BerandaTradisinesia
Sabtu, 25 Feb 2022 17:18

Aneka Ritual Orang Jawa Ketika Gerhana

Aneka Ritual Orang Jawa Ketika Gerhana

Ada mitos pohon dimakan gerhana, lo. (Flickr/ Nikita Novozhilov)

Sebagian masyarakat Jawa percaya kalau saat gerhana, pohon harus disiram atau dipukul-pukul. Kalau nggak, pohon dimakan gerhana atau penyakitan. Kok, bisa?

Inibaru.id – Sumirah, warga Kecamatan Karangawen, Demak, Jawa Tengah, menunjuk sebuah pohon kelapa yang bagian atas dan daun-daunnya rusak karena digerogoti kumbang badak. Meski begitu, nenek tua ini justru nggak menyebut rusaknya pohon kelapa ini akibat serangga, melainkan karena gerhana.

Wit klopone dipangan gerhono (pohon kelapanya dimakan gerhana),” ucap Sumirah tanpa memastikan apakah gerhana ini adalah gerhana bulan atau gerhana matahari.

Menariknya, apa yang dilakukan Sumirah ini sama dengan yang dilakukan warga Kabupaten Jember, Jawa Timur. Contohlah, seorang warga yang tinggal di Desa Wirowongso, Kecamatan Ajung menyebut saat gerhana, maka warga akan memukul-mukul pohon yang ada di dekat rumah.

“Dipukul itu maksudnya agar pohon itu bangun dan tidak mati. Kalau menurut orang sini, karena saat gerhana kondisinya gelap, takutnya pohonnya kaget atau ketakutan, jadi dibangunkan,” ujar Laili, sang warga tersebut, (25/1/2016).

Warga lainnya, Sugeng Prayitno yang berasal dari Desa Patemon, Kecamatan Tanggul, Jember, juga menyebut kebiasaan memukul pohon masih dilakukan saat gerhana. Tujuannya agar sang pohon nggak penyakitan atau mati, juga agar buahnya jadi lebat.

Mitos Gerhana Orang Jawa

Kalau membahas soal gerhana, ada mitos dari Jawa yang menyebut penyebab ‘hilangnya’ bulan atau matahari untuk sementara ini akibat dimakan Batara kala, sang raksasa menakutkan yang kabarnya bisa membawa bencana bagi umat manusia.

Ilustrasi: Mitos pohon dimakan gerhana, padahal, pohon kelapa ini dimakan hama kumbang badak. (sumeks.co)

Berdasarkan cerita yang ada dalam Ensiklopedi Wayang Purwa (1991-265), disebutkan kalau Batara Kala sebenarnya adalah putra dari dewa namun dikutuk menjadi raksasa. Dia sangat dendam dengan Batara Surya alias Dewa Matahari dan Batara Soma/Dewi Ratih yang merupakan Dewi Bulan.

Penyebabnya, Batara Kala ketahuan meminum tirta amerta atau air abadi oleh kedua dewa tersebut dan dilaporkan ke Dewa Wisnu. Nah, dia kemudian dihukum dengan dipenggal hingga jadi kepalanya saja. Namun, karena sudah minum air abadi, dia tetap hidup dan mengejar-ngejar Batara Surya dan Batara Soma untuk balas dendam.

Caranya, Batara Kala memakan matahari atau bulan saat ada kesempatan. Hanya, karena tinggal kepala saja, setelah dimakan, matahari dan bulan ini kemudian muncul kembali, Millens.

Mitos Lain saat Gerhana

Karena adanya kepercayaan kalau gerhana bisa membawa bencana, orang Jawa benar-benar waspada jika fenomena alam ini muncul. Pada zaman dulu, tanaman di sawah atau pekarangan yang jadi bahan pangan bakal disiram air atau dipukul-pukul. Tujuannya agar nggak gagal panen atau terkena penyakit.

Bahkan, hewan ternak juga harus dipastikan tetap terjaga, bukannya tertidur karena kondisi langit yang gelap. Mereka bakal dicambuk dengan dahan pohon oleh para peternak agar nggak mengantuk saat gerhana. Kalau nggak, kabarnya mereka bisa jatuh sakit atau mati, lo.

Karena alasan inilah, ada sejumlah orang yang percaya kalau ada pohon penyakitan atau rusak karena hama, penyebabnya adalah dimakan gerhana. Kalau kamu, percaya juga nggak, Millens? (Tir/Kom/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Iri dan Dengki, Perasaan Manusiawi yang Harus Dikendalikan

27 Mar 2025

Respons Perubahan Iklim, Ilmuwan Berhasil Hitung Jumlah Pohon di Tiongkok

27 Mar 2025

Memahami Perasaan Robot yang Dikhianati Manusia dalam Film 'Companion'

27 Mar 2025

Roti Jala: Warisan Kuliner yang Mencerminkan Kehidupan Nelayan Melayu

27 Mar 2025

Jelang Lebaran 2025 Harga Mawar Belum Seharum Tahun Lalu, Petani Sumowono: Tetap Alhamdulillah

27 Mar 2025

Lestari Moerdijat: Literasi Masyarakat Meningkat, tapi Masih Perlu Dorongan Lebih

27 Mar 2025

Hitung-Hitung 'Angpao' Lebaran, Berapa Banyak THR Anak dan Keponakan?

28 Mar 2025

Setengah Abad Tahu Campur Pak Min Manjakan Lidah Warga Salatiga

28 Mar 2025

Asal Usul Dewi Sri, Putri Raja Kahyangan yang Diturunkan ke Bumi Menjadi Benih Padi

28 Mar 2025

Cara Menghentikan Notifikasi Pesan WhatsApp dari Nomor Nggak Dikenal

28 Mar 2025

Hindari Ketagihan Gula dengan Tips Berikut Ini!

28 Mar 2025

Cerita Gudang Seng, Lokasi Populer di Wonogiri yang Nggak Masuk Peta Administrasi

28 Mar 2025

Tren Busana Lebaran 2025: Kombinasi Elegan dan Nyaman

29 Mar 2025

AMSI Kecam Ekskalasi Kekerasan terhadap Media dan Jurnalis

29 Mar 2025

Berhubungan dengan Kentongan, Sejarah Nama Kecamatan Tuntang di Semarang

29 Mar 2025

Mengajari Anak Etika Bertamu; Bekal Penting Menjelang Lebaran

29 Mar 2025

Ramadan Tetap Puasa Penuh meski Harus Lakoni Mudik Lebaran

29 Mar 2025

Lebih dari Harum, Aroma Kopi Juga Bermanfaat untuk Kesehatan

29 Mar 2025

Disuguhi Keindahan Sakura, Berikut Jadwal Festival Musim Semi Korea

29 Mar 2025

Fix! Lebaran Jatuh pada Senin, 31 Maret 2025

29 Mar 2025