BerandaTechno
Rabu, 19 Sep 2017 16:10

Membatik Lebih Praktis dengan Canting Elektrik

Seorang pembatik menggunakan canting elektrik dan meja berlampu dalam menyelesaikan karya batiknya. (Foto: Luckman Hakim/bangsaonline)

Canting elektrik terlihat lebih ringkas dan praktis lantaran tak memerlukan tungku pemanas lilin. Namun, canting konvensional menang dalam variasi tingkat likuiditas

Inibaru-idCanting adalah senjata bagi seorang pembatik. Alat ini begitu vital sehingga membuatnya amat sulit untuk digantikan. Selama ini, pembatik menggunakan canting berbahan bambu yang digoreskan manual untuk membatik. Namun, kini, canting elektrik juga mulai dikembangkan.

Pada cara konvensional, canting dibuat dari tembaga dan bambu atau kayu. Bambu dipakai sebagai gagang pegangan, berbentuk memanjang. Gagang itu disatukan dengan cawan tembaga yang berujung mata canting.

Cawan kecil berfungsi sebagai gayung. “Gayung” itu dipakai untuk mengambil cairan lilin panas. Sedangkan ujung canting yang berbentuk lancip menyatu dengan cawan, menjadi semacam corong atau pena untuk melukis motif batik di atas kain.

Baca juga: PLTB Sidrap, Era Baru Pembangkit Listrik Energi Terbarukan di Indonesia

Sementara, lilin yang menjadi bahan membatik diletakkan di atas wajan, dipanaskan menggunakan tungku kecil. Tungku diletakkan sangat dekat dengan pembatik untuk memudahkan mereka meraih lilin cair untuk membatik. Pembatik harus meniup canting berisikan lilin cair terlebih dulu seusai diciduk dari wajan lantaran terlalu panas.

Bagaimana dengan canting elektrik? Tak sedikit yang menganggap canting elektrik adalah inovasi istimewa di kalangan para pembatik. Canting elektrik lebih sederhana, ringkas, dan mudah dipakai. Pengoperasiannya pun antiribet.

Sejatinya yang membedakan canting konvensional atau manual dengan canting elektrik hanyalah pada penggunaan energi listrik saja. Namun demikian, teknologi ini mampu memberikan kemudahan bagi pembatik dengan menjadikan canting sebagai alat lukis sekaligus pemanas lilin.

Lilin atau malam tinggal diletakkan pada tabung yang dibuat menyatu dengan canting, kemudian bahan itu akan mencair dengan sendirinya dengan memanfaatkan listrik sebagai pemanas.

Wadah lilin pada canting elektrik berbentuk tabung yang terbuka pada bagian atasnya. Tabung itu berdiameter kurang lebih lima sentimeter. Ujung canting berbentuk pena serupa canting konvensional, dan berfungsi sebagai tempat keluarnya cairan lilin.

Pegangan canting elektrik juga terbuat dari bambu atau kayu yan merupakan isolator. Bahan itu tidak mengantarkan panas sehingga cocok untuk dijadikan sebagai bahan pegangan.

Baca juga: Hebat, Pabrik Robotik Pelumas Karya Anak Bangsa Telah Diresmikan

Canting elektrik dinilai mampu menggantikan peran canting konvensioanal, dan pada saat bersamaan juga berhasil meringankan pekerjaan pengrajin batik. Namun demikian, ada banyak hal dalam canting konvensional yang sulit untuk digantikan.

Pembatik menakar sedikit-banyaknya lilin cair yang keluar dengan mempertimbangkan seberapa panas lilin yang ada di dalam cawan. Jika terlampau panas, lilin akan melebar. Maka, mereka harus meniup-niup ujung canting agar lilin sedikit lebih dingin, baru menggoreskannya di kain.

Hal inilah yang sulit dilakukan dalam canting elektrik. Canting bertenaga listrik cenderung mengeluarkan lilin yang tingkat likuiditasnya sama. Padahal, dalam membatik, pengrajin batik membutuhkan lilin dengan tingkat kecairan berbeda, tergantung pola yang diinginkan. (OS/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: