BerandaPasar Kreatif
Selasa, 6 Apr 2020 14:05

Telah Mengalami Berbagai Pagebluk, Pengusaha Ayam Pelung di Semarang Ini Sudah Biasa Merugi

Ayam pelung. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Corona turut mempengaruhi usaha ayam pelung milik Prasetyo dan Agustina. Mereka nggak dapat pemasukan tambahan. Selain corona, berbagai pagebluk lain juga telah mereka alami. Apa saja?

Inibaru.id - Pandemi corona kini mengobrak abrik berbagai sektor, termasuk sektor nonformal. Salah satu yang terdampak adalah pembudidaya ayam pelung yang terletak di Kalipancur ini.

Selasa (17/1), saya bertemu dengan Agustina, istri Paulus Heru Prasetyo, pemilik budidaya ayam pelung. Tanpa ragu, saya diajak Agustina ke kandang berukuran sedang yang terletak di belakang rumah.

“Tinggal sedikit,” kata Agustina.

Sambil berbincang, Agustina berkali-kali mengucapkan kata “pagebluk”, sebuah istilah yang juga berarti wabah. Ya, Agustina bersama suaminya telah berkali-kali melewati wabah yang menyebabkan ayam ternaknya mati.

Peternakan ayam pelung. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Dia mengaku beberapa tahun yang lalu saat gunung Merapi meletus, seluruh telur ayam pelung miliknya yang berada di Magelang nggak bisa menetas.

“Telur yang ada di sana (Magelang) nggak pada menetas, habis!” tutur Agustina.

Meskipun Agustina cuma membantu suaminya dalam membudidayakan ayam pelung, dia sedikit banyak tahu dengan apa yang terjadi dengan usaha suaminya tersebut.

Nggak cuma itu, dia dan suaminya kembali mengalami cobaan. Disebutkan sebanyak 44 ekor ayamnya mati karena wabah yang dibawa oleh 1 ayam yang baru dibelinya. Wabah tersebut cuma menyisakan 2 ekor ayam yang masih dipelihara hingga kini. Seiring waktu berlalu dan budidayanya kembali pulih.

Yang paling baru adalah corona. Meskipun nggak mempengaruhi kesehatan ayam, corona bikin aktivitas transaksi tersendat. Wabah corona bikin penjualan ayam dengan kokok yang panjang ini terpaksa gagal. Agustina mengaku suaminya terpaksa membatalkan beberapa pesanan ayam pelung dari pembelinya karena wabah ini.

“Ya gimana lagi, pagebluk gini,” lagi-lagi Agustina menyebutkan kata tersebut.

Seekor ayam pelung di tempatnya paling mahal bisa terjual hingga Rp 2 juta. Tentu sangat banyak kerugian jika harus menghadapi beberapa pagebluk seperti ini.

Ya, nampaknya Agustina dan suaminya telah melalui berbagai asam garam membudidayakan ayam pelung. Nggak cuma mempengaruhi bisnisnya, pandemi corona juga menjadi penghalang buat saya untuk bertemu Prasetyo.

Dalam kesibukannya bekerja dari rumah sekaligus membudidayakan ayam pelung, dia belum mau saya temui. Menurutnya, dia juga was-was dengan pandemi yang kini tengah terjadi, khususnya di Kota Semarang. Untuk itu saya diminta untuk bertemu dengannya jika wabah sudah mereda.

“Ntar aja kalau situasi sudah membaik,” kata lelaki yang akrab disapa Yoyok ini lewat pesan singkat Whatsapp.

Semoga wabah ini segera berakhir dan semua orang bisa beraktivitas seperti semula ya, Millens! (Zulfa Anisah/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: