat sudah berusia lebih dari 500 tahun, lo.

Di sana, kamu bisa melakukan ritual pesugihan tuyul dengan beberapa syarat. Syarat-syarat yang harus kamu penuhi antara lain menyediakan sesaji yang terdiri atas kembang setaman, pisang raja, garang asem, teh manis, dan kendurian.

Sesajian ini harus kamu sediakan selama tujuh malam Jumat berturut-turut. Supaya tahu dengan lebih lengkap, tanyakan saja pada juru kuncinya ya.

Meski ritual ini bagimu mungkin tabu dan sesat, kamu juga perlu menghormati orang yang mempercayainya sebagai bentuk usaha. Jadi, nggak perlu merasa terusik ya. (IB15/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024