BerandaTradisinesia
Rabu, 23 Mei 2023 18:00

Benarkah Sejarah Banyumas Dimulai dari Sebuah Pohon Tembaga?

Pohon tembaga yang disebut-sebut jadi tonggak lokasi awal sejarah Banyumas. (Babadbanyumas.com)

Pohon tembaga memiliki warna khas, yaitu cokelat kekuningan seperti tembaga. Pohon ini nggak berbunga, berbuah, atau memiliki biji sehingga disebut-sebut hanya ada satu di Banyumas. Kabarnya, pohon ini terkait dengan awal sejarah Banyumas.

Inibaru.id – Kalau kamu berkunjung ke Makam Tembaga yang ada di Desa Kalisube, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, pasti bakal melihat sebuah pohon besar dengan warna cokelat kekuningan. Pohon tersebut adalah pohon tembaga dan dijadikan nama makam tersebut.

Warga setempat, Suprapto, mengaku sudah melihat pohon tersebut sejak dia kecil. Menurutnya, pohon itu aneh karena nggak pernah berubah ukurannya selama puluhan tahun. Tingginya tetap sekitar 10 meter. Diameternya juga nggak banyak berubah dari sekitar 30 sentimeter.

“Sejak saya masih anak-anak ukurannya nggak berubah. Banyak orang yang bilang pohon ini sudah sangat tua dan hanya ada satu-satunya di Indonesia. Warga sini masih penasaran apakah pohon ini bisa dikembangkan atau tidak,” ucap laki-laki berusia 76 tahun tersebut sebagaimana dilansir dari Suara, (8/9/2017).

Sementara itu, tokoh masyarakat setempat Eyang Gitosewojo menyebut pohon ini disebut dalam kisah Babad Banyumas yang sempat dia baca di Perpustakaan Penerangan Kecamatan Banyumas pada 1956. Dia bahkan yakin jika pohon ini memang terkait dengan terbentuknya Kadipaten Banyumas, Millens.

Menurut laki-laki berusia 85 tahun tersebut, Banyumas dulunya hanyalah hutan dan rawa dan masuk dalam wilayah Kadipaten Wirasaba. Tapi, pemimpinnya, Adipati Wirasaba, dihabisi utusan Kesultanan Pajang pada 1557.

Menantu Adipati Wirasaba, Raden Joko Kaiman atau juga yang dikenal dengan Raden Bagus Semangun kemudian menggantikan posisinya. Dia kemudian mendapatkan gelar Adipati Wargo Utomo II.

Masyarakat setempat merawat Makam Tembaga. (Twitter/Babadbanyumas)

Saat memerintah, dia mendapatkan wangsit atau petunjuk untuk membuka lahan di barat laut Desa Kejawar. Petunjuk tempatnya adalah sebuah sebuah pohon tembaga.

“Kalau pengin lestari dalam menjalankan jabatan adipati, bukalah lahan baru di barat laut Desa Kejawar yang punya pohon tembaga. Begitu wangsitnya,” ucap Mbah Gito dalam Bahasa Jawa sebagaimana dilansir dari Detik, Sabtu (6/3/2021).

Setelah meminta izin kepada orang tua angkatnya, Adipati Wargo Utomo II langsung mencari lokasi Desa Kejawar tersebut. Setelah mencari cukup lama, mereka bisa mengenali pohon tembaga yang sangat berbeda dari pohon-pohon lain yang ada di hutan. Setelah itu, proses pembabatan hutan untuk membangun lahan permukiman baru dimulai.

“Semua pohon ditebangi kecuali pohon tembaga itu,” lanjut Mbah Gito.

Setelah proses pembabatan rampung, banyak warga yang kemudian menghuni lahan tersebut. Peradaban baru tersebut kemudian lambat laun berubah menjadi lebih ramai dan akhirnya membentuk Banyumas modern sebagaimana yang kita kenal selama ini.

O ya, terkait dengan pohon tembaga yang masih berdiri hingga sekarang tersebut, Dinas Perkebunan dari Yogyakarta pernah datang untuk mengambil kulit kayunya untuk diteliti.

Hasilnya, pohon tersebut sangat langka dan nggak ada duanya di tempat lain karena sel-sel kayunya sangat berbeda. Sayangnya, belum ditemui cara agar pohon tersebut bisa dikembangkan.

“Biji dan bunga nggak ada, nggak pernah berbuah. Pada bagian bawahnya juga nggak ada tukulan atau trubus. Tim peneliti kabarnya pernah mencoba mengembangkannya dengan sistem kultur jaringan. Tapi akhirnya gagal. Jadi ya bisa dibilang ini pohon satu-satunya di Banyumas dan usianya kurang lebih sama dengan kabupaten ini, yaitu 450 tahun,” pungkas Mbah Gito.

Hm, jadi tertarik ya melihat langsung pohon tembaga yang kabarnya jadi cikal bakal Kabupaten Banyumas tersebut, Millens? Pohon super langka, nih! (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: