BerandaTradisinesia
Rabu, 3 Sep 2019 17:30

Congklak, Salah Satu Permainan Tertua di Dunia

Congklak dimainkan oleh dua orang pemain. (Budayajawa)

Waktu kecil mungkin kamu pernah memainkan permainan congklak. Tapi tahukah kamu kalau congklak merupakan papan permainan tertua di dunia? Berikut sejarah dari permainan ini!

Inibaru.id - Dulu, congklak merupakan permainan yang hanya bisa dimainkan oleh kaum bangsawan, khususnya anak-anak dan remaja perempuan. Congklak yang digunakan merupakan congklak mewah dengan ukiran yang wah.

Konon, permainan congklak masuk ke Indonesia saat dibawa para pedagang dari Arab. Pada saat itu, pedagang asing memang lebih banyak berinteraksi dengan pejabat, pengusaha, dan bangsawan di Jawa. Sembari menjalin hubungan, mereka memberikan oleh-oleh dari negara asalnya kepada pejabat setempat, salah satunya congklak.

Congklak atau dakon. (Flickr)

Berasal dari Arab, congklak diperkirakan masuk ke Asia sekitar 1640. Selain Indonesia, congklak juga menyebar ke Filipina dengan nama cunkayan, Srilanka dengan nama canka, Semenanjung Melayu dengan nama conkak, dan Afrika dengan nama mankala. 

Congklak Identik dengan Dolanan Jawa

Di Indonesia, congklak lebih identik sebagai permainan tradisional atau dolanan Jawa dengan nama dakon. Sejumlah ahli menduga, congklak merupakan papan permainan tertua di dunia. Dugaan ini berdasarkan temuan kepingan batu kapur yang mempunyai dua liang di Yordania yang diperkirakan berumur 5.000 hingga 7.000 SM.

Bermain congklak. (Flickr)

Hm, sejarah yang panjang. Sayang, saat ini nggak banyak lagi anak-anak yang memainkan dolanan tradisional tersebut. Jangankan bermain, melihatnya saja mungkin sudah nggak pernah. Duh, jadi syediiih! (MG28/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Tanda Diabetes pada Kulit yang Jarang Disadari

8 Des 2024

Berapa Luas Kamar Tidur yang Ideal?

8 Des 2024

Piknik Santai di Rowo Gembongan Temanggung

8 Des 2024

Ombudsman: Terkait Penanganan Kasus Penembakan Siswa SMK, Polrestabes Semarang Nggak Profesional

8 Des 2024

Dekat dengan Candi Prambanan, Begini Keindahan Candi Sojiwan

8 Des 2024

Pemprov Jateng: Pagu 10 Ribu, Makan Bergizi Gratis Nggak Bisa Sediakan Susu

8 Des 2024

Hadirkan Stefan William di Acara Pembukaan, Miniso Penuhi Gaya Hidup Modern dan Kekinian Warga Kota Semarang

8 Des 2024

Ada Tiga Bibit Siklon Tropis Kepung Indonesia, Apa Dampaknya?

9 Des 2024

Menilik Hasil Rekapitulasi Suara Pilkada 2024 di Lima Daerah

9 Des 2024

Produksi Genting di Desa Papringan, Tetap Autentik dengan Cara Tradisional

9 Des 2024

Rekor 1.000 Poin Megawati Hangestri di Liga Voli Korea

9 Des 2024

Peringati Perang Diponegoro, Warga Yogyakarta Gelar Kirab Tongkat Kiai Cokro

9 Des 2024

Tanpa Transit! Uji Coba Direct Train Gambir-Semarang Tawang, KAI Tawarkan Diskon 50 Persen

9 Des 2024

Sidang Kode Etik Kasus Penembakan di Semarang, Hadirkan Saksi dan Keluarga Korban

9 Des 2024

Apa yang Bikin Generasi Z Sering Dideskripsikan sebagai Generasi Paling Kesepian?

9 Des 2024

Kasus Polisi Tembak Siswa SMK, Robig Dipecat Tidak Dengan Hormat!

10 Des 2024

Penembak Siswa SMK 4 Semarang Dipecat; Ayah Korban: Tersangka Nggak Minta Maaf

10 Des 2024

50 Persen Hidup Lansia Indonesia Bergantung pada Anaknya; Yuk Siapkan Dana Pensiun!

10 Des 2024

Asap Indah Desa Wonosari, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Jawa Tengah

10 Des 2024

Hanya Membawa Kerugian, Jangan Tergoda Janji Manis Judi Online!

10 Des 2024