BerandaPasar Kreatif
Jumat, 7 Jul 2022 10:07

Tusuk Satai, Sumber Rezeki Warga Blora

Banyak perajin tusuk satai di Blora, Jawa Tengah. (Infopublik/MC Kab. Blora/Teguh)

Desa Gempolrejo, Kecamatan Ngawen, Blora, dikenal sebagai sentra kerajinan tusuk satai atau sujen. Sujen dari tempat ini bahkan dikirim ke luar daerah, lo!

Inibaru.id – Ganjar dan Musripah terlihat sibuk menata ratusan batang tusuk satai di hadapannya. Pasangan yang tinggal di Dukuh Punggur, Desa Gempolrejo, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah ini mengaku harus bekerja lebih keras karena permintaan tusuk satai meningkat sampai 35 persen jelang Iduladha 2022.

Keduanya dibantu oleh sejumlah perempuan paruh baya yang sibuk memotong batang bambu. Tusuk-tusuk satai ini nantinya akan diambil pemesan yang berasal dari wilayah Blora dan sekitarnya.

Desa Gempolrejo memang selama ini dikenal sebagai sentra kerajinan tusuk satai. Per 2017 lalu saja, setidaknya 90 Kepala Keluarga (KK) mengais rezeki dari alat penusuk daging tersebut. Salah satunya adalah Ganjar yang meneruskan usaha ini dari orang tuanya.

“Di sini memang dari simbah-simbah dulu sudah menjadi perajin sujen (tusuk satai). Kami sebagai generasi penerus juga, Alhamdulillah, bisa menyambung hidup (dari sujen),” cerita Ganjar, Rabu (6/7/2022).

Selain menjelang Iduladha, Ganjar bercerita, pesanan tusuk satai juga naik saat puasa Ramadan. Pesanan ini datang dari Rembang, Cepu, Wirosari (Grobogan), dan sejumlah daerah di Jawa Timur.

“Paling jauh Tulungagung. Sebulan sekali ke sini (datang mengambil pesanan),” lanjutnya.

Saat pandemi Covid-19 menerjang Indonesia sejak awal 2020 sampai akhir 2021, usaha tusuk satainya sama sekali nggak terpengaruh. Pesanan tetap lancar seperti biasanya.

Masih Memakai Cara Tradisional

Perajin tusuk satai. (Tribunjateng/Rifqi Gozali)

Sebagaimana warga Dukuh Punggur lainnya, usaha tusuk satai yang digeluti Ganjar masih dilakukan dengan peralatan tradisional. Meski begitu, hal itu nggak mengurangi kemampuannya memasok ribuan tusuk satai dalam jangka waktu tertentu.

“Berhubung kami masih kelas ekonomi rendah, jadi ya serba manual,” jelasnya.

Untuk membuat sujen, pertama-tama Ganjar membeli bambu dari petani. Batang bambu ini kemudian digergaji, dibelah menjadi bilah kecil-kecil, lalu dijemur. Setelah kering, barulah bilah bambu tersebut diperhalus dan diperuncing.

Proses menghaluskan sujen umumnya memakan waktu 20 menit. Untuk ukurannya, tergantung pesanan, tapi biasanya antara 20 sampai 23 sentimeter; berdiameter 3 milimeter untuk daging ayam dan 5 milimeter untuk daging sapi atau kambing.

Terakhir, setelah semua proses dilakukan, tusuk satai bakal dijemur lagi sebelum dikemas dan didistribusikan atau dijual.

Dengan bantuan para tetangganya, Ganjar dan Musripah mengaku bisa memproduksi 5.000 tusuk satai setiap hari, dengan harga yang berbeda-beda, tergantung peruntukan sujen tersebut. Namun, dia enggan menjelaskan lebih lanjut terkait harga jualnya.

Oya, sebagai gambaran, Martinah, perajin sujen dari desa yang sama dengan Ganjar mengungkapkan, pada 2017 lalu dia bisa mengantongi Rp 12 ribu per seribu sujen satai ayam, Rp 20 ribu untuk satai sapi, dan Rp 25 ribu untuk satai kambing.

Selain di Gempolrejo, sentra tusuk satai di Blora juga bisa kamu temukan di Desa Talokwohmojo, Kecamatan Ngawen. Bedanya, para petani membuat tusuk satai sebagai pekerjaan sampingan saat musim kemarau dan sawah nggak bisa digarap, bukannya sebagai sumber penghasilan utama.

Hm, jadi penasaran ya, jangan-jangan tusuk satai yang biasa kita sentuh saat makan sebenarnya dari Blora, Millens. (Apdes,Blo,Tri/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: