BerandaTradisinesia
Rabu, 22 Feb 2022 08:25

Bagaimana Orang Jawa Memilih Nama Anak?

Nama menjadi cerminan doa dan harapan untuk seorang anak (Instagram/Ronarohana)

Nama adalah doa dari kedua orang tua yang disematkan kepada anak. Hanya, seperti apa sih cara orang Jawa memilih nama anak? Nah, berikut adalah beberapa hal yang mereka perhatikan, Millens.

Inibaru.id – Bagi orang Jawa, nama bisa jadi lebih dari sekadar identitas yang digunakan untuk mengenali seseorang, lo, Millens. Meski terlihat sederhana, nama orang Jawa bisa memiliki makna, harapan, hingga arti tersendiri. Lantas, seperti apa sih cara orang Jawa memilih nama untuk buah hatinya?

Berdasarkan Waktu Kelahiran

Orang Jawa seringkali memberi nama anak berdasarkan waktu kelahiran. Contohnya, anak bernama Ratri yang berarti malam atau Rina yang artinya siang. Ada juga nama lain seperti Fajar yang menandakan sang anak terlahir di kala matahari terbit.

Pada zaman dahulu, bahkan ada anak yang dinamai berdasarkan hari atau neptu kelahirannya. Contohlah, ada yang diberi nama Rebo atau Kliwon. Kalau di zaman sekarang sih, seringnya memakai nama bulan kelahiran, ya Millens. Contohnya adalah April, Agus, dan sebagainya.

Berdasarkan Urutan Kelahiran

Ternyata, urutan kelahiran seorang anak juga menjadi inspirasi orang Jawa dalam memilih nama untuk anak, lo, Millens. Misalnya, Eka atau Eko berarti anak ke satu, Dwi berarti dua untuk anak ketiga, Tri berarti tiga, Catur berarti empat, Panca berarti lima, dan seterusnya.

Oya, ada bentuk lain juga yang bermakna urutan kelahiran seperti Tunggal berarti satu, Perdana berarti anak pertama, atau bahkan Ragil yang menandakan kelahiranan anak bungsu.

Nama dengan makna bunga menjadi simbol kecantikan, keharuman, dan keindahan (Instagram/thepodphotography)

Berdasarkan Harapan Keteladanan

Salah satu inspirasi orang Jawa untuk memilih nama anaknya ialah tokoh perwayangan. Wayang masih dianggap tontonan yang kaya akan keteladanan yang berguna di kehidupan masa kini. Jadi, banyak orang tua yang berharap nama karakter wayang menurunkan keteladannya ke sang anak. Nama-nama seperti Bima, Bayu, Arjuna, Yudhistira, dan lain-lain pun masih banyak dipakai hingga sekarang.

Berdasarkan Kata Benda yang Bersifat indah

Kalau kamu cermat, nama seperti Sekar, Wijaya, Sari, atau Kusuma merupakan nama-nama yang diambil dari bunga. Menurut orang Jawa, bunga memiliki makna yang berkaitan denga keharuman, kecantikan, dan juga keindahan sehingga cocok dijadikan nama anak.

Kata benda yang bersifat indah lainnya seperti Suryo, Purnomo, Lintang yang menunjukkan keindahan di langit juga sering dipakai. Selain itu, orang Jawa juga terinspirasi menggunakan sinonim dari sebuah kata. Misalnya, nama yang bermakna sinonim dari Selamat yaitu Slamet, Bejo, Basuki, Widodo, dan Sugeng. Tujuan memakai nama ini? Tentu saja agar anak bisa selamat dalam kehidupannya.

Berdasarkan Situasi Tertentu

Yang menarik, tak jarang orang Jawa dalam memilih nama anak juga terinspirasi dari berbagai keadaan, situasi, peristiwa, atau kejadian yang terabadikan dalam namanya. Tujuan dari pemberian nama ini sebagai pengingat bagi anak dan orang tua akan situasi tertentu, contohnya Geger berarti kacau karena sang anak terlahir saat kondisi negara atau suatu wilayah sedang kacau, Mardika berarti merdeka, Budi berarti mencari jalan, atau Muji yang berarti memuji.

Wih, menarik ya cara memilih nama orang Jawa. Coba deh cek nama kamu, Millens,, apakah juga memakai pedoman-pedoman di atas? (IB31/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024