BerandaPasar
Jumat, 31 Agu 2017 13:02

Ternyata Ini Kendala yang Bikin Pelaku Start-Up di Indonesia Kudu Putar Otak

Start up di Indonesia. (Foto: zahiraccounting.com)

Iming-iming kesuksesan yang didapatkan dari menjalankan bisnis start-up memang sangat menggiurkan. Sayangnya, menjalankan bisnis start-up juga memiliki banyak kendala dan kesulitan.

Inibaru.id - Alih-alih menjadi karyawan di sebuah perusahaan, kini cukup banyak anak muda yang memilih menjadi pelaku bisnis start-up di Indonesia. Kendati menggiurkan, dalam menekuni bisnis start-up, bejibun permasalahan tak dimungkiri kerap ditemui para pelaku bisnis ini.

Tak hanya gempuran pelaku start-up dari luar negeri, kondisi pembinaan di Indonesia yang cenderung masih minim tentu bisa menjadi penghambat atau penyebab kematian bisnis start-up. Sebagai contoh, salah satu bisnis start-up terkemuka di Indonesia, yakni YesBoss, pada akhirnya menyerah dan akan menutup layanannya pada tanggal 31 Oktober 2017 mendatang.

Meskipun belum jelas apa penyebab dari gagalnya start-up YesBoss ini, banyak pihak yang akhirnya menyadari bahwa menjalankan bisnis start-up memang tidak semudah layaknya membalikkan telapak tangan.

Baca juga: Waduh! Jumlah Start Up di Indonesia Justru Terus Menurun

Heru Sutadi, seorang pengamat ekonomi yang berasal dari Indonesia ICT Institute menyebutkan bahwa mereka yang ingin menjadi pelaku start-up harus benar-benar menyadari bahwa persaingan di bisnis digital haruslah dilakukan dengan tekun. Menurut beliau, sebuah start-up baru bisa dianggap bersaing di bisnis digital jika mampu bertahan sekaligus berkembang dalam waktu dua tahun. Selama kurun waktu tersebut, start-up ini seringkali masih harus berpuasa karena tidak mendapatkan pendapatan.

Selain harus tahan banting dan benar-benar berpuasa dalam kurun waktu 2 tahun, Heru menyebutkan bahwa pelaku start-up juga harus rajin-rajin mengiklankan layanannya dan melakukan berbagai promosi lain agar lebih banyak orang yang berminat untuk menggunakan layanan start-up yang sedang Ia jalankan. Jika hal ini tidak dijalankan, bisnis start-up ini tentu tidak akan berkembang.

Menurut Heru, Gerakan 1.000 Start Up yang dijalankan oleh pemerintah justru memberikan dampak negatif bagi perkembangan bisnis start-up di Tanah Air. Memang, hal ini merangsang semakin banyak orang untuk menjadi pelaku bisnis start-up. Namun, ia mengibaratkan bisnis-bisnis start-up yang baru ini sebagai kumpulan balon yang banyak namun mudah pecah sehingga rentan untuk berhenti di tengah jalan.

Baca juga: Wah, Indonesia Jawara Pengguna Instagram Terbanyak Se-Asia Pasifik

Fokus Layanan

Heru menyebutkan bahwa alih-alih terjebak dalam kuantitas, ada baiknya kita justru memfokuskan diri pada kualitas atau layanan yang dibutuhkan para pelaku bisnis start-up ini untuk berkembang. Meskipun jumlahnya tidak terlalu banyak, jika dukungan dari semua pihak lebih baik, maka bisnis ini akan berkembang dengan pesat dan bisa merangsang pelaku start-up lainnya untuk mencontoh teknik-teknik kesuksesan ini dengan baik.

Pemerintah sebaiknya mulai melakukan keberpihakan dengan cara melakukan pembinaan pada para pelaku start-up lokal. Selain itu, mereka juga sebaiknya mempersiapkan ekosistem serta mewujudkan pusat inkubator bagi start-up lokal.

Dengan adanya inkubator ini, maka pelaku start-up bisa dibina, dilatih, dan disosialisasikan. Selain itu, pelaku start-up juga tidak akan terlalu percaya diri dan lebih teliti dalam menjalankan bisnisnya sehingga akan bisa mendapatkan kesuksesan dalam jangka panjang. (AW/IB)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: